[Short Analysis] ISL: Persebaya 1 - 1 Persipura

Analisis

by redaksi

[Short Analysis] ISL: Persebaya 1 - 1 Persipura

Persipura berhasil memenuhi targetnya kala bertandang ke Stadion Gelora Bung Tomo (26/5). Dijamu Persebaya, Persipura memaksa sang tuan rumah untuk berbagi poin, setelah pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1. Gol Boas Salossa pada menit ke-27 berhasil dibalas oleh Emmanuel Kenmogne lewat titik putih pada menit ke-32.

Hasil imbang ini membuat Persipura tetap berada di urutan pertama klasemen Liga Super Indonesia Wilayah Timur dengan raihan 25 poin. Selain itu, skuat besutan Jacksen F. Tiago memperpanjang rekor tak terkalahkannya musim ini. Dari 13 pertandingan, Mutiara Hitam meraih 6 kemenangan dan 7 kali seri. Sedangkan bagi  Persebaya, raihan satu poin ini membuat Persebaya gagal menggeser Mitra Kukar di posisi kedua klasemen.

Performa Persebaya

Bermain dengan kekuatan penuh, Persebaya menggunakan formasi andalannya, 4-4-2. Ricardo Salampessy yang sudah fit, kembali diturunkan sejak menit awal, dan diduetkan bersama O.K. John untuk mengisi posisi bek tengah. Manahati Lestusen yang pada pertandingan sebelumnya kurang fit, pun bermain penuh menemani Dedi Kusnandar dan menjadi dua pilar di lini tengah. Sedangkan untuk posisi penjaga gawang masih dipercayakan kepada Jendri Pitoy yang bermain cukup apik kala Persebaya bersua PSM di pertandingan sebelumnya.

Persebaya menyerang melalui kedua sisi lapangan di mana M. Ilham dan Fandi Eko berada. Rahmad Darmawan sepertinya menghindari bentrokan di lini tengah karena di sana ada trio gelandang Persipura, Gerald Pangkali-Lim Junsik-Immanuel Wanggai. Oleh karena itu, setiap bola berada dalam penguasaan pemain tengah, baik itu Lestusen maupun Dedi, bola selalu diarahkan ke kedua sisi sayap.

Persebaya lebih berbahaya ketika menyerang lewat sisi kanan. Dimana M. Ilham bermain cukup baik di posisi itu. Mantan punggawa Persija ini berani melakukan tusukkan-tusukkan ke area tengah Persipura. Ini membuat bek kiri Persipura, Ruben Sanadi, sering terpancing mengikuti pergerakannya. Kemudian ruang yang ditinggalkan Ruben bisa dimanfaatkan oleh Hasim Kipuw untuk membantu serangan Persebaya. Sayang umpan-umpan silang Kipuw selalu gagal dimanfaatkan para penyerang Persebaya.

Pertahanan Persebaya tidak melakukan man-to-man marking ketika diserang kubu lawan. Mereka lebih menjaga pemain terdekat di areanya masing-masing. Ini di karenakan para penyerang Persipura sering bertukaran posisi. Khususnya Boaz Salossa dan Ian Kabes.

Performa Persipura

Bermain dengan formasi 4-3-3, Mutiara Hitam bermain sangat menyerang pada laga tersebut. Pemain muda Riky Kayame diturunkan sejak menit awal menemani Ian Kabes dan Boas Salossa di lini penyerangan.  Sedangkan trio gelandang tengah diisi para pemain terbaiknya, Wanggai-Lim-Gerald. Yohanis Tjo-e yang diragukan tampil dipasangkan dengan Bio Paulin pada starting line-up.

Bermain di kandang lawan tak membuat Persipura gugup. Boaz dkk. malah lebih banyak menguasai ball possession ketimbang kubu tuan rumah. Intensitas serangan yang tinggi diperagakan peraih empat  kali juara ISL ini sepanjang pertandingan.

Seperti biasa, Persipura bermain dengan tempo cepat. Umpan-umpan pendek yang mengarah ke kedua sisi lapangan. Persipura coba memanfaatkan dua pos yang sering ditinggalkan bek sayap Persebaya. Kipuw dan Alfin Tuasalamony yang mengisi bek sayap Persebaya memang sering naik membantu penyerangan. Hanya saja dua bek sayap yang pernah bermain untuk timnas Indonesia ini bermain cukup disiplin. Meski aktif ikut menyerang, ketika bertahan mereka selalu bisa menghentikan aliran bola dengan tackle.

Pertahanan Mutiara Hitam cukup solid melindungi Yoo Jae Hoon. Mereka memeragakan pressing ketat ketika para pemain Persebaya memasuki area Persipura. Apalagi ketika memasuki area sepertiga lapangan akhir, para pemain Persipura selalu menjaga pemain Persebaya yang memegang bola dengan dua pemain.

Hal inilah yang kemudian membuat para pemain Persebaya selalu melakukan umpan silang sebelum mendekati kotak penalti Persipura. Kemudian umpan silang tersebut menjadi ‘santapan’ Bio Paulin yang memang handal dalam duel udara.

Proses gol yang ‘berbau’ offside terjadi melalui serangan balik cepat. Gerald Pangkali dengan cerdik memberikan umpan daerah pada Boaz ke dalam kotak penalti. Garis pertahanan Persebaya yang naik untuk menciptakan jebakan offside berhasil digagalkan Boaz dengan kecepatannya. Ia pun mampu mengungguli Alfin Tuasalamony yang berada pada posisi ketinggalan untuk menghalaunya. Boaz pun dengan mudah menceploskan bola karena sudah berada satu lawan satu dengan Jendri Pitoy.

Pemain Terbaik

Gerald Pangkali. Bersama Lim Junsik dan Immanuel Wanggai, ia membuat Persebaya kesulitan mengirimkan bola pada Greg yang bermain sebagai penyambung antara lini tengah dan lini penyerangan Persebaya. Satu assist-nya pun menjadi bukti betapa ia juga mampu memberi kontribusi pada lini penyerangan.

Momen Krusial

Gol Boaz pada menit ke-27 membuat kubu lawan semakin bernafsu mengejar gol. Setelah gol ini tercipta, kedua tim memeragakan permainan terbuka. Tempo permainan pun menjadi lebih cepat. Jual beli serangan terjadi sepanjang pertandingan. Ini yang kemudian menjadikan pertandingan lebih menarik.

Performa Wasit

Wasit Kusni memimpin pertandingan dengan cukup hati-hati. Ia terlihat seperti ragu dalam mengambil keputusan. Penalti yang diberikannya untuk Persebaya patut dipertanyakan. Karena selain tidak terlalu melanggar, posisi foul-nya pun berada di luar kotak penalti. Tapi ia tak bergeming atas keputusannya. Selebihnya, ia cukup fair memimpin laga  ini.

[foto: ligaindonesia.co.id]

[ar]

Komentar