Keisuke Honda Kecam Suporter AC Milan

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Keisuke Honda Kecam Suporter AC Milan

Pertama kali diperkenalkan sebagai pemain baru AC Milan pada Januari 2014, hati Keisuke Honda tidak menentu pada saat itu. Pertama, jelas ia bahagia karena bisa bermain di Serie A Italia sebagai kompetisi yang diidam-idamkannya sejak kecil. Di sisi lain, ia khawatir tidak bermain maksimal dan mendapatkan cemoohan para pendukung Milan. Sebab menurutnya, suporter di Italia memiliki tipikal berbeda dengan dua kesebelasan sepakbola dengan negara berbeda yang pernah dibela sebelumnya, yaitu Belanda dan Rusia.

Dan kekhawatirannya itu benar terjadi ketika pertandingan keempatnya bersama Milan. Beberapa suporter Torino meneriakan `boo` kepada skuat Milan yang bermain pada laga yang berakhir 1-1 tersebut. Saat itu situasi Milan sedang terpuruk karena berada di peringkat 11 klasemen sementara Serie A 2013/2014. Tidak mudah memang bagi Honda untuk mengangkat kariernya di Milan secara cepat.

Bahkan sampai sekarang pun Honda masih merasakan tekanan dari para suporter Milan. Hal itu diungkapkannya ketika sedang pulang ke Jepang karena akan membela tim nasional negaranya bermain di kualifikasi Piala Dunia (jeda internasional) pekan ini. Honda mengungkapkan selalu mendapatkan banyak tekanan dari dalam maupun di luar lapangan. Para suporter kesebelasan berjuluk I Rossoneri itu selalu menuntut kemenangan.

Alhasil, ia selalu merasakan tekanan lebih hebat ketika Milan mengalami kekalahan. Menurutnya, tingkah laku pendukung Milan seperti itu tidak akan membantu Milan mengubah nasibnya saat ini. Situasi tersebut dikatakan berbeda dengan suporter di Jepang yang jarang mencemooh kesebelasan pujaanya.

"Di Milan, saya pikir hal itu terlalu sering. Apa yang salah ketika Anda sedang menurun selama pertandingan, mereka justru meninggalkan Anda. Saya benar-benar tidak merasakan cinta. Tapi ketika Anda menang, mereka memperlakukan Anda seperti keluarga. Jadi apakah yang mereka inginkan hanya angka dan kemenangan? Saya pikir itu bagian dari alasan untuk Milan saja, tapi tim nasional Italia juga ada dalam situasi mereka," ungkap Honda panjang lebar, seperti dikutip dari Japan Times.

Menurutnya, para pendukung Milan terlalu terobsesi dengan hasil. Hanya orang yang berbakat dalam mengatasi tekanan sajalah yang bisa dekat dengan para pendukungnya, seperti Paolo Maldini atau Gennaro Gattuso. Honda juga mengatakan tidak ada perbandingan antara atmosfer stadion di Jepang maupun Italia, baik pertandingan siang maupun malam hari. Tapi yang jelas, suporter Jepang lebih baik di mata pemain 30 tahun tersebut.

Honda menceritakan memang terkadang tribun tidak terisi penuh, tapi mereka datang bukan seperti orang yang sekarat dengan obsesi sepakbola dan kemenangan. Para pendukung di Jepang lebih mengutamakan dukungannya, bahkan dalam kompetisi olimpiade sekalipun. Dan situasi dukungan tersebut juga berlaku bagi cabang olahraga lain seperti bola voli atau rugbi.

"Yang terpenting untuk mereka adalah Jepang bisa menang, tim yang bermain dengan kerja keras. Jadi ketika saya bermain di Jepang, saya merasa seperti bermain untuk negara saya sendiri melebihi sekadar sisi sepakbolanya saja," jelas Honda lebih lanjut.

Di sisi lain, ia sendiri mengaku tidak puas kepada performanya selama hampir tiga setengah tahun memperkuat Milan. Maka dari itu sempat ada kecurigaan bahwa kesebelasannya itu akan menjualnya pada bursa transfer musim panas lalu. Apalagi sisa kontraknya akan berakhir pada Juni 2017. Tawaran sempat datang kepadanya dari Southampton dan Sunderland dengan harga kisaran 8,5 juta paun.

Namun, tawaran tersebut ditolaknya karena ingin bertahan di Milan setidaknya sampai kontraknya habis. Di sisi lain, Honda justru tertarik berkarier di Liga Amerika Serikat (MLS) jika kontraknya yang habis tahun depan, tidak diperpanjang oleh Milan. Disinyalir jika New York City FC, New York Red Bulls, dan Los Angeles Galaxy berniat mengincar Honda. Selain dari MLS, Barcelona dan Valencia juga mempertimbangkan masa depan kontrak Honda.

Honda yang terbesit untuk pindah ke MLS bukanlah tanpa alasan. Kendati berhasil bertahan di Milan, tapi musim ini berada di luar dugaannya. Sebab Honda semakin tenggelam karena baru dimainkan 19 menit di dua laga Serie A 2016/2017. Padahal musim ini sudah berjalan selama tujuh pekan, "Kita akan mencoba memainkannya di sayap kiri," cetus Vincenzo Montella, pelatih Milan, ketika ditanya tentang nasib Honda seperti dikutip dari Calcio Mercato.

Saat ini Honda sedang fokus memperkuat Jepang untuk menghadapi Irak dan Australia pada kualifikasi Piala Dunia grup B zona AFC (Benua Asia) pekan ini. Ia juga berharap penampilannya bersama Jepang bisa memikat hati Montella agar mengandalkannya. Di sisi lain, jika pun ketika pulang masih jalan di tempat dan mendapatkan cemoohan, Honda bisa mempertimbangkan kesebelasan barunya mulai Januari 2017.

Sumber lain: 90 Mins, HITC, MLS Soccer, Sport English, Talk Sport, Triball Football.

Komentar