Keajaiban itu Masih Milik Rafael Benitez

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Keajaiban itu Masih Milik Rafael Benitez

Sempat unggul 2-0 di babak pertama, Newcastle United akhirnya mampu memaksakan hasil imbang melawan Liverpool 2-2 di Stadion Anfield Sabtu (24/3) malam. Hasil ini seolah seperti ulangan saat musim 2012/2013 lalu. Saat itu, ia masih menukangi Chelsea sebagai manajer interim, dan berhasil membawa Chelsea menahan imbang Liverpool 2-2- di Anfield (plus ada adegan Luis Suarez menggigit Branislav Ivanovic).

Gol-gol dalam pertandingan ini dicetak oleh Daniel Sturridge (`2) dan Adam Lallana (`30) bagi Liverpool, sedangkan gol-gol bagi Newcastle dicetak oleh Papiss Demba Cisse (`48) dan Jack Colback (`66). Terkhusus bagi Jack Colback, ini adalah gol away nya yang pertama sejak Februari 2014 setelah lima gol terakhir yang ia cetak dilakukannya di kandang sendiri.

Kembali datang ke Anfield, kali ini sebagai manajer Newcastle, Rafael Benitez langsung menurunkan pemain-pemain terbaiknya. Sementara itu, Liverpool tampil tanpa Coutinho sebagai starting line-up, mengandalkan Joe Allen dan Kevin Stewart sebagai pemain tengah seperti saat mereka menang melawan Bournemouth 2-1 minggu lalu. Mengusung formasi 4-4-2, Liverpool langsung menguasai sayap dan menciptakan beberapa peluang berbahaya lewat sayap, seperti yang dilakukan dalam beberapa pertandingan terakhir.

Dua gol Liverpool yang tercipta di awal babak pertama pun berawal dari sayap, dan dua-duanya berasal dari sayap kiri, tempat Alberto Moreno dan Adam Lallana beroperasi. Gol Sturridge di menit ke-2 berawal dari umpan direct Moreno, sedangkan gol Lallana dimulai dari penetrasi Moreno di sisi kiri sebelum memberikan umpan kepada Lallana yang mengonversi peluang tersebut menjadi sebuah gol.

Benitez pun bukannya tidak menyadari hal ini. Menyadari bahwa sayapnya terlalu banyak ditekan di babak pertama, utamanya sisi kanan yang dihuni oleh Andros Townsend dan Vurnon Anita, Benitez mengubah formasi 4-2-3-1 yang ia usung di babak pertama menjadi 4-4-2 agar serangan dari sayap khas Liverpool menjadi ternetralisir. Giorginio Wijnaldum pun dimasukkan menggantikan Ayoze Perez yang tidak terlalu banyak berkontribusi dalam serangan di babak pertama.

Cara ini membuahkan hasil. Serangan sayap Liverpool tidak terlalu terlihat di babak kedua. Baik itu Lallana, maupun James Milner, cukup kesulitan untuk menembus pertahanan Newcastle dari sayap. Anita dan Paul Dummett, yang mendapatkan bantuan cover dari Wijnaldum dan juga Jack Colback mampu menjaga sayap The Magpies dengan baik sehingga Lallana dan Milner sulit untuk menembus tengah.

Lini pertahanan Liverpool kembali menjadi titik yang perlu disorot. Dalam proses gol pertama Newcastle, terlihat bahwa Papiss Cisse tidak mendapatkan pengawalan dari bek tengah yang sepadan. Hal ini ditambah dengan kurang tepatnya perhitungan Simon Mignolet untuk keluar dari gawangnya dan melakukan save, sehingga Cisse dapat menyundul bola dengan mudah ke gawang.

Gol kedua dari Colback pun sama. Pertahanan Liverpool terlalu fokus kepada bola sehingga pergerakan Colback dari second line tak diperhatikan dengan baik. Colback pun akhirnya dengan leluasa melakukan shoot sehingga kedudukan menjadi imbang.

Dengan hasil 2-2 ini, sekaligus melihat apa yang terjadi dalam pertandingan ketika Liverpool sudah unggul 2-0 di babak pertama kemudian disamakan menjadi 2-2 di babak kedua, keajaiban itu masihlah merupakan milik seorang Rafael Benitez, manajer yang juga membawa Liverpool dalam sebuah momen yang disebut sebagai Miracle of Istanbul. Sisa-sisa keajaiban itu tampaknya masih ada dalam genggaman tangan Benitez.

foto: skysports.com

Komentar