Ponaryo Astaman Tentang Regulasi Baru ISC dan #MenolakTurnamen

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ponaryo Astaman Tentang Regulasi Baru ISC dan #MenolakTurnamen

Kompetisi reguler akan kembali digelar bulan April nanti. PT Gelor Trisula Semesta (GTS) selaku operator akan menggulirkan Indonesia Soccer Championship (ISC) sebagai kompetisi reguler pengganti Liga Super yang terhenti sejak tahun 2015 lalu. ISC sendiri akan menjadi awalan untuk bergulirnya agenda-agenda sepakbola lain dalam skala nasional seperti Piala Soeratin dan Liga Nusantara.

Setidaknya ada dua terobosan baru yang dibuat oleh PT GTS untuk keberjalanan kompetisi nanti, yaitu subsidi bagi klub peserta dan juga peraturan baru terkait kontrak pemain yaitu salary cap dan pengurangan poin bagi klub yang terlambat membayarkan gaji para pemainnya.

Terkait hal ini sudah banyak pihak yang menyuarakan pendapatnya terkait regulasi baru yang diluncurkan oleh operator kompetisi. Tidak ketinggalan, Gelandang Pusamania Borneo FC (PBFC), Ponaryo Astaman, memiliki pendapatnya juga terkait regulasi ini.

Dihubungi via telepon oleh penulis, Ponaryo yang juga presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) ini berujar bahwa regulasi baru ini sudah cukup ideal, tinggal bagaimana operator kompetisi bisa konsisten dari pelaksanaan regulasi tersebut. Pria berusia 36 tahun ini juga menyatakan bahwa ia merasa perlu adanya komunikasi terlebih dahulu antara pemain dengan operator agar bisa meminimalisir kendala-kendala yang sebelumnya terjadi.

"Sebenarnya secara umum untuk masalah regulasi, kami ingin ada komunikasi yang intens terlebih dahulu dengan operator (kompetisi)" ujar Ponaryo membuka pembicaraan. "Saya mengerti dalam membuat peraturan dan regulasi bukan saja untuk pemain tetapi juga untuk klub, agar berimbang tentunya pandangan dari setiap pihak harusnya didengarkan juga"

"Tujuannya adalah agar mereka (operator) bisa dengar langsung dari pemain dan mengetahui apa saja yang menjadi kendala bagi kami para pemain selama ini. Meskipun demikian, apa yang sudah diputuskan operator sangat kami apresiasi. Yang perlu dicermati adalah konsistensi dari pelaksanaan regulasi tersebut"

"Dengan budget yang sudah disebutkan terkait salary cap, kami berharap nantinya jangan sampai ada pemain yang kemudian mendapatkan upah under payment, dengan kata lain dibawah standar atau tidak sesuai dengan kesepakatan awal"

"Kita memulai kompetisi baru dengan semangat baru, jadi harus semaksimal mungkin untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah-sudah" itulah jawaban pria yang akrab disapa Popon ini ketika ditanya mengenai apakah dirinya optimis terkait kompetisi reguler yang akan kembali digelar.

Ketika Piala Gubernur Kalimantan Timur digelar, Ponaryo melalui APPI sempat menggagas gerakan #MenolakTurnamen yang kemudian diikuti oleh para pemain lain. Gerakan ini memiliki tujuan awal untuk meminta segera digulirkannya kompetisi reguler secepatnya, dan menolak bermain untuk pertandingan dalam skala turnamen. Dengan kemunculan Ponaryo yang membela klubnya PBFC di turnamen piala Gubernur Kaltim, tentunya ini memunculkan tanda tanya besar.

"Sudah beberapa kali disebutkan dan APPI juga sudah membuat press release-nya. dari poin ke poin itu jelas. Terutama poin keenam yaitu kami akan menghentikan gerakan apabila sudah ada kepastian mengenai kompetisi reguler" Jawab Ponaryo.

Enam deklarasi APPI
Enam deklarasi APPI - sumber : galeri pribadi Ponaryo Astaman

"Kenapa terlihat mepet, karena saya dan exco (excecutive comitte) APPI baru menerima kepastian mengenai kompetisi akan digelar pada 15 April adalah pada tanggal 26 Febuari (sehari menjelang kick-off Piala Gubernur Kalimantan Timur). Kami benar-benar menunggu keputusan hingga last minute. Sebelum ada kepastian, bisa ditanyakan ke manajemen Arema, Sriwijaya FC, dan PBFC bagaimana sikap saya, Firman Utina, dan Ahmad Bustomi terkait bermain di turnamen"

Karena penasaran, penulis kemudian memberanikan diri untuk bertanya apakah sudah mendapatkan jaminan bahwa kompetisi pasti akan kembali bergulir. Dan bagaimana apabila nantinya akan tidak sesuai dengan yang sudah dijanjikan, apakah akan kembali mogok bermain, begini jawaban Ponaryo.

"Sudah dapat kepastian, lagipula sudah ada statement resmi dari PT GTS selaku operator.  Saya kira kalau nantinya meleset (diundur) bukan hanya pemain yang akan menuntut. Tetapi seharusnya klub juga melakukan hal yang sama"

"Karena dalam tenggat waktu hingga 15 April nanti, klub juga sudah pasti melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sponsor dan kontrak pemain. Artinya klub juga akan merugi kalau pada akhirnya kompetisi ditunda. Itulah kenapa saya selalu bilang klub dan pemain harusnya mengambil sikap yang sama (menolak turnamen) apabila nantinya tidak ada kejelasan mengenai kompetisi reguler" pungkas Ponaryo

Foto : liputan6.com

Komentar