Kontroversi Michael Fabbri

Berita

by redaksi

Kontroversi Michael Fabbri

Juventus sukses menjungkalkan AC Milan pada pekan ke-31 Serie A 2018/19. Sempat tertinggal oleh gol Krysztof Piatek, Juve membalikkan keadaan lewat gol penalti Paulo Dybala dan Moise Kean. Namun hasil dari laga yang berlangsung pada Sabtu (6/4) tersebut meninggalkan kontroversi. Wasit pertandingan, Michael Fabbri, jadi sorotan karena mengambil beberapa keputusan keliru.

"Itu sangat jelas penalti," kata Direktur Olahraga AC Milan, Leonardo Araujo, mengomentari insiden handball Alex Sandro di kotak terlarang pada Sky Sport Italia, seperti yang dikutip Football-Italia. Meski sudah meninjau Video Assistant Referee (VAR), Fabbri tetap tidak memberikan penalti untuk Milan.

"Kami sangat kecewa karena kami meminta tim untuk menunjukkan permainan yang berani dan percaya diri, dan mereka melakukannya. Tapi kami pulang dengan tangan hampa gara-gara kesalahan fatal dari wasit. Sangat mengecewakan. Sebagai contoh, kartu untuk Hakan Calhanoglu cukup aneh. Wasit harusnya menenangkan situasi, bukannya membuat ketegangan berlanjut. Aku tidak ingin menciptakan kontroversi, tapi ini mengecewakan."

Selain tidak memberikan penalti atas insiden handball Alex Sandro, terdapat dua kejadian di mana penyerang Juventus, Mario Mandzukic, dianggap layak mendapatkan kartu merah. Insiden pertama melibatkan Mateo Musacchio. Insiden kedua ketika dirinya menendang Alessio Romagnoli dengan sengaja.

Sky Sport Italia juga melaporkan bahwa Asosiasi wasit Italia (AIA) akan melakukan pertemuan dengan pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso, pada Senin (8/4). Diwakili Presiden AIA, Marcelo Nicchi dan Nicola Rizzoli, keduanya akan mendiskusikan keputusan keliru yang diambil oleh Fabbri, khususnya dalam "insiden Alex Sandro".

Untuk Fabbri sendiri sebenarnya dia merupakan wasit potensial Italia. Usianya masih 35 tahun. Pada awal 2019 ini, dia mendapatkan lisensi sebagai wasit FIFA. Wasit yang memulai karier pada 2001 ini terbilang mengalami peningkatan karier yang cepat belakangan ini karena dia baru memimpin pertandingan Serie A sejak 2013.

Nicola Rizzoli, sosok yang menentukan wasit pertandingan di Liga Italia, memilih Fabbri memimpin laga Juventus vs Milan karena upayanya melahirkan wasit muda berkualitas untuk masa depan sepakbola Italia yang lebih baik. Wasit kelahiran Ravenna tersebut dikenal tegas dalam memimpin dan tidak gentar dengan tekanan pendukung tuan rumah. Sebelum memimpin Juve vs Milan, dari 11 pertandingan Serie A musim ini, hanya dua tuan rumah yang meraih kemenangan. Karena itulah Fabbri dianggap kompeten untuk laga besar antara Juve vs Milan.

Fabbri juga merupakan wasit yang memang jarang memberikan kartu merah. Pada 2016/17, dari 16 laga Serie A yang dipimpinnya pun tak sekalipun keluar kartu merah.

Keputusannya tidak mengartu merah Mandzukic membuatnya baru mengeluarkan satu kartu merah dari 12 pertandingan Serie A 2018/19. Satu-satunya kartu merah yang ia berikan pada musim ini diberikan pada bek Fiorentina, Victor Hugo. Fiorentina yang ketika itu menjadi tuan rumah takluk 0-1 dari Parma.

Bahkan dari 65 laga Serie A, hanya 5 kartu merah yang baru dikeluarkan Fabbri. Walaupun begitu dia salah satu wasit yang gemar memberikan kartu kuning karena catatannya mencapai 275 kartu kuning. Untuk penalti, catatan Transfermarkt menunjukkan dia telah memberikan 17 penalti sepanjang kariernya di Serie A. Untuk catatan penalti musim ini, Fabbri punya catatan cukup rendah (0,33 penalti per laga) dibanding Gianluca Rocchi (0,67), Paolo Valeri (0,50), atau Mariano Mariziani (0,47).

Sebelum ditunjuk memimpin Juve vs Milan, Fabbri masing-masing sudah lima kali memimpin pertandingan kedua kesebelasan. Dalam lima laga tersebut, Milan menang 3 kali, imbang sekali dan kalah sekali kala dipimpin Fabbri. Juve, sementara itu, menang 4 kali dan imbang sekali. Terakhir kali wasit kelahiran 8 Desember 1983 ini memimpin Juve dan Milan, Juve ditahan imbang Crotone (2017/18) dan Milan ditahan Empoli pada pekan ke-6 musim ini (Empoli mencetak gol lewat penalti).

Keberhasilan Juve meraih tiga poin sendiri membuat mereka semakin dekat dengan scudetto ke-8 beruntun mereka. Hasil imbang Napoli melawan Genoa membuat Juve unggul 20 poin dari Napoli yang berada di peringkat kedua. Jika Juve berhasil mengandaskan SPAL pada pekan ke-32, gelar juara Serie A dipastikan menjadi milik mereka lagi.

[ar]


Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray tentang jual-beli lisensi klub yang kerap terjadi di Liga Indonesia:



Komentar