Jarang Dimainkan di AC Milan, Chelsea Khawatir Harga Van Ginkel Turun?

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jarang Dimainkan di AC Milan, Chelsea Khawatir Harga Van Ginkel Turun?

Agen Marco van Ginkel, Karel Jansen, mengatakan kliennya mengaku sudah tak betah berada di San Siro. Ia menyebut tidak menutup kemungkinan jika Van Ginkel kembali ke Chelsea, Januari nanti.

Selama sepekan ke belakang, terdengar isu bahwa Jose Mourinho tak senang karena Van Ginkel jarang mendapat menit bermain. Padahal, tujuan utama peminjaman Van Ginkel adalah untuk menambah jam terbang sang pemain.

Peminjaman Van Ginkel sendiri mengikuti jejak Fernando Torres yang pada bursa transfer Agustus lalu pindah ke AC Milan dengan status pinjaman. Hal ini menjadi penting bagi pemain dan Chelsea sendiri, karena AC Milan berlaga di liga yang bisa disebut kompetitif. Sehingga saat nanti kembali ke klub, mereka telah memiliki pengalaman dan mental yang lebih terasah.

Di Chelsea sendiri Van Ginkel seperti kesulitan mendapat tempat. Pasalnya, ia mesti bersaing dengan gelandang-gelandang kreatif lain yang lebih berpengalaman. Maka, opsi peminjaman ini telah disetuji baik oleh manajemen maupun oleh pemain. Namun segalanya tak berlangsung mulus.

Ketimbang tahun lalu, AC Milan di bawah asuhan Filippo Inzaghi mulai menemukan kembali bentuk permainannya. Sayangnya, Van Ginkel tidak menjadi bagian dari kesuksesan tersebut. Saat ini, Van Ginkel baru bermain sekali dan hanya 33 menit. Sebuah masa yang terlalu singkat bagi pesepakbola untuk bisa unjuk kemampuan.

“Marco memulai musim ini dari bangku cadangan dan diharapkan ia bisa berguna bagi klub barunya dan negara,” Jansen mengungkapkan, “ Namun, setelah dia sembuh dari cedera, ia hanya punya sedikit waktu di atas lapangan, kami tak senang soal itu. Marco tidak pergi ke Italia untuk tidak melakukan apa-apa.”

Dengan kondisi yang segar, Jansen mengherankan sikap Inzaghi yang tak menurunkan Van Ginkel. Mungkin, Jansen berpikir kalau Van Ginkel adalah pemain dengan kualitas setingkat Chelsea, dan Milan mestinya beruntung mendapatkannya secara gratis, setidaknya untuk semusim.

Chelsea sendiri bisa menarik Van Ginkel pada Januari nanti. Namun, masalahnya adalah dengan pengalaman yang lebih sedikit mampukan Van Ginkel masuk ke tim utama Chelsea? Ia mesti bersaing dengan nama-nama macam Oscar, Eden Hazard, Willian, dan Andre Scurrle. Terlebih, penampilan mereka bisa dibilang tengah berada di puncak.

Dengan kondisi ini sebenarnya Milan berada di atas angin. Jika memaksa kembali ke Chelsea, toh Van Ginkel belum tentu masuk tim utama. Milan lebih memberikan asa bagi Van Ginkel untuk bermain dengan menit yang lebih banyak.

CEO AC Milan, Adriano Galliani, malah memuji Van Ginkel meski sang pemain hanya bermain setengah jam di hampir 12 pekan.

“Aku sangat senang dengan penampilan Van Ginkel, terutama di depan lini pertahanan. Ia memberi kami kualitas. Ia adalah pemain yang hebat,” kata Galliani.

Ucapan Galliani ini seolah memberikan harapan bagi Van Ginkel maupun Chelsea. Namun, yang memutuskan di lapangan tetaplah Inzaghi sebagai peramu taktik.

Hal terburuknya, bukan tidak mungkin Van Ginkel kembali diambil Chelsea Januari mendatang. Namun, karena tidak menunjukkan permainan yang signifikan karena tidak dimainkan, ia dijual murah ke tim lain di bursa transfer musim depan.

Kondisi ini mirip dengan apa yang dialami Kevin De Bruyne. Karena menderita cedera, serta datangnya Jose Mourinho ke Chelsea, ia pun pindah pada Januari tahun ini ke Wolfsburg. Secara nilai transfer, Chelsea untung karena mereka menjualnya seharga 18 juta pounds, atau lebih mahal 11 juta dari harga belinya dari Genk.

Bedanya, Van Ginkel tidaklah setenar De Bruyne. Sebelum ditransfer dari Genk, De Bruyne sudah aktif di tim utama. Ia bermain 84 kali dan mencetak 14 gol sejak 2008-2012. Saat dipinjamkan ke Werder Bremen pun, De Bruyne cukup produktif dengan mengemas 10 gol dari 33  laga. Hal ini yang membuat Wolfsburg begitu ngotot mendapatkannya.

Sementara itu Van Ginkel pun merupakan penampil utama saat bermain di Vitesse Arnheim. Ia ditransfer ke Chelsea pada Juli 2013. Di Chelsea, ia tercatat hanya bermain empat kali karena cedera ligamen yang mengharuskannya beristirahat. Pada Maret, ia kembali bermain untuk tim Chelsea U-21.

Peminjamannya ke AC Milan dimaksudkan untuk memperpanjang masa pemulihan Van Ginkel sekaligus menambah menit bermain. Namun, AC Milan tak meresponsnya dengan positif. Kini muncul kekhawatiran Van Ginkel tak akan laku dijual dengan harga belinya dari Vitesse Arnheim. Satu-satunya cara adalah meminjamkannya ke klub yang benar-benar membutuhkan jasanya.

Selamat berpikir Chelsea!

SUmber gambar; 101greatgoals.com

Komentar