Bielik, ?degaard, & Saat Ideal Merekrut Pemain Muda

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bielik, Ødegaard, & Saat Ideal Merekrut Pemain Muda

Setelah terus menerus dirahasiakan dan berkali-kali dibantah, kepindahan Krystian Bielik ke Arsenal akhirnya terlaksana. Menurut buku Moneyball, Soccernomics, dan presiden Olympique Lyonnais, Arsenal pantas ditertawakan karena mendatangkan Bielik. Hal yang sama berlaku untuk Real Madrid yang sudah mencapai kesepakatan untuk mendatangkan Martin Ødegaard.

Usia Bielik baru 17 tahun. Kondisi tersebut membuat Arsène Wenger, manajer Arsenal, tak perlu melakukan bongkar pasang dalam daftar nama pemain Arsenal. Premier League tidak mengharuskan kesebelasan pesertanya mendaftarkan pemain yang berusia di bawah 21 tahun sebagai pemain first team.

Ditambah lagi, Bielik mulai tinggal dan berlatih di Inggris sebelum berusia 18 tahun. Sehingga dalam waktu tiga tahun, ia akan menyandang status homegrown player. Dua kemudahan tersebut menyajikan kemudahan bagi Wenger untuk saat ini dan di masa depan nanti. Namun bukan berarti semuanya sempurna.

Merekrut Bielik, atau pemain muda usia manapun di dunia ini, adalah sebuah perjudian besar. Dalam buku Moneyball karya Michael Lewis tertulis bahwa college players adalah investasi yang lebih baik ketimbang high school players dengan selisih yang sangat besar sehingga pantas ditertawakan. Merekrut pemain di atas usia belasan adalah pilihan yang lebih baik karena mereka memiliki kemungkinan kesalahan penilaian yang lebih kecil.

Sederhananya, semakin tua usia seorang pemain, semakin kecil kemungkinan salah dalam penilaian. Simon Kuper dalam bukunya, Soccernomics, berpendapat bahwa pemain berusia itu tidak menawarkan cukup banyak informasi untuk dapat dinilai dengan cukup baik. Kualitas seorang pemain di usia 17 atau 18 tahun adalah alat ramal yang buruk tentang kualitas pemain yang bersangkutan ketika dewasa.

Pandangan tersebut juga dimiliki Jean-Michel Aulas, sosok penting di balik keberhasilan Olympique Lyon bertransformasi dari kesebelasan tradisional menjadi peraih gelar juara Ligue 1 sebanyak tujuh kali berturut-turut.

“Kami membeli pemain muda berusia dua puluh hingga dua puluh dua tahun yang disebut-sebut memiliki potensi terbaik di negeri ini,” ujar Aulas. Waktu terbaik untuk membeli pemain adalah ketika pemain tersebut berada di usia awal dua puluh tahunan.

Bukan Berarti Arsenal salah. Bukan berarti Bielik tak akan menjadi pemain kelas dunia. Toh, sejarah pernah mencatat nama Arsenal dalam kisah seorang pemuda bernama Francesc Fàbregas Soler. Bukan tak mungkin sejarah akan kembali menyinggung Arsenal dalam kisah Bielik beberapa tahun ke depan.

Namun hingga Bielik terbukti mampu menjadi pemain kelas dunia, seharusnya ia tetap diperlakukan sebagai remaja. Begitu pula dengan Ødegaard. Status debutan termuda di tim nasional Norwegia tak seharusnya membuat dunia membebani Ødegaard dengan harapan berlebihan.

Pujian, perhatian, dan tekanan berlebihan bukanlah sesuatu yang baik bagi pemain muda manapun. Semua itu dapat menghambat perkembangan mereka. Berapa banyak pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak Piala Dunia usia muda yang berhasil menjadi pemain kelas dunia?

Bielik berada di tangan yang tepat karena Wenger tahu benar mengenai cara memperlakukan pemain muda dan menjauhkan mereka dari media dan ekspektasi publik. Entah bagaimana dengan Ødegaard.

Semuanya, bagaimanapun, kembali kepada sang diri pemain masing-masing. Selama Bielik dan Ødegaard mampu menjaga diri, mereka akan baik-baik saja. Pertanyaan besarnya adalah: mampukah mereka?

Komentar