Ketua Komisi X DPR RI: Naturalisasi Harus Ditempatkan pada Substansi yang Tepat!

Berita

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ketua Komisi X DPR RI: Naturalisasi Harus Ditempatkan pada Substansi yang Tepat!

Jordi Amat resmi diperkenalkan sebagai pemain baru klub asal Malaysia, Johor Darul Ta’zim (JDT) pada Rabu (29/6). Hal tersebut sontak menuai pro dan kontra bagi publik sepakbola Indonesia. Pro dengan alasan JDT merupakan klub yang baik, dan ada yang kontra karena proses naturalisasinya akan percuma karena sang pemain malah bermain di liga yang dekat dengan Indonesia. Pernyataan lain, jika Jordi sudah “habis” di Eropa.

Pernyataan kritis pun datang dari Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. Dalam unggahan akun Instagram pribadinya, @Syaifulhooda, hari Rabu 29 Juni 2022, ia mengunggah tulisan tangan dengan pesan, "Saya setuju naturalisasi Jordi Amat dibatalkan kita minta STY dan Kemenpora bersikap tegas,"

Dalam wawancaranya dengan Panditfootball, hari Kamis (30/6), Huda menjelaskan sebelum Jordi Amat bergabung dengan JDT, dengan segudang pengalamannya di Eropa, Jordi diharapkan sebagai pemain yang mampu meningkatkan kualitas pemain Indonesia.

“Tidak hanya prestasi, minimal bisa meningkatkan kualitas Indonesia terutama kepada generasi-generasi berikutnya. Mengingat jika mayoritas skuad Indonesia saat ini dihuni pemain muda jangka panjang,” ujarnya.

Politisi PKB inipun menambahkan “Pemain naturalisasi tidak sepenuhnya dapat disalahkan, namun sebuah sistem dan roadmap dari alur naturalisasi perlu dimatangkan, agar dapat diukur seberapa berhasil naturalisasi yang dilakukan oleh Timnas Indonesia.”

“Di sisi lain, para pemain naturalisasi sebetulnya tidak bisa sepenuhnya disalahkan, PSSI dan Kemenpora lah yang perlu membenahi peta jalan agar sepakbola meraih prestasi” kata Huda.

Huda menginginkan naturalisasi yang ditempatkan pada substansi yang tepat. Pemain naturalisasi harus memiliki kedudukan yang spesial sebagai pemain yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang lebih dibanding pemain lokal.

“Saya memandang dari sisi sports governance. Sudah 35 pemain sepakbola yang dinaturalisasi, tapi prestasi sepakbola kita masih begitu-begitu saja. Artinya kebijakan naturalisasi yang dipercaya untuk meraih prestasi cepat, perlu dikaji ulang,” ujar Huda.

Proses naturalisasi Jordi Amat perlu melewati proses politik. Hari ini, permohonan dari naturalisasi Jordi Amat sudah masuk ke DPR RI. Hal ini menurut Surat Presiden RI Nomor R26 tertanggal 17 Juni 2022.

Keputusan naturalisasi Jordi Amat akan ditentukan oleh Komisi III DPR dan Komisi X DPR. Secara personal, Huda dalam posisi menolak naturalisasi Jordi Amat. “Keputusan naturalisasi diputuskan secara kelembagaan dan melibatkan banyak pihak," ujar Huda.

Perlu diketahui, naturalisasi di Indonesia mulai kencang ketika Cristian Gonzales memutuskan untuk mengikrarkan diri menjadi warga negara Indonesia pada tahun 2010. Itu artinya, Indonesia sudah melakukan naturalisasi selama 12 tahun lamanya. Jika pada saat itu naturalisasi untuk jangka pendek, hasilnya belum ada yang bisa dipetik hingga kini.

12 tahun, dan kurang lebih 36 pemain naturalisasi Indonesia belum bisa membawa pulang prestasi bagi Timnas Indonesia di sepakbola. Bahkan hingga kini, Indonesia belum mampu menyamai prestasi kala bertanding di SEA Games 1987 dan 1991. Kala itu, Indonesia berhasil mempersembahkan emas bagi Indonesia. “12 tahun naturalisasi berjalan, prestasi sepakbola kita begini-begini saja”

SEA Games 1991, menjadi prestasi terakhir Indonesia di level Asia Tenggara, itupun skuad Indonesia murni lokal tanpa pemain naturalisasi. 31 tahun lamanya Timnas Indonesia (sepakbola) tidak membawa pulang prestasi bagi bangsa. Huda mendukung penuh Timnas Indonesia agar segera berprestasi.

Dengan atau tanpa naturalisasi, Huda menyebut naturalisasi yang baik adalah menguntungkan Indonesia untuk jangka pendek, maupun panjang.

Komentar