Tentang (Media) Sepakbola Inggris yang Dianggap Berlebihan

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tentang (Media) Sepakbola Inggris yang Dianggap Berlebihan

Komentar tersebut lahir setelah Arsenal ditaklukkan Olympiakos pada ajang Liga Champions awal Oktober lalu, media masih menanyakan tentang konflik dirinya dengan Jose Mourinho. Hal tersebut menurut Wenger sangat membosankan.

“Anda lihat? Hentikan cerita itu atau kita sudahi konferensi pers ini,” seloroh Wenger ketika ditanyai tentang hubungannya dengan Mourinho. “Saya pikir kalian kehabisan kreatifitas pada konferensi pers saat ini. Kalian sangat, sangat, sangat, sangat membosankan.”

Keluhan Wenger di atas tentunya baru mengenai satu kasus, belum lagi dengan tekanan media mengenai Arsenal yang sulit juara, badai cedera, atau aktivitas transfer Arsenal beberapa musim terakhir. Namun tentunya Wenger sudah terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengingat dirinya sudah hampir 20 tahun menangani The Gunners.

Tapi ternyata tak semua manajer termakan oleh perilaku media Inggris seperti yang sudah disebutkan di atas. Dibandingkan dengan manajer-manajer yang telah disebutkan di atas, manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, tak terlalu memusingkan pendapat media. Meski dirinya mendapatkan tekanan karena melatih Manchester City yang haus akan gelar juara baik di Inggris maupun di Eropa bahkan isu pemecatannya pada akhir musim 2014/2015, manajer asal Cile ini nyaris tak pernah berpersoalan dengan media.

Pellegrini memang cenderung selalu tenang setiap menjawab pertanyaan media. Ia nyaris tak pernah bersinggungan dengan manajer manapun. Ini merupakan kelebihan Pellegrini yang bisa meredam emosinya meski sebenarnya ia pun seringkali sedang berada dalam mood yang tidak bagus.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu anak asuhnya yaitu Pablo Zabaleta. Bek kanan asal Argentina ini mengatakan bahwa bosnya tersebut memang selalu tenang di hadapan media meski sebenarnya bisa saja ia kehilangan kesabaran.

“Apa yang terlihat di publik bukanlah cerita keseluruhan dari manajer [Pellegrini],” ujar Zabaleta seperti yang ditulis Manchester Evening News pada Februari lalu. “Ketika ia berbicara pada media, ia selalu bisa tenang. Ia tak pernah mau terlibat dalam argumen atau berbicara mengenai manajer atau tim lain dengan cara mengkritik.”

“Karenanya kalian melihatnya sebagai seorang yang sangat tenang, dan itu yang menjadi kualitas dirinya. Tapi saya beritahu, ada saat di mana ketika ia berteriak-teriak dan tak bisa mengontrol amarahnya,” imbuh bek berusia 30 tahun tersebut.

Apa yang dikatakan Zabaleta itu memang benar adanya. Adapun jika Pellegrini ingin mengkritik manajer atau kesebelasan lain, ia tak akan mengatakannya pada media. Yang terbaru, ia mengkritik Chelsea dan Mourinho lewat buku terbarunya berjudul 'The Pellegrini Method'.

***


Dari cerita-cerita di atas, anggapan (media) sepakbola Inggris yang tidak sabaran seperti yang dikatakan Klopp mungkin memang benar adanya. Karena hal itu juga dialami oleh manajer-manajer kesebelasan papan atas lainnya seperti yang sudah pernah dialami Mourinho, LVG, dan juga Wenger.

Namun pada akhirnya, semuanya akan kembali pada watak manajer itu sendiri. Semakin banyak manajer itu berargumen, maka media akan semakin tertarik mengorek banyak hal dan memberi tekanan pada manajer tersebut. Berbeda jika sifat manajer yang dihadapi media itu seperti Pellegrini, di mana ia selalu tetap tenang sehingga media pun akhirnya tak terlalu menjadi tambahan masalahnya dalam kariernya di sepakbola Inggris.

Foto: bbc.com

Komentar