Keunggulan Indonesia dan Efektivitas Bermain Tanpa Striker

Analisis

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Keunggulan Indonesia dan Efektivitas Bermain Tanpa Striker

Indonesia berhasil mengemas poin penuh dalam laga pertama kualifikasi Piala Asia 2023 Grup A. Menjamu Kuwait di rumahnya sendiri, Indonesia justru unggul hingga peluit panjang dibunyikan. Skor tipis 1-2 Indonesia kemas sebagai modal awal untuk menatap dua laga sisa dan memastikan lolos babak kualifikasi.

Bermain tanpa striker

Tampil dengan menggunakan tiga bek tengah berperawakan yang tinggi, yakni Elkan Baggot, Fachruddin, dan Rizky Ridho, Timnas Indonesia berniat meredam operan silang dan duel-duel udara dari para punggawa Kuwait.

Bergeser ke lini tengah, Indonesia memasang lima pemain di lini ini. Pratama Arhan berada di wing back kiri dan Rachmat Irianto sebagai wing back kanan. Marc Klok berada di posisi naturalnya sebagai gelandang bertahan yang bertugas menjaga kedalaman lini tengah, serta penghubung antara lini pertahanan ke lini tengah. Ricky Kambuaya bergerak dinamis menjemput bola dan membangun serangan dari lini tengah. Di depan Klok dan Kambuaya terdapat Saddil Ramdani yang bertugas menginisiasi serangan melalui kemampuan giring bola dan kecepatannya.

Di lini serang, tidak ada peran striker classic number 9, namun justru mengandalkan kecepatan lari dari Irfan Jaya maupun Stefano Lilipaly. Peran Irfan yang memiliki kecepatan dan mobilitas tinggi diharapkan mampu menyisir sisi kiri lini pertahanan Kuwait maupun cut inside di kotak penalti. Sedangkan Lilipaly memiliki kemampuan membaca ruang, kecepatan, serta kontrol bola yang baik.

Tuah Al-Mutwa

Di 20 menit pertama, Kuwait membangun serangan dengan tertata, serta membuka peluang melalui operan langsung maupun operan silang dari sisi sayapnya. Kuwait tahu betul jika Indonesia memakai wing back yang dimana jika kedua posisi tersebut telat turun membantu pertahanan, maka akan meninggalkan celah. Terbukti, beberapa kali pertahanan Indonesia direpotkan dengan operan silang yang dilepaskan pemain Kuwait.

Bahkan, sebuah gol keunggulan Kuwait di menit ke-40 tercipta dalam skema operan silang dari sisi sayap. Berawal dari sisi kanan serangan Kuwait, sang kapten, Al-Mutwa melepaskan operan silang yang kemudian disambut oleh sundulan Yousef Nasser.

Al-Mutwa (nomor punggung 17) menjadi pemain sorotan dari kesebelasan Kuwait di atas lapang. Ia merupakan sosok playmaker yang beberapa kali membahayakan gawang Indonesia melalui tuahnya. Al-Mutwa melepaskan beberapa operan kunci yang membuahkan peluang bagi Kuwait. Juga dengan satu gol Kuwait yang dianulir karena offside melalui operan langsung dari kaki Al-Mutwa.

Kombinasi serangan Indonesia tanpa striker

Namun sayang, visi operan dari para pemain Kuwait tidak diimbangi dengan kecepatan transisi menyerang-bertahan. Kuwait beberapa kali kewalahan dalam meredam kecepatan serangan balik dari para punggawa Garuda. Dalam membangun serangan balik, Indonesia mengandalkan kombinasi Saddil dan Kambuaya di lini tengah. Di lini serang, ada Irfan dan Lilipaly yang menunggu menyambut datangnya bola. Tidak adanya striker, membuat keduanya cenderung membagi bola kepada pemain yang memiliki ruang tembak. Ini terlihat bagaimana Lilipaly dan Irfan yang lebih memilih memberikan operan kepada Klok maupun Arhan untuk melepaskan tendangan langsung dari luar kotak penalti.

Bermain tanpa striker sudah seharusnya menjadi alternatif ketika Shin Tae-yong buntu dalam mencari pemain yang tepat. Di pertandingan ini terbukti strategi tersebut berjalan dengan baik. Bahkan, dua keunggulan Indonesia justru berawal dari sisi wing back kanan yang dihuni oleh Irianto.

Gol pertama Indonesia berawal dari aksi Klok yang mengirimkan operan langsung dari tengah lapangan ke sisi kanan ketika sebelumnya, Irianto berlari ke arah kotak penalti. Pada akhirnya, Irianto dilanggar oleh penjaga gawang Kuwait dan berbuah penalti.

Selain itu, dalam posisi menyerang, Irianto beberapa kali melepaskan operan kunci dan mampu cut inside ke kotak penalti yang berbuah peluang bagi Indonesia. Pun dengan gol kedua Indonesia tercipta berkat hasil dari kemampuan Irianto dalam membangun serangan dari sisi sayap kanan. Irianto mampu mengelabui pemain Kuwait di kotak penalti dan mengirimkan operan ke Witan Sulaeman. Tendangan Witan membentur pemain Kuwait sehingga bola jatuh di kaki Irianto yang berada di kotak penalti dan diselesaikan dengan sempurna ke gawang Kuwait.

Serangan efektif

Setelah keunggulan tersebut, Indonesia bermain bertahan dengan rapi dan disiplin. Indonesia menarik seluruh pemain ke areanya dengan pertahanan yang dalam. Membangun serangan cepat beberapa kali dilakukan di sisa akhir permainan namun terbuang sia-sia. Meskipun begitu, Indonesia tetap unggul hingga akhir pertandingan. Strategi dari babak pertama maupun kedua berjalan dengan baik dan sukses.

Dari hasil pertandingan tersebut, beberapa angka di bawah ini menunjukkan betapa efektifnya Indonesia dalam membangun serangan. Kuwait unggul dalam penguasaan bola dengan 56 persen, 457 jumlah operan dengan akurasi 81 persen. Dibanding Indonesia yang mengemas 44 persen penguasaan bola, 342 operan dengan akurasi 85 persen.

Indonesia lebih efektif dalam membangun serangan. Penciptaan peluang tidak berbeda jauh, yakni Indonesia lima dan Kuwait enam. Pun demikian dengan percobaan tendangan. Indonesia melakukan 12 kali percobaan dan Kuwait 13. Enam tendangan ke arah gawang dari Kuwait menciptakan satu gol dan dua tendangan ke arah gawang dari Indonesia salah satunya berbuah gol. Ini membuktikan jika serangan Indonesia lebih efektif ketimbang Kuwait.

Sumber foto: PSSI

Komentar