[Tactical Analysis] Persebaya Surabaya vs PSM Makasar

Analisis

by redaksi

[Tactical Analysis] Persebaya Surabaya vs PSM Makasar

Kualitas berbicara. Mungkin itu adalah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan pertandingan Persebaya vs PSM Makassar, Selasa lalu (20/5). Ya, pada laga yang berlangsung di stadion Gelora Bung Tomo ini, Persebaya Surabaya kembali menekuk PSM Makassar dengan skor telak, 4-0. Dengan kemenangan ini, Persebaya langsung merangsek ke peringkat pertama klasemen wilayah timur.

Perubahan Line-up Rahmad Darmawan

Beberapa hari sebelum pertandingan, pelatih Persebaya, Rahmad Darmawan, mengatakan bahwa dirinya akan menggunakan dua formasi ketika timnya meladeni PSM Makassar. Dua formasi yang disiapkannya itu adalah formasi 4-3-3 dan 4-4-2. Namun pada praktiknya, pelatih berusia 47 tahun ini menggunakan formasi 4-1-4-1 di starting lineup.

line up


Perubahan strategi memang benar-benar dilakukan pelatih kelahiran Lampung tersebut. Dimulai dari posisi kiper, Rahmad lebih memasang Jendri Pitoy ketimbang Ferry Rotinsulu. Kemudian Manahati Lestusen dan Ricardo Salampessy yang sebelumnya diisukan absen akhirnya main sejak menit pertama.

Di kubu PSM, dicoretnya dua pemain asing mereka, Robertino Pugliara dan Mario Costas, memaksa Rudy William Keltjes memaksimalkan para pemain lokalnya. Masih dalam pakem 4-2-3-1 dengan duo Syamsul Chaeruddin dan Ponaryo Astaman pada pos gelandang bertahan, pelatih berusia 60 tahun ini memasang Rasyid Bakrie pada pos gelandang serang dan Abdul Rahman Abanda sebagai penyerang tunggal.

PSM Memanfaatkan lubang di sisi sayap Pertahanan Persebaya

Pada 10 menit pertama PSM bermain baik dan menguasai jalannya pertandingan. Dua kali tembakan berhasil dibuat tim berjuluk Juku Eja ini. Pressing tinggi yang diperagakan sejak menit awal membuat permainan Persebaya tak berkembang dan mudah kehilangan bola.

Empat pemain tengah yang berdiri sejajar posisinya terlalu naik ketika terjadi serangan dari PSM. Selain itu, empat pemain bertahan Persebaya pun berdiri sejajar dan merapat di dalam kotak penalti dan meninggalkan ruang di sisi lebar pertahanan. Belum lagi formasi 4-1-4-1 Persebaya memiliki ruang yang terbuka di lini tengah.

Mencoba memanfaatkan lubang itu, serangan para pemain PSM mengarah  M. Rahmat yang berposisi sebagai sayap kiri memanfaatkan ruang tersebut dengan sering melakukan cut inside. Dua kali ia berhasil lolos dan melepaskan tembakan. Hanya saja tembakan yang dilesakkan dari jarak jauh ini berhasil dipatahkan kiper Jendri Pitoy.

proses attempts PSM

“Pacho” Kenmogne Sebagai Pemancing

Sadar kalah dalam dominasi dan lubang diantara back four dan  lini tengah Persebaya. RD memberi instruksi untuk menggeser lini tengah untuk lebih dekat ke dekat area kotak penalti pertahanan sendiri. Strategi ini terbukti berhasil mematahkan serangan-serangan PSM yang sebelumnya selalu berhasil menembus pertahanan Persebaya. Dengan posisi seperti ini, jarak antara para pemain Persebaya satu dan lainnya menjadi lebih dekat.

RD lantas menginstruksikkan para pemainnya untuk bermain umpan-umpan pendek cepat dan mendorong Dedi Kusnandar yang berposisi sebagai gelandang bertahan menjadi sejajar dengan Lestusen ketika melakukan serangan balik.

Selain itu, Greg yang ketika bertahan bermain di tengah lapangan menjadi gelandang serang ketika serangan balik dilancarkan. Fungsinya adalah sebagai penyambung antara lini tengah dan Kenmogne menjadi satu-satunya penyerang Persebaya.

Dua bek PSM Boman Aime dan Rahmat Latief yang diinstruksikkan menjaga ketat Greg dan Kenmogne terpaksa naik meninggalkan kotak penalti karena mengikuti pergerakan keduanya. Apalagi Rahmat yang ditugaskan menjaga Greg.  Area yang ditinggalkannya benar-benar membuat lubang di lini pertahanan PSM.

