Pemain Ini Diculik Agar Barça Tak Juara

Cerita

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pemain Ini Diculik Agar Barça Tak Juara

Alkisah, sepakbola Spanyol, Si Negeri Matador, sejak dahulu kala tidak pernah kehabisan materi pemain bagus, termasuk pada posisi penyerang garang di kotak penalti. Enrique Castro Gonzalez atau yang lebih dikenal dengan sapaan Quini, adalah salah seorang pesepakbola lampau dari Spanyol yang berbakat di masanya.

Pria kelahiran 23 September 1949 ini memulai karirnya bersama kesebelasan kecil bernama Ensdesa sebelum akhirnya bergabung dengan Sporting Gijon, kesebelasan yang melambungkan namanya sebagai pencetak gol ulung di La Liga Spanyol. Karir yang terus melesat mebuat Quini dijuluki oleh para penggemar dan media massa saat itu dengan julukan Quinigol sebagi pengahargaannya atas kemahirannya tersebut.

Barcelona, sebagai salah satu kesebelasan flamboyan di Liga Spanyol ternyata berulang kali mencoba meyakinkan Quini untuk hijrah ke Camp Nou, tetapi rencana mereka tak selalu mulus. Kesetiaan Quini kepada Sporting Gijon-lah yang membuat hal tersebut terjadi.

Bahkan, ketika Quini resmi dipinang Barcelona, ia sudah berumur 31! Umur yang cukup uzur jika mengingat posisi ia bermain. Tapi Quini tidak kehilangan kepercayaan dirinya. Ia sesumbar bakal menjadi top skor liga Spanyol bersama Blaugrana.

Ia, bagaimanapun, memang menepati janjinya untuk menjadi top skor Liga Spanyol saat itu. Namun, ditengah perjalanan musim perdananya bersama Barcelona untuk merengkuh gelar liga dan top skor baginya, ternyata ia diculik selepas pertandingan di Camp Nou.

Malam itu, 1 Maret 1981, Barcelona menjamu Hercules CF dalam lanjutan liga. Barcelona yang berbeda kelas dengan Hercules akhirnya mengakhiri pertandingan engan skor mencolok, 6-0.  Tak ketinggalan pula, Quini, yang menjadi penyerang Barcelona saat itu turut menyumbangkan dua gol kemenangan.

Tapi, selepas pertandingan tersebut , Quini dihampiri dua orang tak dikenal dengan menodongkan senjata api ke kepalanya. Padahal ia akan menuju bandara untuk menjemput sang istri dan anak yang baru kembali dari kampung halamannya.

Istrinya, Maria Nieves yang menunggu lama di bandara mulai khawatir dengan suaminya yang tak kunjung datang dan memberi kabar. Ia melaporkan hal ini kepada pihak berwajib dan mencoba bertanya kepada rekan setim Quini. Alexanko yang menjadi orang terakhir saat perjalanan pulang dari Camp Nou mengaku bahwa memang Quini tengah bersiap menuju bandara, untuk menjemput istri dan anaknya di sana.

quini-1440155775-800
Quini dan istrinya, Maria. (sumber: Sportskeeda)

Maria menangis seunggukan. Semua keluarganya ia kabari. Sang ayah Quini juga berkomentar bahwa ia dan keluarganya tak pernah terlibat dalam urusan politik yang mungkin bisa menyeretnya dalam kasus ini.

Sontak, dunia persepakbolaan Spanyol dihebohkan dengan kejadian tersebut. Terutama bagi pihak Barcelona, semua elemen di dalamnya, tak terkecuali sang presiden Josep Nunez, yang ikut terlibat dalam upaya pencarian bomber andalan mereka tersebut. Bahkan, sang presiden tak canggung bersama dua kawannya di Barcelona untuk tinggal di rumah Quini agar keadaan anak dan istrinya tidak ikut diterror oleh para penculik tersebut.

Esok harinya, telepon berdering dari ruangan redaksi surat kabar La Vanguardia. Ternyata telepon tersebut dari pria yang mengaku sebagai penculik Quini. Ketika ditanya alasan perihal penculikan sang striker tersebut, sang penculik bilang bahwa penculikan Quini bertujuan untuk menghambat tim separatis tersebut (dalam hal ini, adalah Barca) dalam perburuan gelar liga.

Entah benar atau tidak, namun hal tersebut masuk akal karena beberapa hari selanjutnya, Barca akan menghadapi Atletico Madrid di Vicente Calderon.

Sehari menjelang pertandingan melawan Atletico, sebagian para pemain Barca termasuk Bernd Schuster menolak untuk pergi ke kota Madrid. Mereka hanya mau main jika Quini berhasil ditemukan dengan selamat. Namun, jadwal liga yang sudah tak bisa digeser-geser, akhirnya pihak Barca, dengan terpaksa berangkat ke Vicente Calderon.

Hasilnya bisa ditebak, Barca kalah dengan skor 0-1 oleh tuan rumah. Bukan cuma hasil yang buruk tapijuga  pertandingan-pertandingan selanjutnya pun mengalami hal yang sama. Ini, secara tidak langsung, menghempaskan Barcelona dari jalur perebutan juara liga saat itu.

Tulisan lainnya tentang sepakbola dan penculikan bisa anda simak di tautan berikut ini;


Belasan bahkan puluhan hari Quini disekap, telepon terus berdering munuju kediaman Quini tak kunjung berhenti. Maria, sang istri dari Quini terus-teruan diminta uang tebusan puluhan juta pesetas (mata uang Spanyol saat itu) demi mengembalikan Quini ke rumahnya.

Sang kapten, Alexanko akhirnya turun tangan. Ia langsung menghadapi pembicaraan tawar-menawar uang tebusan tersebut. Sesuai perjanjian, pihak keluarga Quni yang diwakili oleh Alexanko akan membayarkan sejumlah uang yang akan disetorkan ke Bank Swiss. Ini adalah bagian dari jebakan yang direncanakan pihak keluarga Quini yang digagas oleh pemerintah Spanyol dan Swiss.

Bodohnya, penculik itu percaya saja dengan omongan Alexanko.  Ketika perwakilan gerombolan penculik itu mengambil uangnya, ia malah terjerat dalam perangkap sempurna yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini membuat para polisi menyergap garasi kosong di kawasan Zaragoza, tempat Quini disekap selama 25 hari lamanya.

Setelah tertangkap, selidik punya selidik ternyata sang penculik adalah warga pengangguran Spanyol yang sedang butuh uang. Ketika vonis dijatuhkan pada 15 Januari 1982, sang penculik harus mendekam di penjara selama sepuluh tahun dan membayar denda sebear 5 juta pesetas kepada Quini.

Namun, pada akhirnya Quini tak pernah menuntut uang denda tersebut kepada sang penculik. Karena, menurutnya, penculik tersebut telah memperlakukannya dengan sewajar mungkin, secara manusiawi.

Foto: Yahoo! Sports

Komentar