Renato Sanches Menjadi Pembeda di Kemenangan Portugal

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Renato Sanches Menjadi Pembeda di Kemenangan Portugal

Melangkah ke perempat final Piala Eropa adalah rekor bagi Polandia. Tapi langkah mereka di Piala Eropa 2016 harus berhenti di situ. Sebab Polandia dikalahkan Portugal melalui adu penalti pada laga perempatfinal Piala Eropa 2016 di Stadion Velodrome, Marseille, Jumat (1/7) dini hari waktu Indonesia.

Padahal Polandia unggul terlebih dahulu melalui gol yang dicetak Roberto Lewandowski ketika laga baru berjalan hampir dua menit. Ia mendapatkan ruang bebas untuk menendang bola hasil umpan dari Kamil Grosicki. Sementara Portugal baru bisa menyamakan kedudukan pada menit 33` melalui sepakan jarak jauh Renato Sanches.

Gol Sanches dicetak setelah melakukan umpan satu dua dengan Luis Nani. Dan gol tersebut merupakan gol perdananya selama memperkuat skuat Portugal senior. Sanches pun menjadi pemain paling muda yang mencetak gol di sistem gugur Piala Eropa 2016. Golnya itu memperpanjang nafas Portugal hingga perpanjangan waktu.

Dan pada akhirnya Portugal memenangkan adu penalti setelah tendangan Ricardo Quaresma sebagai eksekutor ke lima berhasil. Sebelumnya, Jakub Blaszczykowski sebagai eksekutor ke-empat Polandia gagal mengeksekusi penalti karena berhasil ditepis Rui Patricio.

Khusus Sanches, ia menjadi pemain paling menonjol pada laga ini. Sanches bermain sejak pertandingan pertama menggantikan peran Andre Gomes yang tidak bisa tampil karena cedera. Kepercayaan yang diberikan kepada Sanches berhasil dijawab dengan baik. Ia menjadi pemain paling menonjol di kala kreativitas serangan Portugal kurang hidup.

Saat itu Portugal bermain dengan garis pertahanan rendah dan hanya mengandalkan serangan balik. Dua full-back Portugal pun jarang naik membantu serangan karena Polandia terus menggepur melalui sayap. Serangan Portugal banyak dilakukan melalui umpan-umpan jauh ke arah Cristiano Ronaldo dan Nani yang sering berada di sisi lapangan. Tapi kecenderungan serangan itu lebih sering dialirkan ke sisi kanan.

Hal itu karena Artur Jedrzejczyk, full-back kiri Polandia, lebih aktif membantu serangan.Sementara kekosongan Jedrzejcyk sering ditutupi Michal Pazdan, bek tengah Polandia. Hal itu membuat pergerakan Nani pun tidak terlalu bebas. Pada hal inilah Sanches juga berperan penting dalam membuka ruang gerak Nani dan pemain-pemain lainnya.

Sanches menjadi poros lini di lini tengah Portugal baik di sisi kanan mau pun kiri. Sebab ia sering bergerak ke mana pun arah bola. Sanches sering menerima bola dari rekan-rekannya agar mendapatkan ruang kosong. Apalagi pergerakan Sanches agak sulit dikejar Krzstof Maczynski, gelandang bertahan Polandia.

Atas kekosongan dan ruang yang diciptakan di depan kotak penalti jugalah Sanchez bisa mencetak gol.Ia juga merupakan jembatan permainan yang baik atas operannya yang berakurasi 94 persen. Saat itu Sanches melepaskan operan ke mana pun, baik ke sisi kanan, kiri, belakang, atau umpan terobosan ke depan. Pemain yang baru direkrut Bayern Munich itu cuma tiga kali gagal melepaskan operan.



Ia juga melakukan dribel sukses sebanyak enam kali. Dribelnya itu sukses mengecoh Lukasz Piszczek dan Blaszczykosky masing-masing sebanyak dua kali di sisi kiri. Pergerakannya ke sisi kiri itu jugalah yang membuat Ronaldo beberapa kali menemukan ruang di kotak penalti Polandia. Hanya saja Ronaldo tidak menyelesaikan peluang-peluangnya dengan baik.

Ketika adu penalti pun Renato seperti pemain yang sudah berpengalaman. Ia dengan tenang menjadi eksekutor ke dua sehingga tendangannya berhasil masuk. Padahal usianya baru 18 tahun. Atas kemenangan melalui adu penalti ini jugalah Portugal lolos ke semifinal Piala Eropa 2016 tanpa kemenangan 90 menit! Agak aneh memang, namun itu adalah kenyataan yang ditunjukan Portugal.

Sumber grafis: Squawka.

Komentar