Ketua FA mulai Serang Balik Sepp Blatter

Berita

by redaksi

Ketua FA mulai Serang Balik Sepp Blatter

Pernyataan Presiden FIFA, Sepp Blatter, beberapa waktu lalu yang menyatakan Inggris, khususnya media Inggris berencana menghancurkan FIFA sebagai institusi. Langsung dibantah oleh ketua Federasi Sepakbola Inggris (FA), Greg Dyke.

Dyke menyatakan pernyataan Blatter tersebut sulit untuk diterima. Ia menyatakan, apa yang Blatter katakan, dianggap menyerang Inggris, khususnya FA. Dyke lantas berbicara di atas podium kepada Blatter dalam kongres UEFA. Ia lalu mengungkapkan apa yang telah dikatakannya pada Blatter ke media.

“Aku bicara seperti ini: ‘Bisakah aku mengatakan bahwa komentar yang Anda buat kemarin tentang tuduhan terhadap media Inggris, yang mana Anda menganggap mereka sebagai rasis adalah hal yang tidak dapat diterima. Aku telah membaca artikel di Sunday Times secara detail, dan tuduhan yang telah dilancarkan, tidak memiliki hubungan apapun dengan rasisme. Mereka (media Inggris) sebenarnya menuduh tentang korupsi di tubuh FIFA.”

Dyke lantas mengatakan pada Blatter, bahwa reaksinya tersebut membuat banyak orang terganggu. Ia pun menyarankan inilah saat yang tepat bagi FIFA untuk berhenti menyerang sang pengirim pesan (media) dan seharusnya FIFA lebih memahami apa isi pesan tersebut.

“Secara jelas, akan ada keputusan dari FA, tapi aku berpikir bahwa kami semua (di FA) mendengar bahwa empat tahun lalu, dia (Blatter) menyatakan dia hanya akan menjadi presiden dalam satu kali (lagi) masa jabatan.”

Menurut Dyke, berdasarkan hasil pertemuan di masyarakat Inggris, sudah tidak diragukan lagi bahwa brand dari FIFA itu sendiri sudah hampir rusak. Ia meyakini hal yang sama juga terjadi di sebagian besar wilayah Eropa. Dia menduga sejumlah pejabat di FA akan mendukung keputusan Blatter untuk mengundurkan diri. Tapi semuanya akan diputuskan dalam rapat yang akan dilakukan oleh FA.

“Dalam kondisi seperti ini, ketika sepertiga dari Komite Eksekutif FIFA mundur karena tuduhan korupsi, ada tuduhan serius yang patut diselidiki.”

Langkah yang berani ditujukan Dyke untuk membuat UEFA sebagai oposisi dan menyerang FIFA. Langkah ini cukup beresiko karena Blatter telah berkampanye ke Asia dan Afrika untuk mempertahankan jabatannya di FIFA. UEFA hanya memiliki 53 dari 209 suara untuk pemilihan presiden.

Dalam kongres di Asia dan di Afrika, Blatter menjanjikan bonus besar bagi federasi dan negara yang terpilih untuk mengikuti Piala Dunia. Tentu saja, syarat dan ketentuan berlaku. Syarat utamanya adalah Blatter kembali terpilih menjadi Presiden FIFA pada 2015. Sebelumnya, FIFA telah menjatuhkan sanksi bagi calon terkuat untuk menjadi Presiden FIFA, Mohammed bin Hamman. Dengan hal ini dipastikan bahwa Blatter akan kembali menjadi kandidat terkuat pada pemilihan presiden FIFA tersebut.

Hal senada diungkapkan wakil ketua FA, David Gill. “Pernyataan yang dibuat Tuan Blatter, dalam perspektif kami, sangat tidak bisa diterima dan secara fakta itu tidak benar,” ujarnya, “Mencoba menggambarkan tuduhan tersebut sebagai hal yang rasis atau diskriminasi, benar-benar tidak bisa diterima.”

Ia mengatakan hal paling penting bagi FIFA adalah untuk melakukan cek dan ricek terhadap informasi tersebut. Ia menyatakan FA tidak senang dengan pernyataan tersebut. Ia pun meminta FIFA untuk menyelidikinya secara serius.

Ketika ditanya pandangannya terkait keinginan Blatter untuk kembali maju dalam pemilihan presiden FIFA untuk ke lima kalinya, Gill menyatakan keterkejutannya. “Melihatnya berubah pikiran (dengan mengajukan diri jadi presiden lagi), adalah hal yang sangat mengecewakan,” tutur Gill, “Secara pribadi, ya (Blatter harus pergi). Aku pikir kami harus segera berubah. Tapi itu hanya pendapat pribadiku. Ada 209 negara yang memberikan suara dalam pemilihan presiden baru.”

Gill menuturkan, sebuah perubahan akan membuat FIFA mendapat banyak manfaat. Itulah yang terjadi pada Komite Olimpiade Internasional, IOC, yang membuat mereka sangat dihormati sebagai organisasi.

Nasib FIFA kini ada di tangan 209 voters. Perubahan tidak bisa dilakukan jika hanya mengandalkan UEFA. FA dan KNVB kini telah bergerak, bagaimana dengan yang lain? PSSI? Ah, jangan bercanda.

Sumber gambar: dailymail.co.uk

[fva]

Komentar