Iran Tidak Kalah dan Tidak Lolos

Berita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Iran Tidak Kalah dan Tidak Lolos

Portugal hanya butuh satu poin untuk dapat lolos dari Grup B. Tampil di Mordova Arena melawan Iran (26/6) dini hari WIB, anak-anak asuh Fernando Santos mendapatkan satu poin itu. Namun Iran memberikan perlawanan sengit yang bahkan nyaris menciptakan sejarah.

Lebih diunggulkan pada pertandingan kali ini, Portugal sudah menekan Iran sejak menit awal. Pada menit ketiga, Cristiano Ronaldo sudah melakukan tembakan ke arah gawang Iran. Namun bola masih sanggup ditangkap Alireza Beiranvand selaku penjaga gawang.

Kendati demikian Iran bukan tanpa peluang. Berawal dari skema tendangan bebas, Saeid Ezatolahi menyambut datangnya bola dengan sundulan kepala di menit ke-34. Namun sayang masih terlalu lemah sehingga mampu diamankan oleh Rui Patricio.

Di penghujung babak pertama terjadilah gol yang membuat publik Iran terdiam. Berawal dari sebuah kerja sama apik dengan Adrien Silva, Ricardo Quaresma melepas tembakan menggunakan kaki kanan bagian luar. Bola pun mendarat dengan cantik di sisi kanan penjaga gawang. Skor 1-0 menutup babak pertama.

Ketika para pemain Iran berjalan menuju lorong, hampir semua pemain Iran yang disorot kamera menampilkan ekspresi yang sama: kepala yang tertunduk. Maklum, anak-anak asuh Carlos Queiroz butuh kemenangan jika ingin lolos ke babak 16 besar. Namun gol indah Quaresma jelas mengganggu rencana mereka.

Di babak kedua, rencana Iran untuk meraih tiga poin pada pertandingan kali ini juga sempat diganggu oleh ulah VAR. Pada menit ke-49, pergerakan Cristiano Ronaldo di kotak penalti berhasil dijegal oleh Saeid Ezatolahi. Wasit kemudian meninjau VAR untuk melihat secara rinci insiden tersebut.

Saat wasit Enrique Caceres kembali ke tengah lapangan, ia menunjuk titik penalti Iran. Portugal pun berhak akan tendangan penalti. Cristiano Ronaldo yang menjadi algojo atas eksekusi itu. Andai bola masuk, maka Portugal akan memperbesar keunggulan. Andai bola masuk, maka Cristiano Ronaldo akan menjadi top skor sementara di Piala Dunia dengan torehan lima gol bersama Harry kane.

Namun kata “andai” akan selamanya bertolak belakang dengan realita. Bola berhasil ditangkap oleh Beiranvand. Cristiano pun tak kuasa menahan rasa kecewa karena gagal menendang penalti.

Setelah peristiwa itu, pertandingan berjalan dalam tensi tinggi. Iran tampil ngotot untuk dapat mencetak gol penyama kedudukan dan sialnya para pemain Portugal terpancing dengan permainan keras ala Iran. Alhasil dalam pertandingan itu, terdapat enam kartu kuning yang keluar dari kantong wasit. Bahkan Ronaldo menerima kartu kuning lewat tinjauan VAR. Dalam tayangan ulang, kapten Portugal itu terlihat secara sengaja menyikut pemain Iran.

Wasit jelas menjadi sorotan pada laga kali ini. Setelah memberi penalti untuk Portugal, di menit ke-90, giliran Iran yang mendapatkan hadiah penalti setelah wasit asal Paraguay meninjau VAR. Dalam tayangan ulang, bola memang tampak mengenai tangan Cedric Soares ketika Sardar Azmoun berusaha menyundul bola di kotak penalti lawan. Keputusan wasit mungkin tepat, tetapi saya tidak yakin keputusan itu datang di saat yang tepat. Seketika tiga poin Portugal menjadi buyar karena intervensi VAR justru datang di penghujung laga.

Karim Ansarifard selaku algojo sukses menyarangkan bola ke gawang Rui Patricio. Skor menjadi imbang 1-1. Peluang Iran untuk lolos semakin terbuka lebar karena wasit keempat memberi tambahan waktu sebanyak enam menit dalam pertandingan itu.

Setelah gol penalti Iran, entah mengapa mental bertanding Cristiano Ronaldo dan kolega menjadi turun. Sebaliknya, mental team Melli semakin menebal dan menebal tiap detik. Mereka sadar sudah lima kali berpartisipasi di ajang Piala Dunia, tetapi tidak sekalipun lolos dari fase grup. Mungkin inilah saatnya. Inilah saat yang tepat untuk menciptakan sejarah yang akan menjadi perbincangan abadi rakyat Iran.

Adalah Mehdi Taremi yang nyaris saja menciptakan sejarah bagi Iran. Pada menit ke-95, Iran melancarkan serangan dari sisi sebelah kanan. Bola hasil serangan itu mengalami defleksi dan segera disambar oleh Taremi yang berada di sisi sebelah kiri. Tanpa berlama-lama lagi, Taremi menendang dengan sekuat tenaga.

Seluruh pendukung Iran tentu berharap bola masuk ke gawang dan mengubah skor jadi 2-1. Namun apa daya, tembakan keras Tahremi masih melebar. Bola memang menggetarkan jala lawan, tetapi jala bagian samping. Tahremi pun tampak menyesali perbuatannya. Kata-kata “andai”, “jika”, dan “kalau saja” mungkin berseliweran di kepalanya saat itu.

Akhirnya wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Portugal mendapatkan apa yang mereka butuhkan yakni satu poin untuk meloloskan mereka ke babak selanjutnya. Namun sial bagi Iran, meski tidak kalah pada pertandingan itu, Iran tidak lolos ke babak selanjutnya. Mereka gagal untuk kelima kalinya. Sontak kegagalan itu disambut isak tangis oleh para pemain Iran di tengah lapangan.

Komentar