Sampdoria: Banjir Pujian, Banjir Hukuman

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Sampdoria: Banjir Pujian, Banjir Hukuman

Sampdoria saat ini bercokol di peringkat tiga klasemen Serie A. Hasil imbangnya melawan Juventus pada akhir pekan lalu membuat tim berjuluk ‘blucherciati’ ini menyalip Genoa yang dikalahkan AS Roma. Kini Sampdoria mengumpulkan 26 poin, sama dengan Genoa dan Lazio yang berada di urutan keempat dan lima.

Karena torehannya ini Sampdoria pun banjir pujian. Salah satunya dari direktur teknik Juventus, Giuseppe Marotta, “Sampdoria, bersama Genoa, benar-benar ajaib pada musim ini. Mereka bermain dengan riang sehingga mereka bisa meraih poin di manapun. Mereka bisa melakukannya karena mereka tak dibebani target,” mengutip dari footballitalia.net.

Sampdoria memang bukan tim sembarangan pada Serie A musim ini. Selain tak terkalahkan pada enam pertandingan terakhir, lini pertahanan mereka merupakan yang terbaik ketiga setelah Juventus dan AS Roma. Dari 15 pertandingan, gawang Sergio Romero hanya kebobolan 12 gol, AS Roma 11 gol dan Juve 6 gol. Tak heran pujian terus mengalir pada Angelo Palombo cs.

Namun dibalik itu semua, prestasi Sampdoria di Serie A ini dibarengi dengan banjir hukuman yang diberikan Federasi Sepakbola Italia (FIGC) terhadap skuat asuhan Sinisa Mihajlovic tersebut. Klub pun dapat dipastikan akan merugi.

Presiden klub Sampdoria, Massimo Ferrero, diganjar tiga bulan larangan ke stadion dan hukuman denda sebesar 10 ribu euro, atau sekitar 130 juta rupiah, oleh FIGC. Hukuman yang diberikan pada Senin kemarin (15/12) ini diberikan atas komentar miringnya terhadap pemilik klub Inter Milan, Erick Thohir.

Kejadian ini bermula ketika presenter RAI meminta komentar Ferrero atas mundurnya Massimo Moratti dari kursi kepresidenan Inter. Selain mengatakan kekagumannya terhadap Moratti, Ferrero ternyata menyempatkan untuk mengejek Erick Thohir, walaupun sebenarnya umpatannya tersebut tak tepat.

“Moratti adalah orang yang hebat. Sangatlah tak adil ia mendapatkan perlakuan seperti ini,” ujar Ferrero seperti dikutip dari Reuteurs. “Saya sangat prihatin terhadapnya. Padahal saya sebelumnya mengatakan padanya: pecat ‘orang Filipina’ itu!”

‘Orang Filipina’ yang dimaksud Ferrero tentu saja ditujukan pada Erick Thohir, karena saat mundurnya Moratti pada Oktober lalu, dikabarkan terjadi perbedaan visi antara Moratti dan Erick Thohir sehingga membuat Moratti mundur.

Presenter RAI pun sempat mengoreksi perkataan Ferrero dengan mengatakan bahwa Erick Thohir adalah orang Indonesia. Namun Ferrero menjawabnya dengan berkata,”Jangan membelanya! Dia telah merugikan sepakbola Italia!”

Sebenarnya tak lama kemudian Ferrero telah secara resmi mengajukan permohonan maaf pada Erick Thohir. Namun perkataannya tersebut terlanjur menjadi santapan media dan FIGC. Terlebih saat ini di Italia sedang hangat-hangatnya isu rasisme semenjak insiden presiden baru FIGC, Carlo Tavecchio, yang mengatakan pemain kulit hitam adalah ‘Opti Poba’ atau pemakan pisang.

Maka dari itu, FIGC langsung menganggap serius setiap rasisme yang terjadi di Italia hingga saat ini. Hukuman yang dijatuhkan FIGC terhadap Ferrero pun merupakan yang pertama setelah insiden ‘pemakan pisang’ tersebut.

Atas rasisme yang dilakukan Ferrero ini Sampdoria sebagai pihak klub terkena getahnya. FIGC menghukum Sampdoria dengan denda sebesar 35 ribu euro atau sekitar 500 juta rupiah atas kasus ini. Ferrero pun sebenarnya heran mengapa klub pun sampai terkena dampaknya.

Dua hukuman ini menambah jumlah hukuman yang didapat Sampdoria pada bulan Desember ini. Sebelumnya, pada awal Desember, FIGC menjatuhkan hukuman pada sang pelatih, Sinisa Mihajlovic, dengan larangan dua kali mendampingi tim di Coppa Italia. Hukuman ini didapatkan karena Mihajlovic dianggap menantang wasit saat mengalahkan Brescia dengan skor 2-0. Saat itu ia menendang botol minuman ke arah wasit keempat.

foto: espnfc.com

Komentar