Sevilla vs AS Roma: Penentuan Siapa yang Tak Pernah Kalah di Partai Final

Berita

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sevilla vs AS Roma: Penentuan Siapa yang Tak Pernah Kalah di Partai Final

Sevilla, klub yang selalu meraih kemenangan di final Europa League, akan menghadapi AS Roma yang dilatih Jose Mourinho - sosok yang tak pernah terkalahkan di final kompetisi antarklub Eropa. Jaminan duel yang sengit dan intens akan tersaji pada dinihari nanti pukul 02.00 WIB.

Ini final ketujuh bagi Sevilla dan pertama bagi AS Roma. Sevilla memang layak jika dijuluki DNA Europa League. Tak pernah kalah dalam enam final sebelumnya, di mana tiga final di antaranya diraih bersama satu pelatih yang sama, Unai Emery.

Namun, bagi The Special One, sejarah tak akan bermain di pertandingan nanti.

"Sejarah tidak terlibat (di pertandingan). Rekan saya (pelatih Sevilla Jose Luis Mendilibar) berpikir berbeda, dan saya menaruh hormat padanya. Dia percaya sejarah membuat Sevilla difavoritkan, saya menghormati itu. Kami berada di final karena kami layak mendapatkannya, mereka (Sevilla) punya sejarah yang tak kami punya," kata Mou dilansir dari ESPN.

Mou menganggap bermain di final Europa League adalah hal yang normal bagi Sevilla, tapi bagi AS Roma adalah sebuah hal yang luar biasa. Mou menambahkan pendukung Sevilla datang ke final tak ubahnya seperti menghadiri laga tandang liga, tapi bagi fans Giallorossi merupakan hal yang tak terlupakan.

Baca Juga:

Sampai Kapan Menganaktirikan Sepakbola Perempuan?

"Para pemain Sevilla lebih berpengalaman, tapi kami sudah bermain bersama selama dua tahun," lanjut pelatih yang berhasil mengantarkan gelar Conference League bagi AS Roma musim lalu.

Mou dikabarkan akan merapat ke Real Madrid pada musim depan. Menanggapi hal ini, Mou tak ambil pusing dan ia menyatakan tidak menjalin kontak dengan klub manapun.

"Sungguh, saya tak menjalin kontak dengan klub lain. Saya berpikir tentang besok (final) dan kami ingin melakukannya, karena kami ingin bermain," lanjut Mou.

Bagi arsitek Sevilla, Jose Luis Mendilibar, ini adalah final pertama bagi dirinya. Ia pun menyinggung apa yang dikatakan Mourinho tentang "sejarah".

Baca Juga:

Keheningan di Ruang Ganti Leicester City

"Saya berterima kasih kepada Mourinho atas kata-katanya yang baik, tetapi seperti yang dia katakan, sejarah tidak memenangkan pertandingan sepak bola dan kata-kata yang menyanjung juga tidak," ujar pelatih 62 tahun tersebut, dikutip dari situs resmi klub.

Mendilibar menganggap I Lupi adalah tim yang sangat kuat dalam bertahan. yang tidak membutuhkan banyak kesempatan untuk mencetak gol dan menang.

Apa yang Mendilibar katakan memang benar. Di leg kedua semifinal Europa League melawan Bayer Leverkusen, anak asuh Mourinho hanya melepaskan satu tembakan ke gawang Bayer, berbanding 23 tembakan yang dilepaskan Bayer ke gawang AS Roma.

Ketimpangan serupa juga terlihat dalam jumlah umpan. Bayer total melakukan 619 passing dan AS Roma hanya 249 umpan.

"Tim yang paling sedikit membuat kesalahanlah yang akan menang. Kami tahu bagaimana mereka bermain dan bagaimana kami akan bermain. Rencana kami sudah jelas dan kami tidak akan mengubahnya," katanya dilansir dari ESPN.

Sevilla datang dengan kekuatan penuh, sedangkan AS Roma dipersoalkan dengan kebugaran Paulo Dybala yang menderita cedera engkel.

"Mungkin Dybala mempunyai waktu 30 menit yang bisa diberikan untuk kami," kata Mou.

Puskas Arena di Budapest, Hungaria, akan menjadi jawaban atas teka-teki apakah Sevilla akan melanjutkan rekor tak pernah terkalahkan di final Europa League atau Mourinho yang tak pernah kalah di final kompetisi antarklub Eropa.

Komentar