#JikaSayaPSSI, Berandai-Andai Menjadi Otoritas Sepakbola Indonesia

Berita

by redaksi

#JikaSayaPSSI, Berandai-Andai Menjadi Otoritas Sepakbola Indonesia

PSSI sedang ramai mendapatkan kritik. Regulasi-regulasi yang mereka terapkan mengundang berbagai reaksi negatif dari masyarakat, karena dinilai aneh. Malah ada regulasi yang tidak sesuai dengan Laws of The Game milik FIFA, yaitu soal jumlah pergantian pemain.

Di saat PSSI harusnya berbenah, mereka kembali menjadi sasaran kritik publik karena dinilai mengeluarkan regulasi-regulasi yang sedikit "berbeda" dari regulasi liga yang sebelumnya. Aturan pemain U23, lima orang marquee player dalam satu tim, salary cap, aturan pergantian pemain, serta jatah dua orang untuk pemain berusia di atas 35 tahun menjadi hal-hal yang baru, sekaligus "berbeda" dalam kompetisi yang diberi nama Gojek Traveloka Liga 1 ini.

Mencoba untuk menelaah lebih jauh tentang regulasi-regulasi Liga 1 tersebut, kami merangkumkan cuitan-cuitan dari masyarakat yang berisikan sebuah pengandaian jika mereka menjadi bagian dari otoritas tertinggi sepakbola Indonesia bernama PSSI. Banyak dari cuitan tersebut berisikan tentang keinginan untuk mengembalikan Liga Indonesia sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh FIFA dalam Laws of The Game dan statuta FIFA.

Secara umum, selain mengembalikan PSSI agar menjalankan kompetisi sesuai dengan aturan FIFA, isi dari cuitan masyarakat tersebut juga banyak berisikan tentang pentingnya PSSI menjalankan pembinaan pemain muda (sesuai dengan rencana percepatan yang ditetapkan presiden Joko Widodo), menyelenggarakan kompetisi tingkat usia seperti Liga U19 dan Liga U21, daripada memakai aturan marquee player ataupun salary cap. Ada juga beberapa cuitan yang nyeleneh seperti restart ulang PSSI ataupun meminta PSSI agar bertaubat.

Berikut adalah isi cuitan menarik dari para pembaca kami, dengan tagar #JikaSayaPSSI, membayangkan jika mereka menjadi bagian dari PSSI.

Komentar