Claudio Ranieri Beberkan Kunci Kesuksesan Leicester City

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Claudio Ranieri Beberkan Kunci Kesuksesan Leicester City

Thailand sedang mengalami demam Leicester City menyusul kesuksesan anak asuhan Claudio Ranieri di Liga Primer Inggris musim ini. Thailand rasa Leicester pun semakin kentara, hal itu karena pemilik klubnya, Vichai Srivaddhanaprabha, memang berasal dari negara tersebut.

Kesuksesan Leicester masih terasa sampai saat ini, walau mereka baru dikalahkan Arsenal pada akhir pekan lalu. Kekalahan itu tidak menggeser Leicester dari posisinya. Mereka masih menguasai puncak klasemen sementara musim ini. Mereka berada di peringkat pertama dengan raihan 53 poin dari 26 pertandingan Liga Primer Inggris 2015/2016.

Jumlah poin itu pun memiliki jarak dua poin dengan pesaingnya, yakni Tottenham Hotspur, yang menduduki peringkat dua dan Arsenal di peringkat tiga. Leicester harus memaksimalkan 12 sisa pertandingan Liga Primer Inggris agar dapat menjadi kampiun musim ini.

Maka, bukan tanpa alasan jika raihan selama ini menjadi tolak ukur kesuksesan Leicester. Usaha mereka patut dipuji karena musim lalu mereka bahkan hampir terdegradasi.

Claudio Ranieri, manajer Leicester, mengungkapkan kunci kesuksesan skuat besutannya musim ini. Ia mengutarakan jika melatih Leicester adalah momen terbaik dalam karirnya.

"Benar bahwa kami sangat bersatu di ruang ganti, ada keinginan saling membantu satu sama lain yang saya belum pernah melihatnya dalam karir saya sebelumnya," ungkap Ranieri kepada Virgin Radio.

Namun, ia masih menganggap skuatnya bukanlah yang terkuat di lapangan. Skuatnya bisa menjadi kuat karena Wes Morgan dkk., selalu berusaha memberikan yang terbaik. Menang atau kalah, itu adalah hak sekunder bagi manajer asal Italia ini. Yang penting berjuang dan memberikan yang terbaik hingga detik terakhir.

Wajar jika kemenangan dianggap sebagai kebutuhan sekunder. Pasalnya, tujuan pertama Leicester musim ini adalah menghindari zona degradasi. Tapi mereka kini justru berjuang untuk sesuatu yang sangat luar biasa daripada sekadar menghindari papan bawah.

Kunci kesuksesan Ranieri yang lain bersama Leicester adalah soal emosi. Dirinya mengatakan tidak pernah marah secara emosional kepada skautnya. Tentu hal ini berbeda dengan kepemimpinan Nigel Pearson pada era sebelumnya. Pearson merupakan manajer yang cukup kontroversial dalam menyalurkan emosinya.

"Saya tidak pernah marah dengan dengan tim ini, saya mengerti mereka dan membantu mereka ketika sesuatu yang salah terjadi. Mereka selalu memiliki kepercayaan yang penuh," celoteh Ranieri.

Selain hal tersebut, tentu kesuksesan Leicester terletak kepada permainan Jamie Vardy di lapangan. Penyerang andalannya itu sudah mencetak 19 gol dari 26 laga domestik musim ini. Raihannya itu menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak sementara Liga Primer Inggris 2015/2016.

Tapi menurut Ranieri, Vardy tidak akan sukses tanpa latihan yang serius, begitu juga dengan para pemain lainnya, "Saya tidak tahu dan saya tidak peduli. Selama mereka berlatih dengan baik maka tidak ada masalah dan mereka dapat melakukan apa yang diinginkan," tegasnya.

Bahkan, Ranieri telah membuat siapapun terkejut, termasuk Kesebelasan Negara Yunani yang telah memecatnya pada November 2014 lalu. Setelah Leicester dikalahkan Arsenal, mereka bertekad untuk membuat kejutan kembali.

Komentar