Laws of The Game Sepakbola Anak-Anak

Cerita

by Redaksi 41

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Laws of The Game Sepakbola Anak-Anak

Dalam pembukaan pertandingan sepakbola, entah itu di pentas internasional atau liga antar kesebelasan, setiap pemain senior yang masuk ke lapangan masing-masing akan menggandeng anak kecil. Hal itu merupakan bagian dari peraturan FIFA untuk mengkampanyekan fair play dalam sepakbola, bahwa sepakbola harus dijauhkan dari segala kecurangan dan tindakan tak sportif lainnya, agar permainan sepakbola dapat dinikmati oleh setiap kalangan, juga agar anak-anak tak menyaksikan kelakuan buruk yang tak patut ditiru.

Dari ide itu kita bisa menarik kesimpulan jika anak kecil merupakan sosok yang tidak bisa diremehkan dalam dunia persepakbolaan. Fase anak-anak adalah fase di mana seorang manusia akan selalu bersikap adil, jujur, dan tentunya tidak akan mengenal istilah “who are you and who am I”. Seorang anak akan selalu dapat menerima apa yang ada di hadapannya. Seperti semangat fair play yang diusung oleh FIFA.

Bahkan dalam permainan sepakbola di kalangan anak-anak pun mereka tidak perlu aturan tertulis. Semua dimainkan atas dasar “kamu seneng, aku juga seneng”, mungkin seperti itu. Mereka tidak akan punya banyak waktu untuk mempelajari pasal-pasal dalam aturan bermain sepakbola yang dibuat FIFA.

Meskipun anak-anak tidak membuat aturan bermain bola secara tertulis, toh kita rasa semua aturan yang dibuat secara naluriah oleh anak-anak akan berlaku sama dari sabang hingga Marauke, atau mungkin di seluruh Negara.

Percaya atau tidak? Mari coba disimak aturan bermain sepakbola dikalangan anak-anak yang coba saya rangkum dengan menirukan gaya laws of the game milik FIFA. Tidak masalah bukan jika dibuat meniru gaya aturan FIFA? Namanya juga anak-anak, wajar saja jika tiru meniru.

Pasal 1: Membahas Tempat Bermain

Area bermain dapat dilakukan di mana saja dan tidak memerlukan bidang yang luas bahkan tidak melulu harus di lapangan khusus sepakbola yang mempunyai fasilitas gawang. Sepert; gang-gang perumahan, lahan kosong di TPU, halaman Masjid, lapangan RT/RW, dan di lorong-lorong depan kelas. Semua tempat itu bisa digunakan untuk bermain sepakbola.

Pasal 2: Kelayakan Bola

Ayat 1: Bola yang digunakan boleh berjenis apa saja, mulai dari bola beliter (entah dari mana asal usul nama bola tersebut), bola pelastik, bola kasti, hingga bola yang dibuat dari gumpalan kertas.

Ayat 2: Bola kasti dan bola yang terbuat dari gumpalan kertas biasanya dipakai ketika bermain di lorong-lorong depan kelas.

Ayat 3: Pemilik bola berhak menghentikan pertandingan sebelum lelah jika ia dipaksa pulang oleh orang tuanya dan tidak merelakan bolanya dimainkan tanpa sang pemilik ikut terlibat dalam permainan. Ketentuan itu akan menjadi sah-sah saja bagi pemilik bola. Tapi pertandingan akan terus berlanjut jika pemilik bola mempersilahkan bolanya dipakai bermain. Mungkin subjek "orang tua" di prihal seperti itu bisa kita ibaratkan seperti penonton yang masuk lapangan secara tiba-tiba.

Baca juga artikel-artikel kami lainnya perihal memori sepakbola masa kecil:

Tiang Gawang Puing-puing….


Sepatu Bola Pertamaku


Ketika Dikolongin….



Pasal 3: Aturan Tentang Gawang dan Penjaga Gawang

Ayat 1: Gawang biasanya disusun dari tumpukan batu atau dengan tumpukan sandal. Dan jika bola melintas di atas gawang (tumpukan sandal/batu), ada 2 kemungkinan; tiang luar, yang artinya tidak gol dan tiang dalam yang artinya gol. Penentuan pengambilan keputusan dalam masalah ini biasanya dilihat dari arah pentulan tumpukan batu atau sandal tersebut. Misalnya: Jika pantulan tumpukan tersebut terpental ke sisi dalam dari gawang itu dinyatakan tidak gol. Serta lebar gawang diukur menggunakan langkah kaki.

