Tuhan Lebih Ingin Daniel Engelbrecht Kembali Bermain Sepakbola

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tuhan Lebih Ingin Daniel Engelbrecht Kembali Bermain Sepakbola

Setiap manusia pada akhirnya akan mati. Namun kapan waktu itu tiba, tak ada yang mengetahuinya. Bahkan meski sudah mendekati ajal, jika memang belum waktunya untuk mati, artinya ia masih diberikan kesempatan untuk hidup.

Itulah yang dialami oleh Daniel Engelbrecht, penyerang asal Jerman yang bermain untuk klub divisi tiga, Stuttgart Kickers. Pemain berusia 24 tahun ini sempat mengalami peradangan jantung di mana detak jantungnya sempat terhenti.

Pada pertengahan tahun 2013, Engelbrecht yang menderita penyakit Miokarditis atau radang dinding otot jantung, divonis tak bisa lagi melanjutkan karirnya sebagai pesepakbola karena penyakit ini. Bahkan lebih dari itu, Engelbrecht tengah berada di pintu menuju kematian.

Selama menderita penyakit ini, Engelbrecht menjalani empat operasi. Dan pada operasi yang terakhirnya, jantung Engelbrecht sempat berhenti. Namun tim dokter dengan cepat menangani Engelbrecht dengan memberikannya defibrilator atau alat untuk memberikan kejutan listrik dengan tujuan mengembalikan irama detak jantung. Dan tim dokter pun berhasil menyelamatkan nyawanya.

Setelah menjalani proses pemulihan yang panjang selama tahun 2014, akhirnya pemain bernomor punggung 22 ini dinyatakan sembuh dan diijinkan kembali bermain. Kembali berlatih bersama tim sejak tanggal 1 November, akhir pekan lalu (15/11), melawan FV Ravensburg, Engelbrecht menjalani laga ‘debutnya’. Dengan menggunakan pelindung dada, Engelbrecht masuk pada menit ke-76.

“Saya selalu berjuang menghadapi kematian, dan tak ada seorang pun yang mengira bahwa saya bisa kembali bermain. Ini hari terbaik sepanjang hidup saya,” ujar pemain kelahiran Cologne ini seperti yang dikutip dari NDTV Sports.

Tentunya tak mudah bagi Engelbrecht kembali menjalani kehidupan normal setelah mengalami masa-masa menakutkan dalam hidupnya selama berbulan-bulan. Selalu ada ketakutan dan kegelisahan dalam dirinya yang pernah nyaris tak menjemput ajalnya. Namun dengan bantuan psikolog, kekhawatiran itu mulai berangsur hilang.

“Saya selalu ketakutan jika mengingat bahwa saya akan mati,” ungkap Engelbrecht pada harian Jerman, Sueddetsche Zeitung. “Namun terapi terbaik untuk mengembalikan semuanya adalah dengan menjalani latihan setiap hari, dan semuanya berjalan dengan baik. Tapi saya pun perlu kembali belajar untuk mempercayai tubuhku lagi.”

Tentunya kisah Engelbrecht ini bisa disebut sebagai sebuah keajaiban jika kita melihat betapa parah penyakitnya sehingga ia mendapatkan serangkaian operasi.  Namun sepertinya di saat Engelbrecht ketakutan bahwa ia tak bisa lagi bermain sepakbola, bahkan melanjutkan hidup, Tuhan sang pemberi kehidupan akhirnya memutuskan dan berkata: “Bermainlah kembali, Engelbrecht!”. Sehingga kini, Engelbrecht akhirnya telah sembuh dan siap melanjutkan kembali karirnya sebagai pesepakbola.






foto: dfb.de

Komentar