Tawa Ranieri dan Peluang Leicester Meraih Juara Premier League

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tawa Ranieri dan Peluang Leicester Meraih Juara Premier League

Leicester meraih hasil tidak memuaskan dalam tiga laga sebelum menghadapi Tottenham Hotspur di Premier League. Mereka kalah dari Liverpool 0-1, serta ditahan imbang tanpa gol oleh Manchester City dan AFC Bournemouth. Hasil itu pula yang membuat posisi mereka tergeser dari puncak klasemen yang telah mereka tempati selama delapan pekan, dan empat pekan beruntun.

Namun, kemenangan atas Tottenham Hotspur, serta hasil seri Arsenal yang menghadapi Liverpool, membuat Leicester memiliki poin yang sama dengan The Gunners. Meskipun demikian, Leicester masih berada di peringkat kedua karena kalah selisih gol.

“Saya tertawa,” kata manajer Leicester, Claudio Ranieri, dikutip dari The Guardian saat ditanya soal kemungkinan Leicester meraih gelar.

“Ini Januari. Sayang sekali! Kalau Mei, ya mungkin. Kami harus terus bekerja keras dan tetap menjejakkan kaki di tanah. Ini gila, liga yang gila tahun ini dan kami harus terus melanjutkannya,” tutur Ranieri.

Wajar rasanya kalau Ranieri merasa demikian. Pasalnya, ia menangani kesebelasan yang mestinya saat ini tengah berjuang di zona degradasi. Wajar pula kalau ia enggan dikatakan tengah bersaing bersama Arsenal yang menjadi favorit juara musim ini.

Ranieri sendiri telah menetapkan target meraih 40 poin pada musim ini. “Hebatnya”, mereka sudah meraih 39 poin hanya dalam paruh pertama musim ini. “Kami telah meraih 39 poin pada paruh pertama dan saya selalu ingin menjadi lebih baik. 39 poin dan di paruh kedua 40 poin. Kalau kami bisa mendapat 79 poin, saya akan sangat, sangat senang,” kata Ranieri.

“Apakah itu berarti memenangkan gelar? Saya tidak tahu. Saya pikir banyak orang bilang ‘Apa yang terjadi pada Leicester? Apa yang bisa Leicester lakukan?’ Saya tak punya jawabannya. Saya tidak tahu apa yang bisa kami lakukan.”

Kesebelasan lain sejatinya telah mengetahui bagaimana cara mengatasi Leicester. Mereka tinggal menahan Riyad Mahrez dan Jamie Vardy agar tidak mencetak gol. Selain itu, kondisi Vardy yang belum prima, membuat Leicester hampa gol dalam tiga pertandingan sebelum melawan Leicester.

Namun, hal tersebut telah tergantikan meskipun tanpa kontribusi Vardy dan Mahrez. Robert Huth mencetak gol kemenangan di liga, sementara gol Marcin Wasilewski dan Shinji Okazaki membuat Leicester menahan imbang Tottenham di Piala FA.

“Banyak pemain yang bisa mencetak gol, itu penting buat tim dan kepercayaan diri untuk melanjutkan momen yang hebat ini buat kami,” ucap Ranieri.

Leicester mungkin saja menjadi juara, andai mereka terus konsisten sementara para pesaing lainnya terpeleset. Namun, Ranieri tentu enggan membuyarkan impian tinggi para pendukung Leicester dan penggemar Liga Inggris lain.

Sementara itu, sayup-sayup terdengar nyanyian dari tribun penggemar Leicester di White Hart Lane usai gol Robert Huth. “We are staying up. We’re gonna win the league” kalimat pertamanya sudah betul, tapi kalimat keduanya masih mungkin direvisi.

foto: theguardian.com

Komentar