Kesialan Arbeloa di Liga Champions dan Anfield yang Penuh Cerita

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kesialan Arbeloa di Liga Champions dan Anfield yang Penuh Cerita

“Sialan! Sial sekali aku!” Itulah hal yang didengar oleh Alvaro Arbeloa ketika mengangkat telepon tak lama setelah pengundian grup Liga Champions memastikan bahwa Real Madrid berada di grup yang sama dengan Liverpool. Sosok di seberang telepon adalah pemain FC Bayern Munich, Xabi Alonso.

Jika saja Alonso bertahan di Real Madrid dan tidak bergabung dengan Bayern, ia mungkin akan merasakan hal yang bisa dialami oleh Arbeloa: bermain di Anfield. Sebagaimana dikisahkan oleh the Guardian, Arbeloa kemudian menenangkan kawannya dengan mengatakan bahwa Alonso tetap memilki peluang tersebut bersama Bayern.

Arbeloa dan Alonso memang sama-sama pernah membela Liverpool. Keduanya tetap mencintai Anfield walaupun baik Alonso maupun Arbeloa sama-sama sudah tidak berseragam merah-merah the Reds.

“Anfield adalah sebuah stadion yang indah dan ia memiliki pesona yang istimewa. Anfield juga memiliki gaya yang sulit ditemukan di stadion-stadion lainnya. Jadi saya memang sedikit merindukannya,” ujar Alonso saat menjalani sesi wawancara dengan beIN Sport pada Mei lalu.

Apa yang dirasakan oleh Alonso dirasakan pula oleh Arbeloa. Karenanya, ia senang-senang saja ketika Madrid dipastikan berada di Grup B bersama Liverpool. Saking senangnya, ia sudah dapat membayangkan seperti apa atmosfer pertandingan yang akan ia hadapi.

Tak berhenti sampai di sana, ia juga dengan penuh semangat menceritakan kehebatan Anfield kepada rekan-rekannya di Real Madrid yang belum pernah bermain di Anfield. Bermain di Anfield, kata Arbeloa, adalah “sebuah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan.”

Cristiano Ronaldo, Javier Hernandez, Luka Modric, dan Gareth Bale adalah empat dari beberapa pemain yang tidak perlu mendengarkan kisah Arbeloa mengenai magis Anfield. Keempatnya pernah bermain di Anfield saat menyambangi stadion tersebut bersama Manchester United dan Tottenham Hotspur.

Tak perlu juga Arbeloa bercerita kepada Iker Casillas, Sergio Ramos, Pepe, dan Marcelo. Tiga nama pertama bermain sebagai starter pada lawatan terakhir Madrid ke Anfield di 16 besar Liga Champions musim 2008/09. Marcelo sendiri masuk sebagai pemain pengganti.

Keempat nama tersebut, bagaimanapun, nampaknya tidak akan terlalu bersemangat mengingat-ingat laga itu. Maklum, Madrid kalah telak di pertandingan itu. Arbeloa dan Alonso, sementara itu, berada di pihak pemenang karena keduanya masih membela Liverpool dalam laga yang berlangsung pada 10 Maret 2009 tersebut.

Juande Ramos, arsitek El Real kala itu, menghadapi ujian berat untuk membawa timnya lolos ke fase lanjutan. Madrid, yang bertindak sebagai tuan rumah pada leg pertama, menderita kekalahan kandang 1-0. Menang dua gol adalah sebuah harga mati. Atau setidaknya, cetak satu gol saja lah.

Pada prakteknya Madrid luluh lantak empat gol tanpa balas. Fernando Torres, eks ikon Atletico Madrid, membuka pesta gol tuan rumah pada menit ke-16. Ia tampil gemilang di pertandingan tersebut walaupun baru sembuh dari cedera. Namun bintang sebenarnya di laga itu adalah sang kapten, Steven Gerrard. Pangeran Anfield dengan tenang mencetak gol dari titik putih di menit ke-28. Ia kemudian menggandakan raihannya di menit ke-47, memanfaatkan umpan silang Ryan Babel.

Andrea Dossena, pemain yang kini sedang berstatus free agent, menutup pesta gol Liverpool dua menit sebelum waktu normal habis. Di Anfield, Madrid mendapatkan kepastian tersingkir dari Liga Champions yang musim itu dimenangkan oleh FC Barcelona.

***

Arbeloa berada di tribun tempat lawan biasa duduk di Anfield. Ia tengah memandangi wajah-wajah suporter yang pernah memberi dukungan padanya. Penuh detail ia merasakan atmosfer Anfield dan segenap isinya. Di bawah lampu-lampu terang, ia begitu lama memandangi setiap sudut tempat yang membuatnya dapat seperti sekarang ini. Saking lamanya, sampai-sampai ia tidak sadar kalau wasit telah membunyikan peluit tanda akhir pertandingan.

"Sial, ini benar-benar sial," Arbeloa terbangun dari lamunannya. Benar, Arbeloa akan jauh lebih sial dari Alonso jika Ancelotti tak menurunkannya dalam pertandingan menghadapi Liverpool, nanti (22/10) malam waktu Inggris. Kedatangannya ke Anfield adalah piknik belaka.

Komentar