Klopp Kerap Kewalahan di Puncak

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Klopp Kerap Kewalahan di Puncak

Sudah hampir tiga tahun Jürgen Klopp mengemban jabatan manajer Liverpool. Dalam rentang waktu 2015 hingga 2018, banyak pencapaian luar biasa yang ditorehkan Klopp bersama The Reds.

Paling kentara adalah keberhasilan Klopp mengembalikan status Liverpool sebagai kesebelasan papan atas Inggris. Dalam dua musim terakhir, Liverpool selalu bercokol di empat besar klasemen akhir Liga Primer Inggris.

Musim ini Klopp mengantar Liverpool menapak final Liga Champions 2017/18, menghadapi Real Madrid. Bisa dibilang, itu pencapaian terbesarnya selama menukangi Liverpool.

Melalui pencapaian tersebut, Klopp tidak hanya berpeluang meraih trofi pertamanya bersama Liverpool. Lebih dari itu, Klopp juga berkesempatan memperbaiki rekor buruknya di laga final. Dari enam laga final yang pernah ia tangani, Klopp hanya pernah menang satu kali.

DFB-Pokal 2011/12

Klopp mencapai final pertama dalam karier kepelatihannya di tahun 2012, bersama Borussia Dortmund di ajang DFB-Pokal. Menghadapi Bayern München, Die Borussen terlibat pertarungan sengit di Olympiastadion Berlin.

Permainan agresif diperagakan kedua kesebelasan sejak awal laga. Tak hanya jual beli serangan, di laga itu Dortmund dan Bayern pun sempat saling berbalas gol. Namun pada akhirnya Dortmund keluar sebagai jawara setelah meraih kemenangan meyakinkan 5-2.

Liga Champions 2012/13

Setahun kemudian Klopp membawa Dortmund mencapai final Liga Champions 2012/13. Bisa dibilang, itu pencapaian terbaiknya bersama Dortmund di pentas Eropa. Lagi-lagi Bayern menjadi lawan Dortmund di laga puncak.

Berbekal modal kemenangan atas München di final DFB-Pokal musim sebelumnya, Dortmund percaya diri menghadapi all German final yang berlangsung di Wembley itu. Pertarungan dua raksasa Jerman berlangsung alot. Kebuntuan baru pecah saat laga memasuki menit ke-60.Adalah Mario Mandzukic yang membawa Bayern unggul 1-0.

Namun keunggulan tersebut tak bertahan lama. Delapan menit berselang Dortmund membalas lewat eksekusi penalti Ilkay Gundogan. Saat pertandingan tampak akan berlanjut ke babak tambahan, Arjen Robben muncul sebagai pembeda. Gol Robben di menit ke-89 meremukkan hati para partisan Dortmund. Pertandingan pun berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Bayern.

DFB-Pokal 2013/14

Sakit hati yang diderita akibat kekalahan di final Liga Champions 2012/13 menjadi bahan bakar Dortmund untuk membalas kekalahan dari Bayern di final DFB Pokal 2014. Apalagi tiga pekan sebelumnya Dortmund berhasil mengempaskan Bayern tiga balas di Bundesliga. Sayangnya dalam laga yang disaksikan lebih dari 76 ribu pasang mata itu Dortmund kalah dua gol tanpa balas.

Baca juga: Alasan Kenapa Liverpool Akan Sulit Juara Bersama Juergen Klopp

DFB-Pokal 2014/15

Setahun kemudian, Klopp lagi-lagi membawa Dortmund menapak final DFB-Pokal. Lawan yang dihadapi bukan lagi Bayern, melainkan Vfl Wolfsburg. Kesempatan emas bagi Klopp untuk menutup musim terakhirnya bersama Dortmund dengan gelar juara, karena di Bundesliga Die Borussen hanya mampu finis di urutan ketujuh.

Dortmund memulai pertandingan dengan baik. Pierre-Emerick Aubameyang membawa timnya unggul di menit kelima. Namun Wolfsburg langsung merespons dengan mencetak 3 gol dalam 16 menit, lewat Luiz Gustavo (22`), Kevin De Bruyne (33`), dan Bas Dost (38`).

Piala Liga Inggris dan Liga Europa 2015/16

Sempat ingin beristirahat selama setahun setelah mundur dari Dortmund, Klopp justru menerima pinangan Liverpool di paruh kedua musim 2014/15. Klopp menggantikan Brendan Rodgers yang dipecat.

Musim penuh pertama Klopp (2015/16) terbilang mengesankan. Ia mampu membawa The Reds menapak final Piala Liga Inggris dan Liga Europa, tetapi dua final tersebut malah menambah daftar penderitaan Klopp di partai puncak.

Di final Piala Liga Inggris melawan Manchester City, Liverpool takluk 1-3 (0-0) di babak adu penalti. Di final Liga Europa menghadapi Sevilla, Liverpool kembali takluk 1-3—kali ini tidak lewat adu penalti.

"Tidak ada yang berterima kasih kepada saya karena membawa Liverpool ke dua final itu. Mereka tidak menggantungkan medali perak di Melwood (markas latihan Liverpool)," kata Klopp, dilansir dari New York Times.

***

Kiprah Klopp di laga final tidak bagus. Tapi final Liga Champions 2017/18 tampaknya akan menjadi momentum untuk memperbaiki catatan minornya saat melakoni pertandingan pamungkas. Salah satu alasannya adalah catatan impresif Klopp saat bersua Madrid di Liga Champions. Dari enam pertemuan dengan El Real, Klopp mencatatkan tiga kemenangan, dua kalah, dan satu imbang.

Di sisi lain, performa Liverpool di Liga Champions musim ini juga luar biasa. The Reds melaju ke final dengan catatan hanya sekali kalah. Selain itu, di Liga Champions musim ini Liverpool juga berstatus sebagai tim paling produktif dengan 40 gol, unggul 10 gol atas Real Madrid.

“Sekarang kami di sini. Kami kuat, kami akan menggunakan waktu dan berada dalam kondisi yang baik. Itu tidak berarti kami akan memenangi pertandingan tetapi peluang kami akan lebih besar,” tegas Klopp, dilansir dari Express.

Komentar