Komposisi Lengkap Real Madrid dalam Meredam Liverpool

Analisis

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Komposisi Lengkap Real Madrid dalam Meredam Liverpool

Harapan Liverpool untuk meraih treble harus pupus di tangan Real Madrid. Kekalahan dengan skor 1-0 harus diterima Liverpool pada laga final Liga Champions 2021/22 di Stade de France, Minggu (29/5) dini hari.

Madrid pun mengukuhkan diri sebagai klub paling banyak meraih gelar Liga Champions terbanyak melalui gol Vinicius Junior. Sebab gol semata wayangnya pada menit 59’, bertahan sampai peluit panjang dibunyikan.

Tampil menyerang dan terus mengepung pertahanan Madrid, Liverpool tidak mampu mengejar ketertinggalan. Total 24 percobaan tendangan yang dilepaskan Liverpool, dibanding Madrid yang hanya melepaskan tendangan empat kali.

Memahami pola serangan Liverpool

Lini tengah Liverpool nampak sibuk pada laga kali ini. Hampir segala serangan Liverpool dipusatkan ke area tengah. Fabinho pun seolah menjadi sentral serangan Liverpool dengan menyentuh bola sebanyak 95 kali. Fabinho juga yang lebih sering mengalirkan bola kepada rekan-rekannya dibandingkan kompatriotnya di lini tengah, Jordan Henderson dan Thiago Alcantara.

Total Fabinho melepaskan umpan sukses sebanyak 86 kali yang kebanyakan diberikan ke area sayap. Terutama kepada dua full-back Liverpool yang sering naik membangun serangan, yaitu Trent Alexander-Arnold maupun Andrew Robertson. Dari kedua pemain itu juga yang kemudian bola lebih sering diteruskan kepada Mohamed Salah di sisi kanan pertahanan Madrid.

Salah seolah diharapkan menjadi penghakiman terakhir bagi Liverpool. Total, ia melepaskan percobaan tembakan sembilan kali. Jumlah itu lebih banyak daripada Sadio Mane yang ditempatkan sebagai penyerang tengah. Ia hanya sanggup melepaskan tiga percobaan tembakan. Wajar karena Mane cukup sering turun ke area tengah pada laga kali ini.

Real Madrid Menguasai Bola Sejak Belakang

Madrid cenderung kuat dalam penguasaan bola di daerahnya sendiri. Melalui kaki Toni Kroos dan Casemiro, Madrid berhasil menguasai bola di wilayahnya sendiri bahkan sampai di area pertahannya. Kroos dan Casemiro bahkan sampai harus turun ke depan area kotak penalti pertahannya sendiri untuk menjaga penguasaan bola kesebelasannya.

Dari statistik di atas, terlihat jelas jika Kroos dan Casemiro bergerak statis dan cenerung menjaga transisi lini tengah dan bertahan Real Madrid. Modric bergerak dinamis di sisi tengah hingga depan sebagai penghubung serangan dari lini tengah ke lini serang.

Turunnya dua gelandang itu untuk membangun serangan semakin terbantu oleh aksi Eder Militao. Sebab ia mampu membantu mengalirkan bola kepada Casemiro dan Kroos untuk membangun serangan dari belakang. Total, Eder menyentuh bola 56 kali dan mengoper bola 61 kali kepada rekan-rekannya.

Sedangkan Luca Modric berperan menghubungkan bola dari tengah ke sepertiga akhir pertahanan lawan. Terutama mengalirkan bola ke sisi sayap kanan serangan Madrid yang sering terdapat Federico Valverde di sana. Sementara Dani Carvajal justru jarang naik sampai ke sepertiga akhir pertahanan Liverpool.

Membangun serangan melalui operan panjang akurat

Melihat celah barisan pertahanan Liverpool yang terlalu tinggi, dari kaki Kroos dan Modric, Madrid mengandalkan operan langsung ke sisi sayap yang dihuni oleh Vinicius Junior dan Valverde. Sisi sayap yang selalu ditinggalkan masing-masing full-back miliknya, sering menjadi celah bagi serangan Madrid. Baik Alexander-Arnold maupun Robertson, sangat agresif membantu serangan pada laga ini.

Di antara dua pemain itu, Alexander-Arnold paling sering meninggalkan kekosongan. Ruang itu juga yang sering didatangi oleh Karim Benzema yang sedikit melebar ke kiri. Sisi ini jugalah yang menjadi gol Madrid satu-satunya yang dicetak oleh Vinicious. Berawal dari sayap kemudian ke sayap lain, yaitu dari kanan ke kiri.

Berawal dari Valverde yang bergerak di sisi kanan, kemudian mengirim umpan tarik ke sisi kiri. Di sanalah Vinicius menyelesaikan umpan Valverde menjadi gol. Sementara pertahanan Liverpool justru fokus kepada pergerakan Benzema yang di mana Vinicious bergerak bebas berlari dari sisi kiri ke dalam kotak penalti.

Tempo Permainan yang Dijaga Madrid

Ketenangan Madrid dalam menjaga tempo sejak di daerah pertahanannya sendiri menjadi kunci kemenangan mereka. Meskipun digempur dengan serangan bertubi-tubi, Madrid tetap tampil stabil dan sabar dalam menjaga kedalaman pertahanannya. Soal kedalaman bertahan, Casemiro berperan penting untuk meringankan beban para pemain belakang Madrid.

Sementara saat membangun serangan, Madrid sangat pintar menjaga tempo atas keberadaan Kroos dan Modric. Mereka tahu kapan bola harus ditahan dan ketika melepaskan umpan panjang ketika melihat celah di wilayah Liverpool. Pada akhirnya, gol dari Vinicous adalah penyelesaian segalanya dari empat percobaan tendangan Madrid.

Sumber data statistik: Whoscored.com

Komentar