Musim Tanpa Gelar Pertama Pep Guardiola Sebagai Manajer

Berita

by redaksi 30898

Musim Tanpa Gelar Pertama Pep Guardiola Sebagai Manajer

Untuk pertama kalinya, Pep Guardiola [secara realistis] akan mengakhiri musim kepelatihannya tanpa meraih gelar satupun bersama Manchester City. Kekalahan 2-1 dari Arsenal pada semifinal Piala FA, Minggu, (23/04) membuat peluang mantan pelatih Bayern Munchen untuk meraih gelar musim ini semakin berat. Meski peluang menjuarai Liga Primer masih ada, namun Manchester City kini terpaut 11 poin dari duo Chelsea dan tujuh poin dari Tottenham Hotspur yang bersaing ketat musim ini dan sedang tampil konsisten.

Manchester City bahkan belum dijamin masuk Liga Champions musim depan karena masih bertengger di peringkat keempat klasemen sementara yang merupakan tempat terakhir untuk zona Liga Champion. Karenanya, laga derbi Manchester pada Kamis malam mendatang melawan Manchester United menjadi sangat penting bagi Pep demi mempertahankan posisi di empat besar.

Dikutip dari Daily Mail Online, ada beberapa faktor yang membuat skuat Manchester City asuhan Pep Guardiola melempem musim ini.

Pertama, tidak efektifnya penyelesaian akhir dari para pemainnya. Pertandingan semifinal Piala FA melawan Arsenal kemarin jadi buktinya. Meski mendominasi jalannya pertandingan dan memiliki banyak peluang mencetak gol, namun hanya 15% tendangan mereka yang mengarah ke gawang.

Inilah alasan mengapa Pep masih membutuhkan pemain lagi karena seringnya para pemain gagal mencetak gol, sekaligus menjadi alasan Pep lebih suka mengkritik penyerangnya ketimbang pemain bertahannya setiap kali timnya kebobolan. Meski begitu, kegagalan pemain-pemain depan memanfaatkan peluang jadi salah satu alasan skuat Pep sulit mencetak gol musim ini.

Kedua, pembelian di bursa transfer yang tidak efektif. Direktur Olahraga Manchester City, Txiki Begiristain sebenarnya berperan besar terhadap perekrutan striker muda asal Brazil, Gabriel Jesus yang menjadi incaran banyak klub saingan yang menginginkan jasa pemain berusia 20 tahun tersebut. Begitu pula dengan perekrutan Leroy Sane dari Schalke 04 yang dianggap mampu menambal lini depan tim. Namun, penampilan Sane yang belum konsisten serta faktor cedera Jesus membuat transfer mereka tidak berjalan baik yang mengarah pada kesalahan strategi pemilihan pemain serta ketimpangan kualitas pemain pelapis dengan pemain utama.

Claudio Bravo juga menjadi sorotan tajam karena penampilannya yang sering kali hilang fokus. Meski penampilan John Stones tengah menanjak dan Vincent Kompany kembali bermain, namun seringnya gawang City kebobolan musim ini tetap menjadi pertanyaan soal kekuatan lini belakang City yang dianggap tidak solid. Saat City bertandang ke Hull City, skuat asuhan Pep harusnya bisa memenangkan pertandingan tanpa kebobolan. Namun, mereka justru kebobolan gol mudah hasil kesalahan koordinasi lini belakangnya serta penampilan Bravo yang tidak optimal.

Terakhir, ketergantungan pada David Silva. Meski kejeniusannya mengatur permainan sudah tak diragukan, namun bisa saja ini menjadi salah satu faktor mandeknya permainan City musim ini. Manchester City adalah tim yang berbeda tanpa gelandang Spanyol tersebut dan tentunya fakta bahwa Guardiola mesti memainkan Silva dari bangku cadangan saat seharusnya dia beristirahat dalam pertandingan melawan Crystal Palace dan Burnley menjadi bukti bahwa City masih membutuhkan kejeniusannya.

Pep Guardiola sendiri tak mau mencari-cari alasan dan mengakui kegagalannya mempersembahkan trofi untuk Manchester City musim ini. Namun, ia juga menegaskan bahwa musim depan, Manchester City akan menjadi tim yang lebih kuat dan berbeda dari musim ini.

“Kenapa tidak? Kenapa harus berbeda [perlakuan fans kepadanya]? Target sudah ditentukan. Sepanjang karir saya, saya telah memenangkan banyak gelar dan bila orang-orang mengatakan saya adalah bencana [dalam musim pertama saya bersama City], saya bisa terima,” Kata Guardiola dikutip Daily Telegraph.

“Jika itu adalah harapan pemilik klub maka kami telah gagal dan karena itu kami harus memperbaiki diri. Jika mereka percaya mereka masih bisa melakukannya bersama saya, saya di sini [untuk membantu]. Jika mereka tidak percaya, maka mereka harus berubah,”

“Kami akan memperbaiki diri musim depan, kami akan lebih kuat, terutama dalam laga melawan tim besar. Setelah apa yang telah saya lakukan di masa lalu, tekanan akan berada di pundak saya selama sisa karir saya,” ujar Guardiola soal harapannya musim depan dilansir First Post.

“Dalam hidup saya dan sepanjang sisa hidup saya, saya selalu berusaha menjadi lebih baik. Beberapa pemain akan tinggal dan beberapa akan masuk. Saya akan mencoba bersikap proaktif. Itulah yang ingin saya lakukan, saya bukan orang yang mengeluh,”

Komentar