Tinta Pilu di Balik Meriahnya AFCON 2021

Berita

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tinta Pilu di Balik Meriahnya AFCON 2021

Hajat tahunan sepakbola Afrika atau biasa disebut Africa Cup Nations (AFCON) selalu menjadi yang ditunggu bagi negara partisipan. Pesta sepakbola itu menjadi ajang unjuk gigi siapa yang terbaik di benua Afrika.

Di tahun 2021, pada akhirnya Kamerun menjadi tuan rumah kompetisi tersebut setelah puasa selama 50 tahun. Mayoritas masyarakat Kamerun antusias menyambut momen itu, apalagi Kamerun menjadi negara yang kompeten dalam hal urusan sepakbola di Afrika maupun dunia.

Namun, momen sukacita AFCON 2021 ternodai dengan beberapa insiden yang memilukan terjadi di luar lapangan, bahkan hingga memakan korban jiwa. Dari teror kelompok separatis hingga tragedi Stadion Olembe menjadi tinta hitam bagi sejarah sepanjang pergelaran AFCON.

Teror Kelompok Separatis

Sebuah kabar dari laman Washington Post mengabarkan jika kelompok separatis di Kamerun melakukan aksi serius dalam menghadang gelaran AFCON 2021. Kabar yang dimuat pada tanggal 15 Januari 2022 itu menggambarkan suasana mengerikan teror kelompok separatis dalam “mengganggu” AFCON 2021.

Suara keras lontaran timah panas itu terdengar hingga lapangan tempat para pemain Mali berlatih. Nampaknya suara bising berupa teror itu bersumber dari sekelompok pria bersenjata AK-47 yang berada tidak jauh dari Stadion Limbe, Kamerun.

Para keamanan turun tangan, dan baku tembak pecah sesaat setelah lontaran peluru-peluru itu ditembakkan. Baku tembak antara kelompok separatis dan petugas keamanan memakan korban di luar pelaku baku tembak. Seorang supir bersama penumpangnya menjadi korban jiwa pada peristiwa tersebut.

Di hari yang sama, di penjuru kota lain, tepatnya di kota Buea terdapat teror yang hampir sama. Kali ini, seseorang melempar bom rakitan dari jendela taksi dan melukai tiga polisi yang berada di kawasan tersebut. Melihat kejadian itu, tim Gambia yang sedang berada di dalam bus berhamburan keluar dan kembali memasuki hotel.

Teror tersebut sekaligus menjadi penegas sumpah kelompok separatis Kamerun yang akan meneror Grup F AFCON 2021, yakni Mali, Tunisia, Gambia, dan Mauritania yang bermain di kawasan kota Limbe dan Buea.

Tragedi Stadion Olembe

Tanggal 26 menjadi momen bahagia sekaligus memilukan bagi pendukung Kamerun. Tim Kamerun berhasil menaklukkan Komoro dan memastikan melaju ke babak delapan besar. Namun, kegembiraan itu seolah tertutupi oleh insiden memilukan dan memakan korban jiwa di luar lapang dimana laga tersebut bergulir.

Kabar dari media Sky Sports memuat betapa memilukan insiden yang sampai memakan korban jiwa itu. Penampakan penuh dan sesak para pendukung Kamerun memenuhi area luar gerbang Stadion Olembe, Younde, untuk menyaksikan negaranya tampil di babak 16 besar. Sekitar 50.000 penonton mencoba menghadiri pertandingan tersebut, padahal kapasitas Stadion Olembe memuat 60.000 orang dan akibat Covid 19, pembatasan maksimal 80 persen dari kapasitas stadion.

Perkara muncul ketika petugas keamanan menutup gerbang masuk Stadion Olembe. Hal itu membuat gerombolan penonton yang menunggu masuk menjadi tersendat. Sesaat kemudian, penonton yang membludak itu diarahkan menuju gerbang yang masih terkunci. Sontak penonton mengerumuni area tersebut menjadi penuh sesak.

Ketika petugas penjaga gerbang hendak membuka gerbang, penonton seolah menjadi liar dengan saling dorong dan berlarian masuk ke dalam stadion. Situasi menjadi mencekam kala insiden itu memakan korban. Setidaknya 40 orang mengalami luka dan delapan orang meninggal dunia.

Merespon kejadian memilukan tersebut, melalui Presiden Asosiasi Sepakbola Kamerun (CAF), Patrice Motsepe, CAF akan menyelidiki siapa yang menutup gerbang Stadion Olembe sebagai perkara awal insiden memakan korban jiwa itu.

Ketika sorot kamera tayangan televisi tertuju pada meriahnya pertandingan kedua kubu di atas lapangan, di balik itu terdapat kejadian mencekam, bahkan memilukan.

Komentar