Klopp Harusnya Istirahat Lebih Panjang

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Klopp Harusnya Istirahat Lebih Panjang

David Wagner baru saja ditunjuk menjadi manajer Huddersfield empat pekan silam. Kepada Andy Hunter dari The Guardian, Wagner bercerita banyak tentang Klopp, termasuk momen “curang” Klopp di Mainz.

Pertemuan pertama Wagner dengan Klopp terjadi pada awal 1990-an atau tepatnya pada 1991. Kala itu, Klopp sudah bergabung dengan Mainz pada 1990 dan menjadikan Mainz sebagai satu-satunya kesebelasan profesional yang pernah ia bela.

Setelah pertemuan tersebut, hubungan Wagner dengan Klopp kian erat. Awalnya, Wagner diajak Klopp untuk pindah ke Anfield, tapi Wagner tak bisa mengikuti jejak kompatriotnya tersebut. Pasalnya, Wagner ingin melangkah sebagai manajer utama.

“Aku tahu dia direkrut Liverpool, tapi aku masih berada dalam kontrak bersama Dortmund dan itu bukanlah hal mudah untuk meninggalkan tim yang aku bangun selama musim tersebut. Dia tahu benar apa yang aku pikirkan dan dia juga memberiku saran ketika aku bertanya tentanganya terkait Huddersfield. Dia bilang: ‘Lakukan saja,” kata Wagner.

Terkait meledaknya keberhasilan Klopp di Liverpool, Wagner menyatakan kalau itu bukanlah karena faktor pelatih yang memenangi dua gelar Bundesliga tersebut, melainkan karena etos kerja keras yang dibangun Klopp di dalam tim.

“Aku kenal Juergen lebih lama ketimbang aku mengenal istriku sendiri,” tutur Wagner dikutip The Guardian.

Wagner bercerita kalau kala itu, Klopp sengaja mengubah posisinya yang asalnya penyerang menjadi bek. Alasannya? “Aku mengambil tempatnya di tim (sebagai penyerang), jadi dia mengubah perannya dari penyerang menjadi bek karena itu lebih mudah buatnya!”

Meskipun “curang”, tapi Wagner merasa kalau Klopp selalu melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Klopp selalu memikirkan bagaimana membawa timnya menjadi lebih baik.

“Aku pikir, jika Anda melakukan hal seperti itu, Anda adalah pelatih yang bagus. Anda tidak akan pernah bisa menghentikan otak Anda untuk memikirkan apa yang terjadi besok atau pekan depan atau beberapa jam lagi. Tidak mungkin untuk berhenti berpikir di sepakbola,” kata Wagner.

Ini yang membuatnya amat senang saat Klopp memutuskan untuk mundur dari Dortmund dan menganggur selama hampir empat bulan. Pasalnya, Klopp tak pernah melepaskan pikirannya dari tim dan sepakbola itu sendiri. Wagner bahkan menginginkan Klopp untuk istirahat lebih lama “Karena dia bekerja keras setiap hari, setiap bulan, selama 14 tahun dan selalu berada dalam situasi sulit; pernah hampir terdegradasi, sulit meraih promosi, atau sulit untuk mencapai babak final Liga Champions.”

Di tangan Klopp, kesebelasan yang ia besut selalu bekerja keras hingga hari terakhir dalam musim tersebut. Menjadi wajar jika ia “berhasil” menempatkan Dortmund musim lalu di peringkat ketujuh Bundesliga pada akhir musim. Padahal, di awal hingga pertengahan musim, Dortmund diprediksi akan terdegradasi karena sejumlah hasil buruk. Bahkan, hingga pekan ke-19, Dortmund masih berada di peringkat ke-18.

Wagner sejatinya memang tidak salah menyebut Klopp sebagai pelatih yang selalu memikirkan bagaimana perkembangan timnya. Pemilihan untuk beristirahat dari sepakbola—dengan mundur dari Dortmund pada akhir musim lalu—benar-benar pilihan yang tepat. Lihat bagaimana Klopp terlihat lebih berseri saat pertama kali diperkenalkan ke publik. Lihat pula bagaimana candaan segarnya kepada para wartawan di ruang konferensi pers.

Bagaimana dengan sekarang? Klopp memang belum menunjukkan tanda-tanda tertekan dalam wajahnya. Namun, jelang pertandingan menghadapi Newcastle United tadi (6/12) malam, Klopp berdiri di garis tengah lapangan. Anehnya, ia tidak memerhatikan para pemainnya, melainkan memerhatikan dengan seksama para pemain Newcastle yang tengah pemanasan. Entah apa yang tengah ia pikirkan.

Hasil positif selama menangani Liverpool tak membuat beban di kepalanya berkurang. Usai mengalahkan Swansea di Anfield (yang menjadi kemenangan Klopp pertama di kandang), sang manajer justru tak bisa melupakan saat mereka dikalahkan Crystal Palace. Kekalahan tersebut membuat bayang-bayang kehidupan yang tenang di Liverpool pupus. Klopp mesti bekerja ekstra keras untuk membuktikan kalau ia benar-benar layak membesut The Reds.

“Terkadang aku ingin mengubah kepribadianku tapi aku tak bisa melupakan kekalahan menghadapi Crystal Palace. Jika kami memenangkannya, aku bisa bilang kalau itu sudah oke,” kata Klopp dikutip dari Sky Sports.

Terkait Liverpool, Klopp berusaha untuk terus menjaga konsentrasi anak asuhnya agar tetap fokus pada pertandingan. “Kami harus bermain sepakbola. Kata “bertanding” adalah segalanya yang Anda butuhkan. Untuk saat ini, itu tak masalah. Mungkin, kami bisa melakukannya lebih baik, tapi kami tak pernah tahu. Kami harus terus berjuang. Kami bahkan belum sampai setengahnya pada musim ini. Kami pikir kami punya waktu yang panjang dan kami harus selalu melakukan langkah selanjutnya,” papar Klopp.

Dengan segala hal yang terjadi di Liverpool, apa yang dialami Klopp saat ini mungkin baru akan mencapai puncaknya usai bursa transfer Januari mendatang. Selain cedera kambuhan sejumlah pemain, kebijakan transfer dewan klub bisa jadi membikin pusing di kepala Klopp kian menjadi.

foto: eurosport.com

Komentar