Maman: (Gol) Itu Murni Kesalahan Teknis

Berita

by redaksi

Maman: (Gol) Itu Murni Kesalahan Teknis

Nama Maman Abdurrahman jadi sasaran publik usai acara Mata Najwa, Rabu (19/12). Bek Persija Jakarta ini dituding terlibat pengaturan skor pada final leg pertama Piala AFF 2010 melawan Malaysia yang berkesudahan 0-3 untuk Malaysia. Maman mengklarifikasi bahwa apa yang tuduhkan publik padanya saat ini keliru.

Lewat Catatan Najwa yang tayang di akun Youtube Najwa Shihab, Jumat (21/12), Maman mengatakan bahwa terjadinya gol pertama yang dinilai banyak orang akibat Maman membiarkan pemain Malaysia menggiring bola ke kotak penalti itu tidak ada unsur kesengajaan. Sebaliknya, Maman mengaku jika kesalahannya itu memengaruhi mental bertandingnya.

"Itu murni kesalahan saya, itu murni kesalahan saya. Itu murni kesalahan teknis. Tidak ada unsur apapun di balik kesalahan itu. Saya pikir manusia pasti melakukan kesalahan. Alfred Riedl [pelatih Indonesia kala itu] pun bilang setelah pertandingan, `di dalam pertandingan pemain akan melakukan kesalahan`. Sampai sekarang pun kalau ada temen yang nanya itu, `udah lupain-lupain`. Karena buat mental saya pribadi, di pertandingan saya berikutnya itu cukup mengganggu," tukas Maman.

"(Sampai pertandingan terakhir Persija kemarin), ya mengganggu. Saya membangun permainan saya setelah kejadian itu sulit sekali. Karena saya inget, sulit sekali," sambungnya.

Maman menceritakan lebih detail tentang proses gol pertama Malaysia yang diciptakan oleh Safee Salli pada menit ke-60 itu. Ia mengaku bahwa kecerdikan penyerang Malaysia, Norshahrul Idlan, yang membuatnya melakukan kesalahan perhitungan. Norshahrul memang pemain yang mengelabui Maman sebelum memberi asis pada Safee.

"Saya memang menunggu dia (Norshahrul) dekat supaya saya bisa ambil badannya. Tapi ketika dia mau dekat, dia menghindar, menjauhi tangan saya. Pemain bola kalau ditutup badannya biasanya gak bisa apa-apa. Ternyata dia lebih pintar. Dia memang punya kecepatan. Kalau misalkan dia langsung shooting (ketika memasuki kotak penalti), kayaknya (bola) ke-blok sama kaki kiri saya. Tapi dia gak shooting, dia kasih ke Safee."

Setelah insiden di Stadion Bukit Jalil 2010 tersebut, sebenarnya Maman tidak mau lagi melihat tayangan atau cuplikan pertandingan yang membuat Indonesia gagal jadi juara Piala AFF itu. Namun ketika momen itu kembali diangkat, ia mau tak mau harus menyaksikan kembali tayangan tersebut yang berseliweran di media sosial.

Walaupun begitu, Maman yakin dirinya tidak seperti dituduhkan banyak orang. "Makanya sampai sekarang komen (di akun media sosial) saya tidak saya tutup karena gak terlalu memperdulikan. Saya gak melakukan itu."

Maman sendiri merasa tuduhan pengaturan skor yang dialamatkan pada skuat Indonesia di Piala AFF 2010 ini tuduhan tidak benar. Tidak hanya soal dirinya yang dianggap sengaja mengalah, tetapi juga tentang isu-isu yang mengatakan bahwa ada pengurus PSSI yang masuk ke ruang ganti saat turun minum dan ada fixer yang mendatangi kamar hotel pemain.

"Di GBK pun ketika kita menang, Pak Nurdin mau masuk (ke hotel pemain dan pelatih) sama keluarga pun diusir. Alfred bilang, `ini kamar saya, kamu jangan masuk kamar saya`," ujar Maman. Hal itu kemudian dikonfirmasi oleh Hamka Hamzah, duetnya di Piala AFF 2010, yang juga turut serta dalam acara ini.

