Menanti Hasil Perguruan Spalletti Kepada Ancelotti

Cerita

by redaksi

Menanti Hasil Perguruan Spalletti Kepada Ancelotti

Rekor apik AS Roma kala ditukangi Luciano Spalletti tatkala melawan Real Madrid menjadikan pelatih kelahiran Certaldo, sebuah kota kecil di Italia, 56 tahun silam ini banyak disoroti oleh para penggila bola. Terang saja, ia mampu meracik strategi hingga Real Madrid kala itu berhasil dikalahkan 2-1 baik kandang maupun tandang.

Menghabiskan waktu lima tahun di klub Rusia, Zenit St. Petersburg tidak membuat pelatih berkepala plontos ini perlu lama-lama nyetel dengan AS Roma. Sebagai bukti, AS Roma kini mencatatkan empat kemenangan beruntun di empat laga terakhir setelah di laga awal ia melatih hanya imbang melawan Verona dan kalah melawan Juventus di liga Serie A.

Roma beruntung karena memiliki pelatih yang sangat mengidolakan AS Roma dan memiliki ikatan emosional yang kuat. “Saya kembali melatih Roma karena itu perasaan yang luar biasa. Hanya mereka yang pernah (berada) disini yang akan mengerti itu. Roma seperti masuk ke dalam darah, dan saya adalah pendukung (Roma),” ujarnya kepada AS.

Cerita kesuksesannya bermula saat ia menukangi klub Empoli. Spalletti menukangi klub di daerah Tuscany tersebut tidak lama setelah ia memutuskan gantung sepatu di klub yang sama. Saat menukangi Empoli 1993 hingga 1998, Empoli berhasil dibawanya promosi dari Serie C1 hingga ke Serie A. Disana juga ia menyabet Coppa Italia di Serie C.

Lepas dari Empoli, ia melanjutkan karier kepelatihannya di Sampdoria selama semusim dan Venezia yang hanya seumur jagung. Setelah itu ia pindah ke Udinese, lalu ia pindah ke Ancona, sebelum ia kembali ke Udinese musim selanjutnya. Pada masa kerja keduanya di Udinese ini dan berhasil membawa I Zebrette ke posisi empat klasemen dan lolos kualifikasi Liga Champions sehingga menuai bayak pujian.

Dalam petualangannya di Rusia bersama Zenit, Luciano Spalletti meraih dua gelar Liga Rusia, serta masing-masing satu Piala Rusia dan Piala Super Rusia. Pengalamannya di kompetisi Eropa juga terasah, terbukti Zenit regular bermain di kancah Eropa tiap musimnya, bahkan mencatatkan rekor tersendiri bagi Zenit St. Peterburg, yaitu lolos ke fase knock-out Champions League, pertama dalam sejarah klub yaitu pada musim 2011/12. Zenit saat itu terpaksa gugur setelah disingkirkan Benfica.

Di tahun perdananya di Rusia, Spalletti membuat Zenit meraih 40 poin dari 12 kemenangan dan 4 imbang dalam 16 laga sehingga mencatatkan Zenit menjadi pengumpul poin terbanyak dengan jumlah laga sebanyak itu di Russian Premier League.

Berbagai raihan itulah rupanya yang membuat presiden AS Roma, James Pallota, berpikir bahwa Spalletti-lah pilihan yang paling tepat untuk Roma saat ini. Ditambah lagi, ia sudah hilang kesabaran oleh hasil yang diberikan pelatih sebelumnya, Rudi Garcia.

Bahkan eks-pelatih AS Roma, Fabio Capello memperingatkan Real Madrid bahwa AS Roma adalah tim yang berbeda di bawah pelatih Luciano Spalletti. "Katakan saja bahwa Real sekarang harus merasa kurang percaya diri. Mereka (Real Madrid) harus berhati-hati,” ujarnya kepada Cadena Cope.

Menurut pelatih yang berhasil membawa Roma meraih scudetto musim 2000/01 itu, Giallorosso banyak mengalami perubahan positif semenjak ditangani Spalletti. Perubahan semakin terasa setelah mereka mengganti formasi sehingga tampil lebih apik sehingga berbuah kemenangan bagi tim berjuluk Serigala Ibukota tersebut.

Sekadar mengingat kembali, Spalletti berhasil mempersembahkan dua gelar Coppa Italia yakni musim 2006/07 dan 2007/08. Sayangnya, Spalletti kala itu gagal meraih scudetto sebanyak 3 kali beruntun sejak awal kedatangannya pada musim 2005/06.

Luciano Spaletti mengaku bahwa Carlo Ancelotti adalah guru terbaik sekaligus teman baginya. Ia mengaku sering santap malam bersama Don Carletto. Ia bahkan belajar banyak dan sebanyak mungkin mendapat ilmu dari eks pelatih Real Madrid tersebut. Spalletti menyebut Ancelotti sebagai "sekolah" bagi para juru taktik.

Pada awal 2000-an, banyak pelatih menggunakan formasi pohon natal beserta variasinya, dan Ancelotti adalah salah satu maestro-nya. Karena itu pula beberapa kesebelasan top selalu berusaha mendapatkannya, termasuk musim depan di mana Ancelotti menukangi Bayern Munchen.

Sementara itu, raihan yang Spaletti dapatkan bersama Roma saat dahulu diharapkan mampu mambawa Roma ke masa kejayaannya. Yang terpenting, ia harus belajar banyak kepada Ancelotti bagaimana caranya agar bisa menjuarai Serie A dan Champions League. Dan menyingkirkan Real Madrid yang pernah ditukangi Ancelotti menjadi langkah awal bagi Roma untuk bisa bermimpi meraih trofi juara Liga Champions.

Sumber lain: AS, footballitalia

Foto: asroma

[tr]

Komentar