Gol Calvert-Lewin Dianulir VAR, Tepat atau Tidak?

Analisis

by Redaksi 47

Redaksi 47

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gol Calvert-Lewin Dianulir VAR, Tepat atau Tidak?

Everton gagal meraih tiga poin saat menjamu Manchester United pada lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-28. Everton berhasil memulai pertandingan dengan gol cepat yang dicetak oleh Dominic Calvert-Lewin, namun Bruno Fernandes berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-31.

Menjelang akhir pertandingan, Calvert-Lewin sebenarnya kembali berhasil menyarangkan bola ke gawang David De Gea. Saat pertandingan memasuki masa waktu tambahan, tendangannya yang berbelok akibat membentur kaki Harry Maguire meluncur ke gawang Manchester United. Akan tetapi, VAR menganulir gol tersebut akibat Gylfi Sigurdsson dianggap berada dalam posisi offside.

Keputusan ini kemudian menjadi kontroversi karena Gylfi Sigurdsson terlihat tidak menyentuh bola. Tapi kemungkinan besar gelandang asal Islandia tersebut dinyatakan offside bukan karena menyentuh bola, melainkan karena posisinya dianggap menghalangi pandangan kiper.

VIDEO: Update informasi Liga Primer Inggris



Yang menjadi perdebatan lain, De Gea sudah dalam kondisi mati langkah akibat bola yang berbelok arah setelah membentur kaki Harry Maguire sehingga ia sudah tidak dalam posisi bisa menahan bola tersebut. Hal itu juga yang membuat manajer Everton, Carlo Ancelotti, melancarkan protes, sial baginya protes itu berbuah kartu merah untuknya.

“Keputusan wasit di lapangan mengesahkan gol tersebut, namun VAR mengoreksi bahwa Sigurdsson berada dalam posisi offside. Ia berada dalam jalur pandang David De Gea dan melakukan pergerakan yang mempengaruhi pergerakan De Gea untuk melakukan penyelamatan,” bunyi penjelasan pihak ofisial pertandingan.

Komentator Sky Sports, Jammie Carragher, setuju dengan keputusan ini. “Sigurdsson tidak menyentuh bola, tapi apakah ia menghalangi kiper? Dia tepat berada di depan kiper jadi kita bisa mengerti mengapa keputusannya menganulir gol,” kata sang mantan pemain Liverpool tersebut.

Sementara itu dari pihak sang pencetak gol, Dominic Calvert-Lewit, terlihat kaget dengan keputusan tersebut. “Bagiku sebagai seorang striker, ini adalah gol, tapi VAR menganulirnya, lalu apa yang bisa aku lakukan?” kata Calvert-Lewin. “Ini sungguh sebuah bencana, Sigurdsson bahkan tidak menghalangi pandangannya (De Gea). Saat kejadian aku memang tidak yakin, namun setelah aku lihat tayangan ulang, kiper telah bergerak ke arah lain. De Gea tidak akan bisa menyelamatkan bola itu,” tambahnya setelah melihat video rekaman setelah selesai pertandingan.

Jika kita lihat peraturan offside pada Law of the Game yang berlaku, seorang pemain akan berada pada posisi offside jika:

  1. Terlibat dalam permainan menyentuh bola menyentuh bola atau menerima bola yang dioper atau menyentuh teman atau,
  2. Mengganggu lawan dengan:
  • Mencegah lawan untuk bisa memainkan bola atau terlibat dalam permainan dengan menghalangi jalur pandang lawan
  • Melakukan duel kepada lawan untuk meraih bola
  • Melakukan usaha untuk memainkan bola dan berdampak pada lawan
  • Melakukan pergerakan yang nyata yang secara jelas mempengaruhi lawan untuk memainkan bola

Berdasarkan peraturan tersebut memang dapat kita simpulkan bahwa Gylfi Sigurdsson berada di posisi offside dengan menghalangi jalur pandangan lawan. Seperti yang juga sudah dijelaskan oleh ofisial pertandingan, Sigurdsson memang tidak menyentuh bola, namun ia berada pada jalur pandang De Gea, ditambah menggerakkan kakinya untuk membiarkan bola terus melaju ke arah gawang. Gerakan kaki tersebut sudah cukup untuk membuat Sigurdsson dinyatakan terlibat dalam permainan yang menyebabkan terciptanya gol.

Legenda Manchester United, Roy Keane, melihat kejadian ini dari sudut pandang lain. Ia setuju bahwa Sigurdsson berada dalam posisi offside. Namun ia agak heran mengenai Sigurdsson yang tetap dalam posisi itu dalam waktu yg cukup lama.

Jika kita tarik mundur sedikit di awal serangan ini terjadi, bola umpan silang menuju ke arah Richarlison yang berada di kotak penalti. Ia kemudian memberikan sentuhan dan menyodorkan bola ke tengah, kepada Sigurdsson yang berlari dari belakang. Sigurdsson berhasil meraih bola dan melepaskan tendangan sambil menjatuhkan badannya. Namun tendangan Sigurdsson berhasil dihalau oleh De Gea, dan bola liar mengarah ke Calvert-Lewin yang juga berada di dalam kotak penalti. Calvert-Lewin melakukan cut inside untuk mengecoh Luke Shaw, sementara Sigurdsson masih tetap berada di posisi saat ia terjatuh setelah menendang bola.

Posisi Sigurdsson tidak berubah hingga Calvert-Lewin melepaskan tendangan dan membentur Maguire. Ia kemudian menarik kaki agar bola hasil pantulan tidak menyentuh kakinya dan membiarkan bola terus bergulir ke dalam gawang.

Setidaknya terdapat jeda waktu sekitar 3-4 detik sejak Sigurdsson tendangan Sigurdsson dihalau De Gea hingga Calvert-Lewin menendang bola. Rentang waktu tersebut seharusnya cukup bagi Sigurdsson untuk bangun dan kembali dalam posisi yang seharusnya. Terlebih, saat itu kondisi sedang imbang dan klubnya membutuhkan 1 gol untuk menang.

Inilah yang kemudian dipertanyakan oleh Roy Keane. “Aku tidak berfikir De Gea akan mampu menyelamatkan bola tersebut, tapi aku berfikir bahwa itu adalah keputusan yang tepat (untuk menganulir gol). Aku akan marah pada Sigurdsson. Mengapa ia duduk di situ? Apa yang ia tunggu? Ia seharusnya segera beranjak dari posisi itu,” kata Keane saat menjadi komentator di Sky Sports.

Pertandingan telah berakhir dan kedua tim harus puas dengan 1 poin yang mereka raih dari laga ini. VAR kali ini mengambil keputusan yang tepat. Tapi perdebatan tentang insiden ini tampaknya akan terus bergulir.

Komentar