Jika Pindah, Kai Havertz Harus ke Mana?

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Jika Pindah, Kai Havertz Harus ke Mana?

Bundesliga menjadi sorotan publik sepakbola dunia di tengah pandemi ini karena menjadi liga top Eropa pertama yang melanjutkan kompetisi. Hal ini membuat nama-nama yang bersinar di Bundesliga mendapat perhatian yang begitu besar, salah satunya adalah wonderkid Bayer Leverkusen, Kai Havertz.

Tiga pertandingan di masa pandemi dituntaskan Havertz dengan raihan empat gol. Catatan tersebut menggenapkan torehan gol pemain Jerman tersebut menjadi 14 gol di semua kompetisi. Pemain 20 tahun itu sebenarnya berposisi sebagai gelandang serang, namun ia juga bisa bermain di sayap kanan bahkan striker, seperti yang diterapkan Petr Bozs pada empat pertandingan terakhir. Performa pemain muda yang tengah menanjak pasti diiringi dengan radar klub papan atas Eropa yang mulai memantau. Sebelum membahas klub mana yang cocok jika Havertz pindah, mari mengupas lebih dalam cara bermain Havertz.

VIDEO: Bedah keuangan pemain sepakbola bareng Jouska ID



Kekuatan

Havertz memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mencari ruang untuk mendapatkan ruang tembak. Ketika ia memiliki kesempatan, penyelesaian akhir yang baik membuat pemain kidal itu sangat berbahaya, terutama sepakan first time. Dari 10 gol di Bundesliga musim ini, tujuh di antaranya ia cetak melalui tembakan first time.

Sundulan Havertz juga sangat berbahaya. Kombinasi antara pergerakan tanpa bola yang baik dan postur 189 cm yang ia miliki menghasilkan tiga gol sundulan di Bundesliga musim ini. Havertz memang tidak berbadan kekar sehingga kuat dalam berduel udara, namun pergerakan tanpa bola yang baik membuat ia bisa mendapatkan situasi free header.

Pergerakan Havertz mengindikasikan ia sangat pandai dalam membaca situasi. Ia paham apa yang akan terjadi beberapa detik ke depan sehingga dapat melakukan pergerakan dengan tepat. Havertz Gol pertama melawan Gladbach di bawah ini menjadi contoh.

Kontribusi Havertz tidak hanya gol. Ia mencetak delapan asis di semua kompetisi musim ini. Havertz berada di urutan sembilan Bundesliga soal umpan kunci dengan rataan 2,1 umpan kunci per pertandingan. Havertz kerap turun untuk menjemput bola dan memberi umpan terobosan ke sayap yang memiliki kecepatan seperti Leon Bailey. Akurasi umpan yang baik juga membuat ia dapat mendistribusikan bola dengan baik, sebuah kekuatan yang jarak ditemukan untuk pemain setinggi Havertz.

Kelemahan

Bukan rahasia umum di Bundesliga bahwa Havertz merupakan pemain yang sangat berbahaya di Leverkusen. Hal ini menyebabkan ia kerap menjadi korban agresivitas lawan yang ingin menghentikan Havertz sebelum terlambat. Havertz tampak belum mampu mengatasi masalah ini dengan baik. Ia menempati urutan pertama soal rataan dispossessed dengan angka 2,8 kali lawan sukses merebut bola dari Havertz per pertandingan. Soal sentuhan yang gagal, Havertz menempati urutan kedua di Bundesliga dengan angka 3,3 sentuhan gagal per pertandingan. Contoh terbaru pada pekan ke-29 Bundesliga, para pemain Wolfsburg berhasil empat kali merebut bola dari Havertz di mana angka tersebut merupakan yang terbanyak dalam pertandingan.

Potensi

Soal kemampuan, jelas Havertz bisa terus berkembang jika bekerja keras, namun potensi Havertz bukan hanya itu. Ia telah menunjukkan versatility yang baik dengan mampu bermain di berbagai posisi sama baiknya. Mengawali karir sebagai gelandang serang, akhir-akhiri ini Havertz kerap bermain sebagai striker dan mencetak banyak gol. Jika Havertz pindah dan ditangani oleh pelatih yang mampu membuat gebrakan taktik, Havertz bisa menjadi pemain yang sangat unik dengan kualitas yang mumpuni.

Bermain sebagai striker, Havertz kerap membuat lari diagonal memanfaatkan celah antara bek tengah dan bek sayap. Kemampuan ini kerap memecah shape lawan dan memberi ruang untuk diserang bagi rekan setim. Hal ini membuat Havertz akan membuat lini depan tim yang memiliki sayap pencetak gol semakin berbahaya.

Ancaman

Bozs mulai mencoba Havertz di posisi striker ketika Kevin Volland, striker utama Leverkusen cedera sejak Februari lalu. Havertz mampu beradaptasi dengan cepat dan mampu menjadi pencetak gol sekaligus pembuat peluang bagi Leverkusen dengan free role di lini depan. Bozs harus memutar otak apa yang ia lakukan ketika Volland kembali. Jika menurunkan Havertz ke gelandang serang atau sayap kanan, Havertz mungkin akan lebih menahan diri untuk masuk ke kotak penalti lawan sehingga raihan golnya berpotensi berkurang.

Ancaman serupa juga bisa terjadi jika Havertz pindah ke klub yang memiliki striker top. Klub papan atas tentu memiliki tekanan yang lebih tinggi dan para pelatih belum tentu berani mengambil risiko dengan memasang Havertz sebagai striker dengan free role. Hal ini menyebabkan Havertz harus sangat berhati-hati dalam memilih klub selanjutnya, terlebih dalam waktu dekat dengan usia yang masih sangat muda.

VIDEO: Tendangan voli terbaik Zinedine Zidane



*

Perihal klub mana yang cocok, kemampuan Havertz di depan gawang memang sangat dibutuhkan oleh banyak tim. Liverpool salah satunya. Kombinasi kedua fullback, Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold, akan semakin sempurna dengan keberadaan havertz di tengah. Havertz bisa menjadi sasaran umpan silang Robertson dan Trent, namun juga bisa sebagai pembuka ruang bagi Mane dan Salah yang menusuk ke tengah.

Manchester City juga bisa menjadi opsi lain yang dipilih Havertz. Di City, Havertz akan dimanjakan oleh umpan terobosan Kevin de Bruyne serta barisan gelandang City lainnya. Ia bisa berduet dengan Gabriel Jesus atau Sergio Aguero, dan bisa juga bermain sendiri di depan.

Di Barcelona dan Real Madrid Havertz juga akan bisa memberikan nilai tambah. Kedua raksasa Spanyol ini sedang membutuhkan penyerang tengah yang bisa menjadi mesin gol. Karim Benzema dan Luis Suarez yang kini menjadi andalan Real Madrid dan Barcelona di lini depan sudah mulai menua dan harus segera dicari penggantinya. Havertz bisa jadi salah satu opsi Real Madrid dan Barcelona untuk posisi tersebut.

Tapi perlu diingat bahwa pemain seharusnya pemain tidak lebih besar dari klub dan banyak faktor di balik layar yang sangat menentukan kesuksesan transfer pemain. Havertz mungkin saja pindah ke tim yang secara gaya bermain tidak cocok dengan cara bermainnya di Leverkusen, tapi ia bisa sukses karena mampu beradaptasi. Hal sebaliknya pun dapat terjadi, Havertz bisa gagal di klub yang cara bermainnya cocok, namun faktor di belakang layar menghambat Havertz untuk unjuk gigi.

Komentar