Ayat 2: Jika ada tendangan yang mengarah gawang dan penjaga gawang tidak dapat menjangkaunya, tendangan tersebut tidak bisa dinyatakan sebagai gol. Tentunya ini akan menguntungkan tim yang memasang penjaga gawang berpostur rendah dan merugikan tim yang penjaga gawangnya berpostur tinggi.

Ayat 3: Pemain yang bertubuh besar (gendut) biasanya dipaksa untuk menjadi penjaga gawang. Atau pemain yang merasa tidak jago namun ingin ikut bermain akan menawarkan diri untuk menjadi penjaga gawang.

Ayat 4: Penjaga gawang tidak diwajibkan mengunakan sarung tangan. Bahkan tidak jarang ada yang menjadikan alas kaki sebagai pelindung telapak tangan.

Pasal 4: Pembagian Tim Dalam Permainan

Ayat 1: Pembagian pemain dilakukan dengan gambreng atau suit antar yang jago dengan yang jago, dan yang tidak jago dengan yang tidak jago juga. Untuk hal suit bisa dikatakan solusi yang paling relevan untuk mencari keseimbangan permainan.

Ayat 2: Pemain yang berbadan besar atau sangat besar biasanya dia akan dihitung sebagai 2 pemain.

Ayat 3: Jika tim sudah terbagi, perwakilan tim akan melakukan suit untuk membedakan siapa lawan siapa kawan. Biasanya tim yang kalah suit harus membuka setengah bajunya. Atau tim yang kebobolan terlebih dahulu harus membuka setengah bajunya.

Pasal 5: Aturan Selama Pertandingan Berlangsung

Ayat 1: Selama pertandingan tidak ada wasit dan tidak ada kartu kuning atau merah. Hanya pelanggaran serius yang bisa diberikan tendangan bebas, seperti: bola mengenai muka lawan dan tackle yang menyebabkan pemain lawan terguling-guling. Dan tentunya hands ball juga dihitung sebagai pelanggaran.

Ayat 2: Jika penjaga gawang menyetuh bola dengan tangan terlalu jauh, maka akan dihukum dengan tendangan penalti. Serta penjaga gawang boleh menangkap bola di depan gawang meskipun itu hasil umpan dari kaki satu tim.

Ayat 3: Tidak ada offside. Tapi jika ada pemain yang hanya menunggu di depan gawang lawan selama pertandingan akan diejek dan dikatakan curang. "ihh mainnya ngendok. Curang, gak tau malu, lo"

Ayat 4: Pemain yang menendang bola terlalu jauh harus menggambil kembali bolanya, bahkan jika bola itu tersangkut di atas genteng. Bahkan tak jarang hanya selokan yang bisa menentukan bola tersebut out atau tidak. selagi bola belum masuk ke selokan pertandingan akan terus berjalan. dan tentunya tidak boleh memantulkan bola ke tembok jika tidak ingin diejek curang.

Ayat 5: Ada 4 hal yang bisa menyatakan pertandingan berakhir; 1) Jika adzan magrib sudah berkumandang. 2) Jika seluruh pemain sudah merasa lelah pertandingan akan dinyatakan selesai dengan catatan tim yang mencetak gol terakhir dinyatakan sebagai pemenang. 3) Bola masuk ke rumah warga dan mengakibatkan kaca pecah. 4)  Lihat kembali pasal 2 ayat 3.

Ya, beginilah Laws of The Games sepakbola anak-anak. Semua aturan terbuat secara spontan dan bahkan aturan yang terangkum di atas tidak akan berkurang atau berubah, justru akan bertambah. Karena mungkin saja penulis lupa mencatat aturan main yang lainnya. Ya, namanya juga anak-anak, sah-sah aja jika lupa. Bahkan PR pun akan mereka lupakan asal kan bisa main bola di sore hari.

Sumber Gambar: awardeean.wordpress.com

Komentar