Menunggu "Kembali" Kejayaan Villarreal

Cerita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menunggu "Kembali" Kejayaan Villarreal

Kemenangan 1-0 atas Valencia di Mestalla, Senin (2/5) dini hari WIB, menjadi berkah yang luar biasa bagi Villarreal pada musim ini. Bagaimana tidak? Kemenangan tersebut membuat "Si Kapal Selam Kuning" kembali ke Liga Champions Eropa setelah mereka terakhir kali bermain pada musim 2011/2012.

Kendati masih menyisakan dua pertandingan, perolehan poin Villarreal tidak akan bisa dikejar oleh tim peringkat kelima, Athletic Bilbao, lantaran Bilbao kalah head to head dengan Villareal.

Perjuangan mereka kembali ke Liga Champions memang cukup berat. Bayang-bayang kesuksesan Villarreal di awal 2000-an ketika masih diperkuat oleh Marcos Senna, Juan Roman Riquelme, dan Diego Forlan, terus menggelayuti tim ini tiap musimnya.

Ekspektasi tinggi dari pendukungnya, tidak membuat tim ini jatuh. Meski lolos ke Liga Champions pada musim 2011/2012, tapi Villarreal akhirnya kembali ke Segunda Division, setelah mencatatkan 15 hasil imbang dan 15 kekalahan dalam satu musim, dan hanya menempati peringkat ke-18.

Kapal Selam Kuning hanya butuh satu musim untuk kembali berlaga di kompetisi teratas Spanyol, La Liga. Kolaborasi pemain senior, macam Marcos Senna, Olof Mellberg, dan Cani, dengan pemain muda, seperti Mario dan Mateo Musacchio, membuat tim ini duduk di posisi kedua, setelah mencatatkan 19 laga tanpa terkalahkan.

Tidak ingin kembali terpeleset, Presiden Villarreal, Fernando Roig, pun mengubah kebijakan klub. Pemain-pemain senior yang sudah ada sedikit demi sedikit dibuang, sementara pemain-pemain muda lulusan akademi klub, maupun dari tim lain diberi banyak kesempatan bermain.

Meski melakukan perubahan terhadap susunan tim Roig, tidak mengubah jajaran kepelatihan tim. Marcelino Garcia Toral, yang menggantikan Julio Velazquez di tengah musim Segunda Division, masih diberi kepercayaan. Pilihan untuk mempertahankan Marcelino pun terjawab di akhir musim 2013/2014, musim pertama mereka di La Liga setelah naik dari Segunda. Di musim tersebut, Villarreal yang menjadi tim promosi, sukses duduk di posisi keenam.

Prestasi tersebut membuat Villarreal berhak untuk bermain di Liga Europa di musim 2014/2015. Harus bermain di dua kompetisi tidak membuat Villarreal melakukan perombakan besar-besaran. Tujuh pemain pun masuk menggantikan lima pemain yang meninggalkan Kapal Selam Kuning.

Bermain di tiga kompetisi dengan mengandalkan banyak pemain muda nyatanya tidak membuat prestasi Villarreal turun. Di musim 2014/2015, turun ke peringkat kedelapan adalah pos terjelek mereka, yang mana perjalanan mereka dalam satu musim berakhir di posisi keenam. Sementara di Eropa dan Copa del Rey, anak asuh Marcelino mampu melaju hingga babak 16 besar dan semifinal.

Di musim ini perjuangan Villarreal lebih berat. Pasalnya, tim-tim yang sepanjang musim 2014/2015 duduk di belakang Villarreal, macam Real Sociedad, Celta Vigo, dan Athletic Bilbao, banyak melakukan perubahan besar di awal musim.

Sociedad yang pada musim 2014/2015 duduk di posisi 12 berani mengeluarkan banyak uang untuk mendatangkan eks pemain Real Madrid, Asier Illaramendi. Belum lagi Celta yang mendatangkan dua striker yang terbilang cukup tajam di musim 2014/2015, Iago Aspas dan John Guidetti, untuk membuat lini depan mereka semakin menakutkan.

Perjuangan Villarreal di awal musim 2015/2016 yang paling terlihat tentu adalah kedatangan Roberto Soldado dari Tottenham Hotspur. Meski demikian, Soldado tak terlalu banyak diharapkan oleh pendukung Kapal Selam Kuning – untuk menggantikan Luciano Vietto yang hijrah ke Atletico Madrid, lantaran ia hanya mampu mencetak satu gol untuk Spurs di musim 2014/2015.

Selain Soldado, Villarreal juga mendatangkan beberapa pemain di lini depan. Beberapa di antaranya adalah wonderkid yang malang melintang di sejumlah klub hebat seperti Barcelona dan Manchester City, Denis Suarez, dan striker asal Prancis, yang sebelumnya bermain untuk Bursaspor, Cedric Bakambu.

Pilihan Marcelino ternyata jitu. Lini depan menjadi pos paling berbahaya tim ini. Total 15 gol mereka torehkan di 10 pertandingan pertama La Liga dan membuat tim ini sempat merasakan jadi pemuncak klasemen sementara di jornada enam dan tujuh.

Meski demikian, jalan Villarreal untuk kembali mengejar tempat di Eropa mudah. Beberapa tren negatif juga sempat dirasakan oleh tim ini di putaran pertama. Bahkan anak asuh Marcelino sempat mengalami empat kekalahan dari tujuh pertandingan.

Rentetan kekalahan tersebut nyatanya mampu diperbaiki oleh Marcelino. Anak asuhnya bahkan membuat tren baik kala membukukan 13 laga tanpa kekalahan. Rentetan laga tanpa kekalahan tersebut bahkan menjadi rekor laga tanpa kekalahan Villarreal terpanjang sepanjang sejarah mereka di La Liga.

Marcelino pun memberikan sedikit resep atas rekor tersebut. Baginya, tim yang akan memenangkan pertandingan adalah tim yang tidak pernah menyerah di hal tersebut selalu ia tekankan di tiap pekan untuk anak asuhnya.

Resep Marcelino ternyata menjadi jurus ampuh timnya. Dari pekan ke-17 hingga ke-35, tim ini stabil berada di peringkat kelima. Tidak hanya itu, Villarreal juga sempat mengejutkan pada musim ini. Salah satu tim yang berpeluang menjuarai La Liga musim ini, Atletico Madrid, bahkan tidak pernah menang dalam dua kali pertemuan di musim ini.

Real Madrid dan Barcelona juga sempat merasakan sulitnya mengalahkan Villarreal. Di putaran pertama, Madrid mampu mereka kalahkan dengan skor 1-0. Sementara Barcelona mampu mereka tahan imbang 2-2 di El Madrigal.

Permainan tidak pernah menyerah Villarreal bahkan terasa hingga Liga Europa. Napoli dan Bayer Leverkusen, yang di atas kertas memiliki skuat lebih baik ketimbang Villarreal, mampu mereka jungkalkan. Selain keduanya, tim yang sempat disebut kuda hitam karena menghancurkan Lazio di Olimpico, Sparta Prague, juga berhasil mereka jungkalkan.

Gelar juara Liga Europa pun masih terbuka bagi Villarreal lantaran tim ini berhasil mengalahkan Liverpool 1-0 pada pertandingan pertama babak semifinal. Peluang mereka terbuka lebar, karena mereka hanya butuh skor imbang di leg kedua.

Tidak hanya dikenal sebagai tim yang menakutkan kala melakukan serangan balik, tim ini juga memiliki pertahanan terbaik di La Liga di musim ini. Perbaikan pun harus dilakukan jika mereka ingin mengulangi capaian semifinal pada musim 2005/2006.

ed: fva

Komentar