Berita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Anda yang bermain game seri FIFA atau Pro Evolution Soccer pastilah hapal dengan kombinasi tombol "R2" dan "Kotak". Ada dua hal yang akan terjadi jika Anda melakukannya di depan gawang: gol yang indah, atau ditangkap kiper dengan mudah. Kombinasi "R2" dan "Kotak" akan menghasilkan tendangan melengkung. Negatifnya, tendangan tersebut umumnya tidak kencang karena lebih terfokus pada keakuratan.

Penampilan Paulo Dybala yang menonjol kala memperkuat Palermo menjadi alasan besar Juventus merekrutnya. Meski pada dua musim pertamanya Dybala gagal menunjukkan tajinya, tapi Dybala berhasil menunjukkan ke publik bahwa dirinya pantas disebut sebagai suksesor Sergio Aguero menilik pada penampilannya pada musim 2014/2015. Ia sukses membuat torehan 13 gol dan 10 assist di musim terakhirnya bersama klub asal Pulau Sisilia tersebut.

Bermain di Juventus tentu tidak mudah. Beberapa pemain pun sempat gagal kala memperkuat tim asuhan Max Allegri tersebut. Dybala sempat mengalami hal yang sama, di mana ia gagal membawa Juventus meraih kemenangan pada tiga laga awalnya. Ia bahkan sempat tak dimainkan kala Juventus bertemu Genoa.

Namun perlahan, Dybala mulai menunjukkan bahwa Juventus tak salah merekrutnya. Dari 16 penampilannya di Serie A musim ini, Dybala telah mengoleksi delapan gol. Ia pun menjadi pencetak gol terbanyak Juventus di Seria A sejauh ini.

Allegri mengaku bangga akan pencapaian pemain berusia 22 tahun ini. Ia menjelaskan bahwa kelemahan fisik Dybala yang terlalu pendek untuk ukuran pemain depan, ditutupi oleh kemampuan baiknya kala mengolah bola.

Tak salah Allegri menyebut Dybala memiliki kualitas. Berdasarkan statistiknya, Dybala memang unggul dalam aspek yang disebutkan Allegri. Dybala membukukan catatan akurasi umpan sebesar 82,6 %, catatan shots per game-nya mencapai 3,1 per pertandingan.

Sama seperti Allegri, Paul Pogba berpendapat demikian. Ia berkata bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Dybala dapat disejajarkan dengan Lionel Messi. Ia juga menjelaskan bahwa Dybala telah melakukan sesuatu yang luar biasa. Gelandang Timnas Prancis ini pun berkata: “Anda tahu seperti apa saya memanggilnya? "R2 kotak", tombol yang harus ditekan dalam PlayStation untuk melakukan tendangan melengkung, jenis tendangan yang kerap ia lakukan.”

Tak salah Pogba memanggil  demikian. Sebab, Dybala yang memiliki kekuatan di kaki kirinya dan kerap mencetak gol lewat tendangan melengkung. Hal tersebut terjadi kala Juventus melawan Atalanta (25/10), saat itu Dybala berhasil membuat gol melengkung dari luar kotak penalti yang mengecoh Marco Sportiello.

Gol melengkung Paulo Dybala tak hanya terjadi di musim ini. Pemain yang dibesarkan oleh Instituto ini memang dikenal memiliki kecenderungan untuk mencetak gol lewat tendangan melengkung. Buktinya, dalam beberapa gol cantik Dybala yang kami temukan di Youtube, ada beberapa gol melengkung yang Dybala ciptakan saat masih di Instituto maupun Palermo.

Musim ini Dybala baru mencetak satu gol melengkung dari delapan gol yang dibuatnya. Hal ini mungkin terjadi karena Dybala lebih sering ditempatkan untuk menyisir tengah lapangan. Namun, melihat kecenderungan gol Dybala, rasanya tak lama lagi gol istimewa akan dicetak Dybala.

Sumber : Sky Sports, Forza Italian Football, Whoscored

Komentar