Enam Momen El Clásico Terbaik Sepanjang Sejarah

Cerita

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Enam Momen El Clásico Terbaik Sepanjang Sejarah

Saat menjadi pemain, Johan juga mengusulkan pendirian akademi yang lebih terstruktur pembinaan pemain muda seperti apa yang dilakukan oleh mantan klubnya Ajax Amsterdam ketika membina pemain muda. Sumbangsih besarnya tersebut terealisasi dan ia sendiri mulai menuai apa yang ia impikan (dengan akademi tersebut) ketika ia melatih Barcelona pada kurun waktu 1988 sampai 1996. Trofi perdana Piala Champions Eropa pun singgah di lemari Barca ketika ia membesut Barcelona. Namanya akan terus abadi dan akan terus dikenang sebagai salah satu pengubah nasib Blaugrana.

EL Clasico 1994, 1995: Michael Laudrup yang Menikmati dua kali La Manita

La Manita, secara harfiah berarti tangan kecil. Namun dalam EL Clasico, La Manita adalah skor 5-0 dan merupakan ejekan kepada tim lawan sambil mengacungkan lima jari yang menandakan kemenagan dengan skor lima tersebut.

Michael Laudrup merupakan salah satu pemain yang bisa dibilang paling beruntung di dunia. Terlepas dari kontroversinya atas kepindahan langsung dari Barcelona menuju Madrid, Laudrup pernah merasakan membantai Real Madrid dengan skor 5-0 dan setahun setlahnya ia membantai Barcelona dengan skor yang sama, 5-0.

Seorang asisten pelatih di Real Madrid mengenang momen tersebut. ia saat itu bergegas menuju ruang ganti setelah kemenangan 5-0 tersebut dan melihat Laudrup sedang duduk sambil tersenyum. Laudrup berkata; “aku telah memenangkan pertandingan 10-0.”

El Clasico 2002: Kepala Babi untuk Luis Figo

pig head
Kepala babi dekat tiang corner (sumber: Getty Images)

Pada 23 November 2002 lalu, Luis Figo kembali ke Camp Nou untuk yang kedua kalinya. Setelah awalnya ia mendapatkan cemoohan dari seisi Camp Nou serta ditimpuki dengan berbagai benda seperti korek api, kaleng bir hingga botol minuman mineral, kini ia kembali ditimpuki dengan benda yang sangat fenomenal yaitu; kepala babi.

Sebelum pertandingan, Figo memang sempat berujar bahwa ia sangat khawatir perihal orang-orang yang kelewat marah (para fans Barca) akan kehilangan akal dan kendalinya. Kekhawatirannya terjadi ketika ia memutuskan untuk mengambil tendangan penjuru saat pertandingan berlangsung.

Wasit Luis Medina Cantalejo akhirnya menghentikan pertandingan selama hampir 20 menit. Gerard Pique yang saat itu berada di tribun mengenang kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa “Seluruh penonton marah besar, emosi sangat sulit dikendalikan,” kenangnya seperti dikutip dari laman Goal. Akhirnya media massa Spanyol menamai “Derbi de la Verguenza” yang berarti “ Derby of Shame.”

El Clasico 2011: Magis Messi

Musim 2010/2011 menjadi penanda kedatangan Jose Mourinho pulang ke tanah Spanyol. Kini ia bukan pulang ke Barcelona yang pernah ia bela saat menjadi asisten Sir Bobby, melainkan menjadi pelatih kepala Real Madrid. Kedatangaan Jose Mourinho mampu membangkitkan rivalitas anatar Real Madrid Barcelona, Mou dan Pep, serta CR7 dan Leo Messi.

Pada musim tersebut, tercatat lima kali pertemuan antar Barcelona dan Real Madrid dengan rincian dua kali di kancah La Liga, satu kali di final Copa del Rey dan dua kali di semifinal Liga Champions Eropa. Lebih mengejutkan lagi, dalam kurun waktu 18 hari sejak 16 April 2011 hingga 3 Mei 2011, Real Madrid dan Barcelona harus bentrok sebanyak empat kali.

Kulminasi pertandingan klasik tersebut tersaji pada pertandingan 27 April 2011. Sepekan setelah CR7 memastikan trofi Copa singgah ke kota Madrid, kini giliran Messi menunjukkan magisnya dengan mencetak gol ajaib dari tengah lapangan.

Menerima umpan pendek Sergi Busquets, Messi berlari melewati Lass Diarra, Xabi Alonso, Sergio Ramos, Raul Albiol dan Marcelo sebelum akhirnya menaklukkan Iker Casillas. Gol yang diciptakan di Santiago Bernabeu tersebut adalah modal gol tandang bagi Barca untuk melaju ke final Wembley menghadapi Manchester United. Akhirnya, Barcelona mampu merengkuh gelar liga Champions Eropa untuk keempat kalinya beserta gelar La Liga di akhir musim 2010/2011 tersebut.




Tulisan ini disadur dari ESPN FC dengan melakukan perubahan seperlunya.

Komentar