Moyes Bawa Pelatih Berkursi Roda Latih Akademi Manchester United

Cerita

by redaksi

Moyes Bawa Pelatih Berkursi Roda Latih Akademi Manchester United

Manchester United telah menciptakan sejarah dengan mendatangkan pelatih sepakbola pertama yang menggunakan kursi roda. Pria asli Yorkshire tersebut bernama Sohail Rehman. Ia mendapatkan lisensi kepelatihannya tahun lalu. Sepanjang itu pula ia bekerja di Sunday League, sebuah liga amatir di Inggris. Rehman kini akan melatih para pemain muda United di tim akademi.

The Red Devils memiliki akademi dengan reputasi penghasil pemain muda terbaik di dataran Inggris. Pemain macam Paul Scholes, David Beckham, Ryan Giggs, dan banyak bintang lainnya berasal dari akademi United.

Rehman kini baru menginjak usia 22 tahun. Ia terlahir dengan spinal muscular atrophy, sejenis penyakit yang disebabkan karena cacat genetik. Ia sudah menggunakan kursi roda sejak usia 13 tahun. Namun kini, ia bisa mewujudkan impiannya sebagai pelatih sepakbola profesional.

Menyaksikan United sejak kecil membuat Rehman mengidolai Sir Alex Ferguson. Namun, sosok David Moyes lah yang membawanya ke United. Rehman memeragakan sesi pelatihan di klub. Hal tersebut lantas menarik minat Moyes untuk segera bekerjasama dengannya.

Salah seorang jebolan akademi United, Nicky Butt berkomentar bahwa apa yang diraih Rehman adalah pencapaian yang menakjubkan. “Indah rasanya saat dia akan membagi kualitasnya dengan para pemain muda di masa depan. Saya yakin mereka akan menjadi inspirasi dari apa yang telah ia raih.”

Rehman adalah pemuda yang begitu mencintai sepakbola. Hingga usia 13 ia aktif bermain bola di lingkungan rumah bersama teman-temannya. Mimpinya itu hampir pupus saat dokter spesialis mengatakan penyakitnya semakin memburuk. Rehman menggambarkan momen tersebut sebagai percakapan terburuk dalam hidupnya.

Awalnya, Rehman begitu terpukul. Ia mengaku depresi karena menganggap kehidupan yang tidak adil. Tak lama, keresahannya memudar. Pada usia 16 tahun oa mencoba untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin, menjadi mungkin. Ia pun mengambil kursus kepelatihan. Mulai dari level 1 dan 2 sebelum melatih klub lokal U-10.

Ketika ditanya oleh salah satu anak asuhnya, “Coach, pernahkan Anda merasa ingin menendang bola?” Ia menjawab, “Kamu harus bersyukur atas apa yang telah kamu dapat. Aku mungkin tidak dapat menendang bola, tapi setidaknya aku bisa melihatnya. Ada seseorang di luar sana yang mesti bertahan lebih sulit dibanding kamu.”

Sebagai bagian dari Manchester United Disable Supporters’ Association, berita mengenai kisahnya telah didengar oleh Sir Alex Ferguson. Fergie pun menulis surat untuknya.

“Saya ingin mengucapkan selamat atas keberhasilanmu dalam kursus kepelatihan dan menjadi pelatih sepakbola. Anda tidak pernah berhenti untuk membuat saya kagum dan antusias. Saat ini saya berharap yang terbaik untuk Anda dalam sisa musim ini. Well done!”

Meskipun terbatas secara fisik, tapi Rehman begitu menginspirasi. Sulit bagi mereka yang mesti duduk sepanjang satu dekade untuk memenuhi mimpi mereka. Namun, Rehman berhasil membuktikannya. Fisik tak menjadi alasan bagi seseorang untuk terus bekerja keras.

Sumber gambar: dailymail.co.uk

[fva]

Komentar