Pada laga itu PSM memang lebih mengandalkan sisi kiri ketika menyerang, inilah yang kemudian menjadi titik terlemah pertahanan PSM karena Rasul yang mengisi pos bek kiri sering ikut membantu penyerangan. Maka pola serangan Persebaya pun dipusatkan ke arah sisi kiri pertahanan PSM. Para pemain lini tengah Persebaya dengan cerdik memberikan umpan teroboson ke ruang kosong tersebut. Hasilnya, Dua gol pun tercipta setelah garis pertahanan PSM yang dipaksa naik di area itu.

proses gol persebaya 1


proses gol psby2


Setelah dua gol tercipta, Persebaya mulai memegang kendali permainan. Namun umpan-umpan pendek yang diperagakan tim besutan Rahmad Darmawan ini mulai tersendat ketika Ponaryo Astaman dan Syamsul Chaeruddin dimundurkan ke sepertiga area milik PSM. Inilah yang kemudian Rudy Keltjes tak mengubah formasinya hingga akhir pertandingan. Strategi tersebut berhasil menjaga skor 2-0 hingga turun minum.

Perubahan Serangan PSM

Tertinggal 2-0, PSM melakukan perubahan serangan pada babak kedua untuk mengejar ketinggalan. Jika pada babak pertama mereka bermain umpan pendek, kali ini mereka mulai menerapkan umpan-umpan direct ke kotak penalti pertahanan Persebaya.

Supaya strategi ini berhasil, Rudy pun tidak menginstruksikan para pemainnya untuk melakukan tackle yang agresif. Tujuannya adalah agar para pemain Persebaya bermain terbuka dan rajin melakukan penyerangan dimana serangan mereka selalu melibatkan dua fullback mereka, Hasim Kipuw dan Alfin Tuasalamony. Saat itulah umpan-umpan panjang dilancarkan dan diarahkan ke area yang ditinggalkan kedua pemain tersebut.

Tidak heran jika pada babak pertama PSM hanya menyerang lewat sisi kiri, di babak kedua sisi kanan pun mulai sering membahayakan tim lawan. Ini tak lepas dari Ardan Aras yang mulai mulai aktif naik ke jantung pertahahan lawan untuk membantu menekan area pertahanan Persebaya.

Strategi ini ternyata berhasil membuat pertahanan Persebaya lebih sibuk dibanding babak pertama. Syamsul dan Ponaryo yang menjadi andalan tim benar-benar berperan sebagai pengumpan yang baik. Berkat keduanya, pada babak kedua PSM lebih berani melakukan penyerangan dan memperoleh banyak peluang.

Tapi Coach RD tak mengurangi intensitas serangan meski serangan demi serangan dilancarkan kubu lawan. Ia pun mencoba formasi 4-3-3 ketika Agu Casmir masuk menggantikan M. Ilham. Tapi sebenarnya skemanya tetap sama, yaitu serangan balik cepat dan memancing pertahanan lawan. Perbedaannya adalah, ketika memakai tiga penyerang, Kenmogne dan Greg bergantian menjadi penyambung antara lini tengah dan lini depan Persebaya. Lini pertahanan PSM berhasil dibuat kebingungan karena ada tiga pemain yang harus benar-benar dijaga ketat.

Kelemahan PSM lagi-lagi bisa dimanfaatkan para pemain Persebaya. Asyik menyerang membuat para pemain PSM melupakan lubang menganga di lini pertahanan yang ikut naik. Gol pun kembali tercipta setelah para pemain Persebaya berhasil memanfaatkan ruang kosongnya itu.

gol psby 3

psby gol 4

Kesimpulan

Pada pertandingan yang berakhir dengan skor 4-0 ini Persebaya benar-benar memperlihatkan kualitas para pemainnya. Jika melihat statisik pertandingan, PSM sebenarnya lebih banyak memiliki peluang. PSM berhasil melepaskan 13 tembakan sedangkan Persebaya hanya 10 tembakan. Hanya saja penyelesaian akhir PSM  selalu bisa dipatahkan Jendri Pitoy atau pun shot off target.

Pada pertandingan ini coach RD harusnya menyadari, meski strategi serangan baliknya sangat efektif, lini pertahanannya pun ternyata memiliki celah yang bisa dimanfaatkan tim lawan. Jika saja itu Persipura atau Mitra Kukar, maka kemungkinan kebobolan niscaya akan membesar.

 foto: ligaindonesia.co.id

(ar)

 

Komentar