Mengenal PIPCU, Unit Khusus Pembajakan Kekayaan Intelektual

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengenal PIPCU, Unit Khusus Pembajakan Kekayaan Intelektual

Selasa (2/9) lalu, sebuah rumah yang menjadi pusat pengunggah siaran ilegal digerebek aparat kepolisian. Seorang pria 27 tahun ditangkap dan diinterogasi.

Di rumah yang beralamat di Cheetham Hill, Manchester, tersebut terdapat 12 komputer yang aktif menyiarkan siaran olahraga dari seluruh dunia.

Anda pasti bertanya-tanya, mengapa tidak sejak dulu polisi menggerebek pengunggah siaran ilegal?

Ancaman operator Liga Inggris, Premier League tak main-main. Sebelum liga digelar, mereka sudah mewanti-wanti agar penggemar tidak mengunggah klip ke Vine.  Mereka pun melarang unggahan gol di Youtube, serta mengingatkan bahwa menyaksikan siaran ilegal di internet itu melanggar hukum.

Pada musim 2012/13 mereka berhasil menutup 30 ribu situs streaming ilegal atau sekitar 80 persen dari jumlah yang ada.  Tahun lalu, kepolisian menangkap seorang pengunggah siaran, meski ia akhirnya dibebaskan saat menjalani sidang di pengadilan.

Lalu, mengapa tahun ini berita penggerebekan  tersebut tersiar begitu kencang?

PIPCU. Lima huruf tersebut yang dapat menjawab dua pertanyaan tersebut.

PIPCU merupakan kepanjangan dari Police Intellectual Property Crime Unit. Ia merupakan unit kepolisian yang berpusat di London dan berfokus untuk menindak pelanggaran hak cipta, termasuk siaran televisi ilegal, unduhan musik, film dan acara televisi yang ilegal.

Setiap tahunnya, Pemerintah Inggris mengalokasikan 1,2 juta pounds untuk membiayai unit ini. PIPCU beroperasi sejak September 2013 di Kepolisian London dan akan berakhir pada 2015.

Terdapat 21 staf khusus yang terdiri dari detektif, penyidik, analis, periset, education officer, serta communication officer. Selain itu, tim ini juga didampingi oleh ahli dari intelejen senior IPO, dan investigator jaringan internet.

Awal Agustus lalu, PIPCU juga menangkap seorang pria yang menyediakan akses proxy gratis, agar dapat mengakses situs yang diblokir.

Karena kemajuan yang ditunjukkan PIPCU, FAST (Federation Against Software Theft) meminta masa kerja PIPCU diperpanjang. Mereka berpandangan apa yang dilakukan PIPCU dengan “mengganggu” distribusi material ilegal dari internet merupakan bagian dari penegakan hukum yang konsisten dan efektif yang dijalankan Kepolisian Kota London.

Kini, ancaman Premier League benar-benar nyata. Dengan dukungan dari unit kepolisian khusus, mereka siap memenjarakan penggemar yang melanggar ketentuan hak cipta. Mungkin, dampaknya belum besar, tapi diprediksi dari tahun ke tahun akan terjadi penurunan jumlah situs penyedia siaran ilegal di internet.

Anda setuju?

Komentar