Ferenc Puskas yang Tidak Pernah Memenangkan Puskas Award

Cerita

by Dex Glenniza Pilihan

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Ferenc Puskas yang Tidak Pernah Memenangkan Puskas Award

Meskipun bukan pemain yang terkenal, banyak yang membicarakan gol Wendell Lira, eks penyerang Goianesia Esporte Clube, ke gawang Atletico Clube Goianiense pada kompetisi Campeonato Goiano 2015. (Selengkapnya: Gol Wendell Lira, dari 297 Penonton ke Masyarakat Seluruh Dunia)

Tak heran memang, gol pemain yang sekarang bermain di Vila Nova Futebol Clube ini memperoleh perolehan 46,7% suara untuk memenangkan Penghargaan Puskas atau Puskas Award alias gelar gol terbaik sepanjang tahun di Ballon d`Or Gala 2015 dini hari tadi (12/01/2016).

Namun, jika kita lebih seksama mengkhidmati Penghargaan Puskas tersebut, bukan Lira lah yang menjadi sorotan, melainkan nama dari penghargaan itu sendiri, yaitu (Ferenc) Puskas.

Sejarah Puskas Award

Nama Puskas Award diambil dari nama Ferenc Puskas, legenda pencetak gol terbesar sepanjang masa yang berasal dari Hungaria. Sepanjang kariernya dari 1943 sampai 1966, ia membela Budapest Honved dan Real Madrid, mencetak 512 gol dari 528 pertandingan.

Di level kesebelasan negara juga ia menjadi pemain yang hingga saat ini terkenal sangat produktif, yaitu 84 gol dari 85 pertandingan untuk Hungaria; atau hampir ia mencetak gol setiap kali ia bermain, sampai-sampai mereka terkenal dengan sebutan "The Magical Magyars".

Setelah ia meninggal pada 17 November 2006 di usia 79 tahun karena pneumonia, adalah Dr. Istvan Csorba yang pertama kali memiliki ide untuk menamai penghargaan gol terbaik dunia dengan nama Puskas.

Dengan persetujuan dari keluarga Puskas, ia kemudian mengajukan saran kepada FIFA agar penghargaan gelar gol terbaik diberikan dengan nama Puskas Award. Sayangnya, pada 9 Oktober 2009, Dr. Csorba meninggal dunia sehingga dia tidak bisa melihat hari ketika kontrak ditandatangani oleh Presiden FIFA saat itu (atau saat ini juga masih?), Sepp Blatter dalam kunjungannya ke Felcsut, sebuah desa di Hungaria.

"Hal ini penting untuk menjaga ingatan mereka terhadap pesepakbola hebat yang telah meninggalkan jejak mereka di sejarah kita. Ferenc Puskas tidak hanya pemain dengan bakat besar yang memenangkan banyak penghargaan, tetapi juga seorang pria yang luar biasa. FIFA, karena itu, senang untuk memberikan penghormatan dengan mendedikasikan penghargaan ini untuk mengingat dirinya," kata Blatter pada saat itu.

Sejak saat itu, hadirlah dokumen yang menyatakan kesepakatan untuk memberikan hadiah terhadap gol terbaik (atau "terindah" menurut dokumen resmi) yang kemudian kita kenal sebagai Puskas Award. Sejak 2009, penghargaan ini disajikan bersamaan dengan Ballon d`Or, penghargaan untuk gelar pemain terbaik dunia yang diselenggarakan setiap tahun.

Ketika kita bosan dengan dominasi Messi-Ronaldo, Puskas Award tetap menjadi berkah

Trofi yang berbentuk gawang dengan bola sepak di jala itu disajikan untuk pertama kalinya oleh istri Ferenc Puskas, Erzsebet, di Congress Centre di Zurich, Swis.

Piala Penghargaan Puskás - sumber: Puskás.com Piala Penghargaan Puskas - sumber: Puskas.com


"Itu adalah kehormatan besar bahwa FIFA, yang sudah dari masa kanak-kanak [saya] adalah salah satu organisasi yang paling dihormati di dunia, telah mengambil nama Puskas untuk sebuah penghargaan penting. Atas nama Ocsi [julukan Puskas yang berarti "sobat"], saya berterima kasih kepada semua orang yang mencintai permainan dan kepribadian Ferenc Puskas serta para pengagumnya di seluruh dunia," kata Erzsebet saat memberi gelar pertama untuk gol Cristiano Ronaldo (saat itu bermain di Manchester United) ke gawang FC Porto pada Gala 2009.

FIFA memberikan penghargaan `Goal of the Year` kepada pencetak gol, baik laki-laki atau perempuan, yang bisa menciptakan gol yang: (1) merupakan gol yang cantik (subyektif di antara gol jarak jauh, kerjasama tim, tendangan overhead, permainan individu, dll), (2) tanpa memandang kepentingan kompetisi, gender, dan nasionalitas, (3) tidak dihasilkan dari keberuntungan, kesalahan atau bola pantulan rekan setim maupun lawan, dan (4) mendukung fair play, misalnya pemain tidak doping, berlaku curang, dan lain-lain.

Satu hal penting yang kita lihat dari penghargaan ini adalah sudut pandang estetika serta nilai dari gol tersebut.

Sejak 2009, CR7, Hamit Altintop, Neymar, Miroslav Stoch, Zlatan Ibrahimovic, James Rodriguez, dan Lira berturut-turut memenangkan gelar prestisius ini. Sejujurnya "hanya" Puskas Award yang menarik untuk kita simak di saat Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo (mungkin masih akan terus) bergantian memenangkan gelar pemain terbaik dunia.

Bisakah Puskas memenangkan Puskas Award?

Tidak dipungkiri, Puskas adalah seorang legenda yang bisa mencetak banyak gol. Tetapi menamai gelar gol tercantik dengan nama Puskas pastinya menimbulkan (sedikit) argumen. Masalahnya, Puskas hadir pada era yang belum semodern sekarang ini, tidak ada catatan lengkap (apalagi video) yang bisa menunjukkan bahwa Puskas adalah pencetak gol yang cantik.

Dari 23 tahun karier sepakbolanya sebagai pemain, ada satu klip yang mungkin beruntung bisa diabadikan, yang menunjukkan trik dan gol yang (menurut keterangan di situs resmi FIFA) "kita tidak akan bosan melihatnya". Saat itu Puskas bersama Hungaria sedang menghadapi Inggris. Videonya bisa kita simak di atas.

Sejujurnya, setiap orang boleh saja memiliki argumen yang berbeda-beda mengenai Puskas. Lagipula cantik ataupun tidak cantik, indah ataupun tidak indah, itu semua masalah selera.

Namun, satu hal yang pasti: nama Puskas akan terus dikenang karena warisan terbaiknya di sepakbola, yaitu gol.



Sumber foto dan informasi: Puskas.com dan FIFA.com

Komentar