Chelsea vs Porto: Misi Sulit Sang Naga

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Chelsea vs Porto: Misi Sulit Sang Naga

“Kita masih berada di tengah pertandingan, jadi mari percaya,” demikian kata pelatih Porto, Sergio Conceicao. Pelatih yang menangani Porto sejak empat tahun lalu ini masih yakin timnya bisa mengatasi Chelsea. Anak asuh Conceicao mengusung misi sulit di leg kedua dengan kewajiban menambal defisit dua gol dari The Blues yang tampil solid sejak ditangani Thomas Tuchel.

Leg kedua antara Chelsea vs Porto akan digelar di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, Rabu (14/4/2021) dini hari waktu Indonesia. Leg pertama lalu digelar di tempat yang sama. Dragoes menelan kekalahan 0-2 di leg “kandang” tersebut.

Meskipun diadakan di tempat netral, aturan gol tandang tetap mengikat kedua tim. Chelsea, selain unggul agregat, juga mengantongi keunggulan gol tandang. Porto pun setidaknya harus menang dengan margin dua gol dan tidak kebobolan. Jika Timo Werner dan kawan-kawan mencetak gol, Porto wajib menang dengan margin tiga gol untuk lolos.

Mencetak dua gol atau lebih ke gawang Edouard Mendy tidaklah mudah. Kedatangan Tuchel pada Januari silam membuat lini pertahanan The Blues amat kokoh. Chelsea baru kemasukan delapan gol dari 17 pertandingan semua kompetisi di bawah Tuchel.

Lima dari delapan gol itu dicetak oleh West Bromwich Albion pada 3 April lalu. Waktu itu, kartu merah Thiago Silva saat pertengahan babak pertama mengubah jalannya pertandingan dan The Baggies akhirnya menang 2-5.

Jika mengabaikan pertandingan lawan West Brom, yang merupakan anomali di tengah kebangkitan Chelsea, anak asuh Tuchel hanya kebobolan tiga gol dari 16 pertandingan. Catatan yang sangat impresif mengingat Chelsea menghadapi lawan-lawan berat sepanjang periode tersebut, di antaranya Tottenham, Atletico Madrid, Manchester United, Liverpool, dan Leeds United.

Jelang “menjamu” Porto, Chelsea pun menorehkan kemenangan meyakinkan di Premier League. Sabtu (10/4) kemarin, mereka memenangi Derbi London lawan Crystal Palace dengan skor telak 1-4. The Blues menghadirkan pertunjukan ofensif rancak yang berbuah gol-gol Kai Havertz, Christian Pulisic, dan Kurt Zouma.

“Kami tahu ini akan sulit, tetapi belum ada pihak yang kalah. Itu [leg pertama] adalah pertandingan berbeda,” kata gelandang serang Porto, Otavio. Pemain berdarah Brasil itu optimistis bahwa ia dan rekan-rekannya bisa membalikkan keadaan.

Apabila meninjau jalannya leg pertama, optimisme Otavio beralasan. Meskipun gagal mencetak gol dan kebobolan dua, Dragoes menunjukkan daya saing yang baik saat menghadapi Chelsea. Anak asuh Conceicao membangun serangan dengan terencana dan berupaya menekan di sepertiga pertahanan lawan.

Di leg pertama, Porto mengirim 13 tembakan (lima tepat sasaran). Sebaliknya, The Blues membuat enam tembakan (tiga tepat sasaran).

Namun, The Blues memang menciptakan peluang yang lebih berkualitas dibanding Porto. Total nilai xG dari enam tembakan Chelsea adalah 1,5. Sedangkan Porto menorehkan 1,0 xG dari 13 tembakan.

Selain itu, dua kesalahan individual berperan penting dalam dua gol Chelsea. Pada gol pertama, Mason Mount memanfaatkan salah antisipasi Zaidi Sanusi. Sedangkan pada gol kedua, miskontrol Jesus Corona membuat Ben Chilwell mendapat kesempatan mencetak gol.

“Kami harus lebih efektif. Kami harus mencetak gol dan kami akan berusaha melakukannya,” lanjut Otavio.

Porto sendiri bisa turun dengan kekuatan penuh di leg kedua. Di pertandingan pertama lalu, mereka harus bermain tanpa dua pemain kunci, yakni Sergio Oliveira dan Mehdi Taremi. Dua pemain itu tidak bisa diturunkan di leg pertama karena akumulasi kartu.

Oliveira dan Taremi adalah pemain penting bagi lini serang Porto. Dua pemain ini telah mencetak 29 gol atau hampir setengah dari seluruh gol Dragoes di Liga Portugal dan Liga Champions. Oliveira mengemas 17 gol dan lima asis, sedangkan Taremi mengemas 12 gol dan lima asis di dua kompetisi tersebut.

Di babak 16 Besar lalu, Oliveira tampil impresif saat timnya membenamkan Juventus. Gelandang asal Portugal itu mencetak dua gol ke gawang Bianconeri. Di leg kedua kontra anak asuh Andrea Pirlo, Oliveira mencetak gol penalti dan gol kemenangan Porto via tendangan bebas di babak injury time.

Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan wajib mewaspadai pergerakan gelandang 29 tahun tersebut. Oliveira kapabel merugikan Chelsea dengan banyak cara. Oliveira mampu memintas lini belakang Chelsea dengan umpan terobosan. Ia juga cakap mencetak gol via tembakan jarak jauh sekaligus eksekutor bola mati yang ulung.

Dalam posisi tertinggal, Porto tentu hendak tampil proaktif sejak menit pertama. Pertahanan Chelsea memang sulit ditembus, tetapi, lini serang Dragoes tampil dengan kekuatan penuh. Sergio Oliveira, Mehdi Taremi, Moussa Marega, serta Otavio dan Jesus Corona telah menunjukkan kapabilitasnya saat mengeliminasi Juventus di babak 16 Besar lalu.

Porto mengincar tempat di semifinal sejak terakhir kali mencapainya pada 2003/04. Sejak dibawa Jose Mourinho menjuarai Liga Champions, klub peraih 29 titel Liga Portugal ini belum berhasil lolos dari perempat final. Porto tampil dalam tiga perempat final setelah 2004 dan selalu kalah, masing-masing dari Manchester United, Bayern Muenchen, dan Liverpool.

Selain itu, Porto ingin mengakhiri rekor buruk mereka lawan klub Inggris di fase gugur UCL. Sejak mengalahkan Man United di babak 16 Besar 2003/04, Porto selalu tereliminasi jika bertemu klub Inggris di fase gugur. Sejak 2004, mereka lima kali berjumpa klub Inggris di fase gugur UCL, tersingkir oleh Chelsea, MU, Arsenal, dan Liverpool (dua kali).

Sumber foto: FC Porto

Komentar