"Dia (Nurdin Halid) mau masuk (ruang ganti) baru dari tribun ke sentel ban, diusir. Ruang ganti ketika itu clear, cuma ada pelatih dan pemain. Tidak ada (orang PSSI), yang ada hanya manajer [Andi Darussalam] dan asisten manajer [Iwan Budianto]. Setelah pertandingan pun tidak ada. Malah Alfred marah karena kalah malah gak turun. Setelah kalah dia [Riedl] menunggu, ketua umum kenapa gak datang."

Maman juga menceritakan bahwa Riedl pun masih mempercayainya untuk tampil di leg kedua yang berlangsung di GBK. Hamka lantas mengatakan bahwa Maman sebenarnya terlihat terpukul dengan kejadian di leg pertama karena rekannya di bek tengah ini seringkali tidak fokus saat menjalani pertandingan.

"Maman masih terbawa, ke-blank-an itu di leg kedua. Saya bilang, `Me, musuh itu, Me!`. Dia jawab, `blank gue fren.` Jadi bayangkan, beban itu masih dibawa," timpal Hamka.

Dibanding isu pengaturan skor, Maman melihat bahwa kekalahan yang terjadi pada leg pertama itu salah satu faktornya karena mental bermain yang terlena atas hasil positif-positif sejak fase grup sampai semi-final dan kehilangan fokus di tengah pertandingan. Terlebih di laga final Indonesia menghadapi Malaysia yang pernah dikalahkan di fase grup, bahkan dengan skor telak.

"Kadang ada rasa over-confidence karena kita pernah mengalahkan mereka. Terus sebelum tiga gol terjadi kita sempet berhenti (karena protes laser) jadi hilang fokus. Di lapangan itu cepet sekali situasinya berubah."

Soal tuduhan tentang Maman yang menerima uang 30 miliar rupiah dan rumah atas keterlibatan pengaturan skor ini juga eks pemain Persib Bandung dan Persita Tangerang ini dengan keras membantah. Dia bahkan bersedia diperiksa untuk membuktikan bahwa tuduhan tersebut merupakan fitnah.

"Waduh, 30 miliar, ya. Jalan, yok!" reaksi pertama Maman bercanda pada Hamka saat ditanya hal ini. "Itu tidak benar sama sekali. Kalau memang ada rumahnya, ayo kita ke rumah. Kalau memang ada duitnya, silakan dicek rekening. Dan saya tidak pernah mau makan uang seperti itu. Saya lebih baik gak punya duit daripada harus makan uang seperti itu."

"Saya sudah biasa hidup dari kecil hidup keras. Saya bukan dari orang yang berada. Saya dari orang biasa aja. Saya berjuang dari bawah. Tidak mungkin ketika saya sudah naik, saya menjatuhkan harga diri saya sendiri," tambahnya.

Maman yang kini berusia 36 tahun ini juga merasa bahwa munculnya isu pengaturan skor saat itu karena adanya permintaan pergantian Ketua Umum PSSI. Karena ketika setiap ada ribut-ribut soal ganti Ketua Umum PSSI, masalah ini selalu diangkat kembali.

"Setelah AFF (2010), saya lupa setahun atau dua tahun, saya diserang orang, di Facebook atau apa saya lupa, saya baca, `wah, kok (bahas) suap`. Saya langsung telepon Bepe [Bambang Pamungkas], `Beng, tolong urusin gini..gini.. gini..`. `Udah Men, tenang aja. Udah lama itu. Udah gua bales di Twitter. Orangnya gak terbukti. Gak ada orangnya itu`. Dan itu kalau gak salah pas kasus lagi rame turunkan `Nurdin Halid`. Tapi saya hanya mengait-ngaitkan saja, sih."

