Mason Mount, Tetap Menjadi Andalan Atau Penghangat Bangku Cadangan?

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mason Mount, Tetap Menjadi Andalan Atau Penghangat Bangku Cadangan?

Larangan transfer Chelsea musim lalu membawa dampak positif bagi pemain muda, salah satunya Mason Mount. Musim perdananya bersama tim senior Chelsea berakhir dengan catatan 53 penampilan. Bahkan banyak yang menyebut Mount sebagai anak emas Frank Lampard.

Lampard dan Mount telah bekerja bersama sejak Lampard menukangi Derby County. Mount dipinjam dari Chelsea selama semusim penuh. Meski masih berusia 19 tahun saat itu, Mount menjadi pemain kelima dengan menit bermain terbanyak. Musim lalu, setelah kembali ke Chelsea, hanya Cesar Azpilicueta yang menorehkan menit bermain lebih banyak dari gelandang Inggris tersebut.

Dari total 3.741 menit bermain, Mount mampu menorehkan delapan gol dan enam asis di semua kompetisi. Determinasi tinggi membuat Mount dapat diandalkan ketika Chelsea melakukan pressing. Agresivitas Mount kerap menyulitkan lawan. Gol pertama Mount untuk Chelsea dicetak setelah merebut bola di sepertiga akhir lapangan.

https://twitter.com/ChelseaFC/status/1163196529932406784">

Mount juga merupakan pemain yang multifungsi. Ia bisa bermain sebagai nomor delapan pada formasi 4-3-3, mengisi posisi gelandang serang pada formasi 4-2-3-1, atau melebar menjadi sayap kiri pada berbagai formasi, termasuk 3-4-3. Pada pertandingan melawan West Brom, ia menjadi sayap kanan karena gelandang serang diisi oleh Kai Havertz dan Timo Werner bermain di sayap kiri.

Pemain 21 tahun itu memang belum bisa dikatakan sebagai bintang Chelsea. Tapi ia merupakan andalan Lampard musim lalu. “Saya sangat bergantung kepada Mason, seperti itu ketik di Derby dulu, begitu pula di Chelsea, dia berkontribusi banyak untuk tim dengan etos kerja dan dia bisa menekan lawan dari tengah lapangan. Kualitasnya dengan bola sudah tinggi dan akan terus berkembang,” ujar Lampard ketika ditanya media usai mengalahkan Leicester di FA Cup musim lalu.

Mount masuk 10 besar gelandang dengan tembakan dan umpan kunci terbanyak di Premier League musim lalu. Soal tembakan, ia hanya kalah dari Kevin De Bruyne dan Son Heung-min. Soal umpan kunci, ia menempati urutan sembilan. Mount lebih baik dari gelandang Chelsea lainnya seperti Mateo Kovacic, Jorginho, Ross Barkley, atau N’golo Kante.

Streaming Liga Primer Inggris 2020/21

Terbaru, Mount tampil cukup baik pada laga hujan gol kontra West Brom. Chelsea secara mengejutkan tertinggal tiga gol pada babak pertama. Ketika Werner dan Havertz diharapkan mampu menyelamatkan Chelsea, justru Mount yang memperkecil skor. Tembakan jarak jauh Mount menjadi gol pertama Chelsea. Ia juga terlibat pada gol ketiga. Bola muntah hasil sepakan Mount mampu dimanfaatkan oleh Tammy Abraham menjadi gol penyeimbang. Mount mencatatkan tujuh tembakan dan empat umpan kunci, lebih banyak dari Werner dan Havertz.

Cukup berkontribusi ketika Chelsea memegang bola, Mount juga bisa diandalkan ketika lawan yang memegang bola. Seperti yang dikatakan Lampard, Mount bisa menekan lawan dari tengah lapangan. Ia juga kerap membantu lini depan Chelsea ketika melakukan high pressing.

Grafik di bawah ini menggambarkan keseimbangan kontribusi yang diberikan oleh Mount. Shot-creating actions merupakan dua aksi menyerang yang mengawali terjadinya tembakan. Aksi tersebut dapat berupa dribel, umpan, atau dilanggar. Sementara tekanan merupakan aksi menekan lawan ketika menerima, memegang, atau melepaskan bola.


Mount memang kalah dari De Bruyne, Jack Grealish, dan James Maddison soal aksi menyerang, tapi ia unggul telak jika melihat jumlah tekanan. Hanya Emi Buendia dan Joao Moutinho yang berkontribusi seimbang dengan jumlah yang lebih banyak. Tidak banyak pemain yang mampu berkontribusi ketika menyerang dan bertahan sama baiknya.

Namun, keseimbangan yang diberikan oleh Mount tidak akan serta merta mengunci satu tempat di tim utama Chelsea. Chelsea perlu kualitas yang lebih tinggi dari Mount untuk memperkecil jarak dengan Liverpool dan Manchester City, karena itu mereka belanja besar pada bursa transfer ini.

Werner, Havertz, dan Hakim Ziyech tentu didatangkan bukan untuk menghangatkan bangku cadangan. Chelsea juga masih memiliki Christian Pulisic yang tampil impresif musim lalu meski diganggu cedera. Mount sejauh ini selalu tampil di tiga pertandingan perdana Premier League karena Pulisic dan Ziyech belum fit untuk bermain.

Seluruh proses transfer melibatkan Lampard, hal tersebut mengindikasikan bahwa seluruh pemain didatangkan atas persetujuan pelatih 42 tahun itu. Tidak seperti pembelian Pulisic di mana Maurizio Sarri tidak mengetahui aktivitas transfer yang dilakukan manajemen tersebut. Artinya, Lampard menginginkan seluruh pemain tersebut untuk meningkatkan kualitas Chelsea dengan bermain sebagai tim utama.

Sulit menerka posisi Mount ketika Ziyech dan Pulisic kembali fit bermain. Mount terlalu menyerang untuk bermain sebagai double pivot pada formasi 4-2-3-1. Kemungkinan posisi Mount hanya tiga gelandang serang. Chelsea memiliki Ziyech, Pulisic, dan Havertz untuk posisi tersebut. Terlebih jika Werner bermain sebagai sayap kiri. Perlu diingat juga masih ada nama Callum Hudson-Odoi.

Semua pemain baru Chelsea terbiasa bermain high pressing di klub sebelumnya. Chelsea seharusnya tetap bisa menekan lawan meski Mount tidak bermain. Mereka bahkan bisa memberikan end product yang lebih baik keitmbang Mount jika mampu beradaptasi dengan cepat dan menemukan performa terbaiknya.

Musim 2020/21 akan menjadi musim yang padat di tengah pandemi. Cedera dan kebugaran bisa menghantui tim utama Chelsea. Rotasi tetap dibutuhkan, pada kondisi tersebut Mount dapat diandalkan. Menit bermain Mount mungkin tak akan sebanyak musim lalu, tapi etos kerja dan keseimbangan yang diberikan terlalu bagus sebagai penghangat bangku cadangan.

Streaming Liga Primer Inggris 2020/21

Komentar