Gary Neville Tentang Minimnya Kualitas di Lini Tengah Manchester United

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gary Neville Tentang Minimnya Kualitas di Lini Tengah Manchester United

“Saya rasa, secara pertahanan, sistem lima bek mereka tidak bekerja di babak pertama. Tim lain (Sheffield) terlihat mengerti cara memainkan itu (lima bek) dan tim lainnya (Man United) tidak. Saya tidak ingin mengomentari soal gelandang karena itu bukan gelandang. Fred dan Pereira bukan gelandang untuk tim papan tengah, apalagi salah satu tim yang belanja terboros di Eropa.”

Pernyataan mengejutkan tersebut keluar dari mulut sang legenda Manchester United sekaligus pundit sepakbola, Gary Neville, dalam acara "Monday Night Football" di Sky Sports. Ia terlihat sangat kecewa dengan performa Man United belakangan ini, terlebih setelah anak asuh Ole Gunnar Solskjaer gagal menang menghadapi tim promosi, Sheffield United, pada pekan ke-13 Premier League hari Minggu (24/11) lalu.

“Mereka (memang) memiliki masalah seputar cedera dan masalah lainnya di lini tengah. Hal yang paling membuat saya kecewa adalah tidak adanya penetrasi, berlari dengan dan tanpa bola dari trio lini depan. Saya rasa mereka bisa melakukan lebih dari itu untuk tim,” tambah Neville.

Manchester United vs Aston Villa dapat disaksikan melalui Mola Polytron Streaming

Kritikan pedas ia lontarkan kepada duet gelandang Man United asal Brasil, Fred dan Andreas Pereira. Keduanya memang gagal mengontrol lini tengah dan bermain buruk. Fred bermain 90 menit penuh dan Ole memasukkan Mason Greenwood menggantikan Pereira pada menit ke-73. Keduanya terlihat terlambat turun ketika gol pertama Sheffield terjadi. Fred juga tidak mampu menghalau umpan John Fleck ke Lys Mousset yang berhasil menggandakan keunggulan Sheffield.

Fred dan Pereira bermain sebagai double pivot di skema 3-4-3 yang diusung Ole. Pelatih asal Norwegia itu sebenarnya jarang menurunkan formasi dengan tiga bek. Dilansir dari Instat, Man United baru tiga kali menggunakan formasi tiga bek musim ini yaitu ketika seri 1-1 melawan Liverpool di Premier League, menang 2-1 menghadapi Chelsea di Carabao Cup, dan menang 1-0 kala bertandang ke Partizan di kompetisi Europa League.

Laga melawan Sheffield merupakan kali pertama Fred dan Pereira bermain sebagai double pivot. Pada laga menghadapi Liverpool, Fred bertandem dengan Scott McTominay dan Pereira menjadi gelandang serang dalam formasi 3-4-1-2. Melawan Chelsea, Fred kembali bertandem dengan McTominay. Keduanya tidak tampil sebagai starter kala bertandang ke Partizan. Pertandingan kontra Sheffield merupakan laga pertama Fred dan Pereira bermain sebagai double pivot musim ini. Selain itu, bermain sebagai gelandang tengah juga sebenarnya bukan posisi natural Pereira. Ia lebih sering bermain sebagai gelandang serang. Beberapa hal tersebut berimbas pada performa buruk yang diperlihatkan oleh kedua pemain.

Faktor lain yang membuat Fred dan Pereira bermain buruk adalah formasi 3-5-2 yang diterapkan Chris Wilder. Sheffield bermain dengan tiga gelandang yaitu John Lundstram, John Fleck, dan Oliver Norwood. Man United secara natural kalah jumlah di lini tengah dan hal ini membuat Fred dan Pereira kewalahan. Mereka berdua kerap kebingungan dalam memosisikan diri sehingga pemain Sheffield mendapatkan ruang dan bisa mengeksploitasi. Contohnya adalah ruang yang dimiliki Lundstram kala ia melepaskan tendangan voli dari ujung kotak penalti di babak pertama. Beruntung David De Gea mampu menghalaunya.

Keputusan Ole hanya memasang dua gelandang patut dipertanyakan. Bermain dengan tiga bek bukanlah formasi natural Man United musim ini sehingga formasi tersebut bukanlah formasi yang paling fasih dimainkan. Selain itu, Ole juga mengambil risiko dengan merelakan kalah jumlah di lini tengah menghadapi Sheffield yang sepanjang musim ini selalu bermain dengan tiga gelandang dan sedang dalam performa yang baik.

Kritikan Neville tampak terdengar terlalu kasar bagi Fred dan Pereira. Meski begitu, pernyataan mantan pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu tidak sepenuhnya salah. Fred dan Pereira sama-sama minim kontribusi bagi Man United musim ini.

Meski kerap bermain sebagai gelandang serang, Pereira baru mencetak satu gol dan satu asis di semua kompetisi dari 16 laga yang dijalaninya. Ia juga hanya mencatatkan 1,3 umpan kunci per pertandingan. Performa Fred sebagai gelandang penyeimbang juga tak seimpresif pemain yang berposisi sama di tim papan atas seperti Fabinho, Jorginho, bahkan Wilfried Ndidi. Ia berada di posisi 43 soal jumlah tekel dengan jumlah 2,2 tekel per pertandingan.

Keduanya bukan merupakan pemain utama Ole di lini tengah Man United. Jika Paul Pogba dan McTominay sudah kembali dari cedera, hampir dipastikan Fred dan Pereira akan sering menjadi penghangat bangku cadangan. Menjadi pemain pelapis tidak bisa menjadi alasan untuk bermain di bawah standar. Justru seharusnya periode ketika pemain utama cedera adalah ajang unjuk gigi bagi pemain pelapis untuk membuktikan bahwa ia pantas berada di tim utama. Contohnya adalah Fikayo Tomori yang bermain impresif bagi Chelsea meski sebagai pelapis Antonio Rudiger yang masih cedera.

Kritikan Neville boleh jadi tidak enak didengar oleh Fred dan Pereira. Tapi kritikan tersebut seharusnya bisa menjadi motivasi bagi keduanya untuk tampil lebih baik lagi demi menopang posisi Man United di klasemen sementara Premier League. Man United masih terseok-seok di posisi sembilan dengan total 17 poin dari 13 pertandingan, terpaut sembilan poin dari zona Liga Champions. Man United akan menjamu Aston Villa pada pekan ke-14 Premier League akhir pekan ini.

Pertandingan Manchester United vs Aston Villa dapat disaksikan melalui Mola Parabola atau Mola Polytron Streaming Device.

Komentar