Basa-basi Harry Kane Main di NFL

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Basa-basi Harry Kane Main di NFL

Ada banyak pilihan yang bisa dilakukan pesepakbola setelah masa pensiun. Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, memilih untuk berkarir sebagai atlet American Football dan berlaga di NFL.

“Itu tergantung dari bagaimana karirku berjalan, tapi setelah aku selesai. Aku ingin bermain di NFL dan menjadi seorang kicker,” ucap Kane dikutip Evening Standard, “Bahkan meskipun aku cuma main untuk satu pertandingan, itu akan aku lakukan.”

Kane, penyerang masa depan Inggris, telah mencoba mengetes dirinya menghadapi para kickers “asli” NFL saat mereka tur Eropa. Ia merasa kalau kemampuannya bisa lebih diasah dan menjadi kicker yang lebi handal.

Perpindahan lintas olahraga ini sebenarnya pernah dilakukan pemain rugby asal Australia, Jarryd Hayne. Jarryd bermain untuk San Francisco 49ers dan mendulang perhatian yang besar selama masa pramusim.

NFL sendiri memutuskan untuk melakukan satu pertandingan di luar Amerika Serikat, salah satunya di Inggris. Selain di Stadion Wembley, sejumlah kesebelasan di Inggris pun mulai merombak stadion mereka agar bisa diubah sesuai dengan spesifikasi lapangan American Football.

Tottenham pun melakukan hal serupa pada stadion baru yang akan dibuka dalam beberapa tahun mendatang. NFL mengumumkan pada Juli lalu kalau mereka setuju untuk memainkan setidaknya dua pertandingan per musim di Inggris dalam 10 tahun kerjasama.

Baca juga: Dampak Harry Kane yang Mengubah Aturan Home Grown

Basa Basi Belaka?

Tentu kepindahan Kane ke NFL tidak akan semudah pemain rugby pindah ke American Football; atau tidak semulus Max Biaggi dari balapan motor 500cc pindah ke Superbike.

Kepindahannya barangkali akan sekaku Mike Tyson saat bersandiwara di WWE Smackdown menghadapi Steve Austin serta duo DX, Triple H dan Shawn Michaels.

Terdapat sejumlah halangan yang menghadang, termasuk perbedaan antara sepakbola dan NFL itu sendiri. Pertama, American Football menggunakan tangan sedangkan sepakbola menggunakan kaki. Memang, ada momen di mana pemain American Football menendang bola, tapi hal tersebut tidak sesering saat mereka menggunakan tangannya. Kedua, American Football adalah olahraga yang amat mengandalkan kekuatan fisik. Para pemainnya hampir selalu bertabrakan—dan tak ada yang pura-pura mengerang kesakitan.

Daniel Radcliffe, pemeran Harry Potter, pernah mengkritik keras para pemain sepakbola yang terlalu mudah terjatuh. Bisa dibaca di sini.

Faktor terakhir yang menjadi soal adalah usia Kane saat pensiun yang berada pada rentang 35-40 tahun. Di sepakbola, usia tersebut sudah bisa dibilang terlalu lanjut untuk bisa sejajar dengan para pemain muda yang punya fisik dan ketahanan tubuh lebih kuat. Kane pun tidak bisa begitu saja masuk ke tim utama, karena mesti bersaing dengan para pemain yang jauh lebih berpengalaman.

Untungnya, harapan Kane masih terbuka melihat sejumlah perbedaan antara American Football dan sepakbola. Hal ini ditulis Paolo Bandini dan James Dart dalam kolomnya di The Guardian.

Menjadi Penerus Toni Fritsch


Sudah pantas, belum? Kurang kekar, ya? (Foto: skysports.com)

Sebelum Kane, bomber Spurs lainnya, Clive Allen pun pernah bermain untuk tim NFL Europe, London Monarch. Allen melakukannya pada usia 36 tahun setelah pensiun dari sepakbola. Tidak sedikit mereka yang mengerutkan dahi dengan keputusan Allen tersebut, termasuk para jurnalis.

Faktanya memang ada segelintir pesepakbola yang beralih profesi menjadi pemain American Football. Tak perlu ditanya apa posisinya: kickers! Namun, nama-nama tersebut seolah tenggelam karena sulitnya adaptasi di olahraga baru tersebut.

Salah satu yang terbilang berhasil adalah Toni Fritsch. Ia merupakan andalan Austria dan momen paling diingat saat mencetak dua gol untuk kemenangan Austria 3-2 atas Inggris di Wembley pada 1965. Kemampuan Fritsch menarik perhatian pelatih Dallas Cowboys, Tom Landry, yang tengah memantau bakat-bakat di Eropa. Landry pun menawarkan kontrak meski Fritsch sama sekali tak mengenal American Football.

Aku tak pernah menonton pertandingan sebelumnya; Aku tak pernah menonton American Fotoball,” ingat Fritsch yang kala itu tak bisa berbahasa Inggris, “Aku menandatangani kontrak dengannya beberapa hari kemudan, sebuah kontrak yang tak bisa aku baca, tapi mungkin itu penandatanganan kontrak terbaik yang pernah aku lakukan.”

Karir Fritsch tidak berhenti di Dallas Cowboys. Ia berpetualang ke sejumlah tim seperti San Diego Chargers, New Orlean Saints dan Oilers. Total, ia menghabiskan 12 musim di NFL dan memenangi Super Bowl bersama Dallas pada 1972.

Selain Allen dan Fritsch terdapat sejumlah nama lain seperti Horst Muhlmann yang bermain untuk Schalke 04 sebelum akhirnya pindah ke Cincinnati Bengals dan menghabiskan sembilan musim di NFL. Lalu ada Chris dan Matt Bahr yang bermain di divisi kedua Liga Amerika, NASL, yang kemudian bergabung bersama Philadelphia Atoms dan Colorado Caribous.

">@hkane28 making an amazing NFL catch ! https://twitter.com/hashtag/NFLUK?src=hash">#NFLUK


— NFL UK (@nfl_uk) https://twitter.com/nfl_uk/status/637314545179054080">August 28, 2015

Masalah paling utama Kane adalah ia sama sekali belum pernah bermain American Football di level kompetitif. Ia mesti bersaing dengan para pemain yang semenjak lulus SMA sudah mulai bermain American Football. Namun, melihat apa yang terjadi pada Fritsch tentu sebuah hal yang menyenangkan jika Kane bisa menggapai mimpi dan impiannya sebagai kicker untuk tim NFL. Lihat saja bagaimana Kane begitu bekerja keras untuk merealisasikan mimpinya.

Eh tapi bukankah ini sebuah "pengkhianatan"? Halah.

foto: zapsportz.com

Komentar