Lebih jauh, Maman menganggap apa yang menimpanya saat ini adalah cobaan baginya. Yang paling ditakutkannya atas mencuatnya tuduhan ini adalah perlakuan publik terhadap keluarganya. Pemain yang bersinar bersama PSIS Semarang ini khawatir anak-anaknya akan mendapatkan perlakuan tidak baik dari masyarakat.

"Kasihan anak-anak saya. Anak saya ada yang kelas 2 (SD), kelas 6 (SD) dua orang, kelas 2 SMP satu orang. Semalam (20/12), anak yang perempuan nanya, `bapak kenapa?`. `Bapak gak apa-apa. Kamu tidur aja`. Di Instagramnya, yang saya lihat (komentar): `Bapak lu tuh makan uang haram`," tutur Maman dengan mata berkaca-kaca.

Markus Horison Pun Membantah

Selain Maman dan Hamka (serta Ponaryo Astaman), satu pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 yang turut hadir di acara Catatan Najwa adalah Markus Haris Haris Maulana atau yang lebih populer dengan nama Markus Horison. Sama seperti Maman, eks penjaga gawang Timnas Indonesia ini juga dicurigai terlibat suap.

Markus juga membantah keras tuduhan ini. Bahkan isu soal dirinya mendapatkan mobil dan uang 30 miliar sebagai ganjaran atas "mengalahnya" Indonesia dari Malaysia itu merupakan omong kosong belaka. Eks kiper PSMS Medan ini justru menuturkan bahwa kehidupannya sebagai pemain, selepas Piala AFF 2010, tak berubah, karena memang tidak menerima uang 30 miliar tersebut.

"Saya juga bingung, Mbak. Kalau dapet 30M itu bawanya gimana? Pake koper pasti gak muat. Mungkin 30M itu ada di dalem Alphard. Tapi saya gak tahu di mana parkirnya Alphard ini.," jawab Markus dengan agak bercanda. "Makanya saya bingung juga dapat isu seperti ini. Saya gak tau isu ini awalnya dari mana. Saya baca dari media sosial, bukan dari tv atau koran."

"Mobil saya sekarang City. Jazz sampai 2008, 2009 Mazda putih. (Mazda) itu ditarik karena gak bayar. Ditarik karena gak lunas. Gak gajian saya. Saya 2010-2012 pindah ke PSMS gak digaji 6 bulan. Terus ada kompetisi yang namanya IPL. Saya pindah ke IPL karena gak ada uang, ternyata di PSMS IPL gak ada uang juga. Saya gak apa-apa gak digaji. Gak mau nuntut juga meski uang saya masih ada disana, karena saya orang Medan-lah."

Eks kiper Persib Bandung ini pun berani dirinya diperiksa untuk membuktikan ucapannya itu. "Saya berani (diperiksa). Silakan. Mau diproses gimanapun, mau lihat rekening atau apalah, saya siap, di kepolisian."

***

Semua tuduhan yang dialamatkan pada Maman dan pemain Piala AFF 2010 lainnya bermula ketika Andi Darussalam menyoroti Maman pada gol pertama terjadi di acara Mata Najwa. Namun Maman juga pemain lain sudah bertemu dengan pria yang akrab disapa ADT tersebut pada konferensi pers APPI bersama sejumlah pemain Piala AFF 2010. ADT sudah mengklarifikasi dan mengatakan bahwa dirinya tidak menuduh atau mencurigai Maman atau pun pemain terlibat pengaturan skor.

Walau begitu, ADT juga tidak menjelaskan makna `dipermainkan` yang dikatakannya soal laga ini, termasuk pada para pemain. Karenanya kasus ini masih menggantung.

Satgas yang dibentuk kepolisian untuk memberantas mafia sepakbola sendiri sudah mulai memanggil satu per satu pihak yang dianggap bisa memberikan informasi terkait praktik kotor ini, yang diharapkan menjadi pintu untuk membongkar semua pengaturan skor yang ada di Indonesia. Terkait tuduhan pengaturan skor Piala AFF 2010 ini pun tampaknya tak akan luput dari investigasi.

foto: Youtube Najwa Shihab

[ar]

Komentar