Tak Perlu Rasanya Mancini Dibebani

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tak Perlu Rasanya Mancini Dibebani

Corso terbukti benar. Miranda dan Murillo langsung menjadi duet andalan namun keberhasilan Mancini menerapkan kebijakan rotasi membuat penampilan Inter sebagai kesebelasan tetap terjaga. Sesekali, Gary Medel bermain sebagai bek tengah untuk memberi waktu istirahat kepada Miranda dan Murillo. Setelah menjalani 18 pertandingan mereka hanya kebobolan 11 kali; rekor terbaik Inter dalam 26 tahun terakhir (sama baik dengan 2007/08, juga ketika ditangani Mancini). Mauro Icardi pun tampil bagus. Ia mencetak delapan gol dari 12 tembakan tepat sasaran pertamanya di Serie A musim ini.

Saat ini Inter masih menduduki peringkat pertama di tabel klasemen sementara, dengan koleksi satu poin lebih banyak dari Fiorentina dan SSC Napoli di peringkat kedua serta tiga poin lebih banyak dari Juventus di peringkat keempat. Selisih seketat itu jelas tidak menempatkan Inter di posisi aman, mengingat masih ada 20 pertandingan tersisa di musim ini. Jika Inter kalah di pekan ke-19 dan di saat yang bersamaan ketiga kesebelasan yang ada di bawahnya (plus AS Roma yang saat ini menduduki peringkat kelima) meraih kemenangan, Inter akan langsung terlempar ke peringkat keempat. Namun apakah itu lantas membuat Mancini gagal?

Jawabannya tidak, karena targetnya sedari awal memang bukan juara. Rencana Mancini musim ini adalah membawa Inter kembali ke Liga Champions. Selama Inter berada di zona Liga Champions, Mancini tidak bisa dicap gagal. Mengakhiri putaran pertama di peringkat keempat memang akan membuat Inter terlempar ke zona Liga Europa. Namun berada tepat satu peringkat di luar target akhis musim pada pertengahan musim jelas bukan dosa besar. Dengan semua modal yang ia miliki – pemain, kedudukan kesebelasan di tabel klasemen sementara – Mancini sangat mungkin berhasil memenuhi targetnya musim ini.

“Selalu sulit kembali ke kesebelasan di mana kita memenangi Scudetto dan Coppa,” ujar Mancini. “Mustahil untuk menjadi lebih baik. Tapi, ketika Inter menghubungi saya, saya kembali dan saya mengambil semua risiko dalam pekerjaan yang sangat sulit ini.”

Atas semua kerelaannya mengakui keterbatasan diri, rasanya Mancini pantas mendapat semua dukungan untuk meraih target yang ia tentukan. Musim ini itu berarti lolos ke Liga Champions. Lebih dari itu adalah bonus. Jauhilah pembicaraan mengenai Scudetto. Tak Perlu Rasanya Mancini Dibebani.

Komentar