Kumpulan Gesture Sepakbola Pembawa Hukuman

Cerita

by redaksi

Kumpulan Gesture Sepakbola Pembawa Hukuman

Beda Nasib Di Canio dan Katidis

Tahun 2005, Paolo Ci Canio yang saat itu membela SS Lazio dijatuhi denda sebesar 7 ribu pound sterling dan larangan bertanding sebanyak satu laga oleh FIGC (Federasi Sepak Bola Italia). Penyebabnya, Di Canio melakukan salam fasis ke arah para pendukung klubnya di pertandingan derby melawan AS Roma. Sebagai catatan, salam yang membuat Di Canio menerima hukuman adalah salam ketiga yang ia lakukan di tahun yang sama.

Pada dua kesempatan sebelumnya ia selalu terlepas dari hukuman karena mengatakan bahwa apa yang ia lakukan bukanlah salam fasis, melainkan salam Roma yang ditujukan kepada para pendukung setia Lazio, para warga kota Roma.

Masyarakat tak bisa dibohongi. Banyak bukti yang mendukung pandangan bahwa Di Canio adalah seorang penganut faham fasisme. Ini bukan tuduhan tak berdasar, karena ada beberapa bukti pendukung.

Pertama, Di Canio memiliki rajah bertuliskan DUX (gelar Benito Mussolini dalam bahasa Latin) di lengannya. Kedua, Di Canio kedapatan mengunjungi pemakaman Paolo Signorelli (seorang warga negara Italia penganut paham fasisme, anggota Gerakan Sosialis Italia yang didirikan oleh para pendukung Partai Fasis Mussolini, sekaligus pelaku pengeboman di stasiun kereta Bologna) di Roma pada tahun 2010. Di Canio sendiri mengaku bahwa dirinya secara reguler mengunjungi kediaman Signorelli.

Bukti paling kuat, bagaimanapun, adalah apa yang ditulis oleh Di Canio dalam autobiografinya sendiri: “Saya kagum kepada Mussolini. Saya rasa ia adalah individu yang sangat disalahpahami. Ia menipu masyarakat. Tindakan-tindakannya seringkali keji. Namun semua itu didorong oleh tujuan yang lebih luhur.”

Pandangan politik Di Canio tak hanya membuatnya pernah menerima hukuman dan terus menerus disorot oleh media. Klub-klub yang pernah ia latih, Swindon Town dan Sunderland, juga merasakan efek dari keputusan mereka mempercayakan posisi manajer kepada Di Canio.

GMB menghentikan aliran dana untuk Swindon Town saat Di Canio menjadi manajer klub tersebut. Di Sunderland, kehadiran Di Canio membuat David Miliband (anggota parleman South Shields tahun 2011-2013) meninggalkan posisinya sebagai anggota dewan klub Sunderland karena pandangan politik yang berbeda dengan Di Canio.

Lain Di Canio, lain pula dengan Giorgos Katidis. Eks kapten tim nasional Yunani U-19 tersebut menerima larangan membela tim nasional seumur hidup karena sesuatu yang ia lakukan tanpa pengetahuan yang cukup.

Pada 16 Maret 2013, Katidis yang kala itu bermain untuk AEK Athens berhasil mencetak gol kemenangan di pertandingan kandang melawan Veria (klub yang, secara kebetulan, ia bela saat ini). Gol yang dicetak oleh Katidis memastikan kemenangan 2-1 untuk AEK. Katidis pun merayakan keberhasilannya dengan melepas jersey yang ia kenakan dan mengangkat tangan kanannya ke posisi salam Nazi.

Federasi Sepak Bola Yunani menyebut apa yang dilakukan oleh Katidis sebagai sebuah provokasi berat yang menyinggung semua korban dari kekejian Nazi.

Tak ayal, Katidis melakukan pembelaan. Lewat akun Twitter pribadinya, Katidis berkicau: “Saya bukan seorang fasis dan tidak akan melakukan hal tersebut jika saya tahu apa artinya hal tersebut.”


Selanjutnya: Quenelle Anelka rugikan WBA

Komentar