Trent Alexander-Arnold Mendefinisikan Ulang Peran Fulback

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Trent Alexander-Arnold Mendefinisikan Ulang Peran Fulback

Jordi Alba dan Marcelo adalah bek sayap kelas dunia saat ini. Mereka memiliki kemampuan yang (umumnya) harus dimiliki oleh bek sayap seperti overlap untuk melakukan serangan dan melepaskan umpan silang untuk mencetak gol. Selain itu, bek sayap juga dituntut memiliki fisik yang kuat untuk membantu serangan dan pertahanan sama baiknya. Tapi, dua bek sayap Liverpool, Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson seakan mendefiniskan ulang apa yang harus dimiliki bek sayap.

Kemampuan keduanya mengolah bola memang tak sebaik Marcelo, mereka juga masih kalah dari Alba soal kemampuan overlap. Tapi keduanya merupakan seniman bagi skema Jurgen Klopp. Seluruh gelandang yang dimiliki Klopp bukan tipe gelandang teknikal yang memiliki kreativitas dan umpan terobosan mematikan seperti Mesut Ozil atau Kevin De Bruyne. Mereka bertipe gelandang pekerja keras yang enerjik dan berlari tanpa henti sehingga melepaskan umpan-umpan mematikan bukan tugas utama mereka. Hal tersebut justru dilakukan oleh Arnold dan Robertson.

Dilansir dari Instat, sepanjang musim ini Arnold merupakan pemain Liverpool yang paling banyak menciptakan peluang bersama Mohamed Salah (26). Robertson berada di posisi lima dengan total 13 peluang, kalah dari Sadio Mane dan Roberto Firmino. Gelandang Liverpool yang paling banyak menciptakan peluang adalah James Milner dan Jordan Henderson dengan angka yang terpaut cukup jauh, hanya tujuh peluang tercipta.

Mantan bek Liverpool sekaligus pundit sepakbola, Jamie Carragher bahkan memuji Arnold setinggi langit. “Kamu memiliki bek sayap hebat seperti Cafu dan Roberto Carlos, melakukan overlap dan melepaskan umpan silang bagus, tapi dia (Arnold) adalah playmaker Liverpool. Skema Liverpool tidak konvensional, dengan gelandang pekerja keras, Trent seakan gelandangnya. Itu seperti menaruh Steven Gerrard di sana.” Ungkap Carragher. Pernyataan Carragher mengenai playmaker Liverpool adalah Arnold tidak berlebihan. Arnold sukses menciptakan 23 peluang di Premier League musim ini, hanya kalah dari De Bruyne (26).

Keduanya memiliki jangkauan umpan yang sangat baik. Mereka bisa memberikan ancaman bagi lawan dengan umpannya ke trio lini depan Liverpool yang dilepaskan dari sepertiga pertahanan sendiri. Umpan tersebut dapat langsung melewati tiga hingga empat pemain lawan sehingga mempermudah usaha lini depan Liverpool untuk mencetak gol.

Highlights pertandingan Crystal palace 1-2 Liverpool

Umpan langsung dari area sendiri juga membuat Liverpool sangat berbahaya dari serangan balik. Biasanya, serangan balik dilancarkan melalui kombinasi cepat atau dribel pemain yang lincah, namun umpan jarak jauh yang akurat dari Arnold dan Robertson membuat serangan balik Liverpool tidak memberikan kesempatan bagi lawan untuk melakukan transisi. Ditambah dengan kualitas dribel dan kecepatan yang dimiliki oleh trio lini depan Liverpool, serangan balik Liverpool yang bermula dari umpan jauh bek sayapnya sangat berbahaya.

Ancaman Arnold dan Robertson tak sebatas umpan langsung ke lini depan, namun mereka bisa mengumpan satu sama lain meskipun berada di sisi lapangan yang berbeda. Ketika sebuah tim menyerang dari sisi sayap dan mengalami kebuntuan, lazim dilihat bek sayap akan memberikan bola ke gelandang yang merubah sisi permainan karena gelandang umumnya memiliki umpan diagonal yang lebih baik ketimbang bek sayap. Hal tersebut tampak tidak berlaku bagi Arnold dan Robertson. Kedua pemain itu dapat mengubah sisi penyerangan dari kakinya sendiri sehingga lebih efektif dan cepat.

Peter Crouch, dalam acara BBC Match of the Day juga menyandingkan Arnold dengan legenda Liverpool, Steven Gerrard dan Xabi Alonso. “Saya ingat ketika saya bermain untuk Liverpool dulu, bek sayap mengumpan ke Gerrard atau Xabi Alonso yang akan melepaskan bola diagonal ke depan. Well, sekarang Trent sendiri yang melakukan itu, dari posisinya (sisi sayap), dan dia melakukan itu sebaik Gerrard atau Alonso.”

Salah satu penyebab kebuntuan serangan adalah pertahanan lawan yang sangat terorganisir dan tidak memberikan ruang sedikit pun. Bagaimana caranya membuka pertahanan lawan yang kuat dengan shape yang rapi? Salah satunya adalah melakukan sirkulasi bola dengan cepat sehingga mereka membutuhkan waktu untuk reshape dan terobos pertahanan mereka sebelum shape mereka kembali rapi. Semakin lama waktu yang mereka butuhkan untuk reshape, semakin banyak waktu yang dimiliki untuk menerobos pertahanan. Umpan dari sisi ke sisi membuat lawan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk reshape, itulah yang duo bek sayap Liverpool lakukan.

Carragher dan Crouch sama-sama mengagungkan duo bek sayap Liverpool itu. “Asyik sekali untuk ditonton dan mereka sangat mengagumkan. Saya tidak tahu duet bek sayap lain di dunia yang lebih baik saat ini, dan mereka adalah alasan lain mengapa Liverpool yang sekarang sangat sulit untuk dihentikan” ujar Crouch. “Liverpool adalah tim terbaik di Eropa dan playmaker mereka adalah bek kanan. Saya tidak pernah melihat seseorang seberpengaruh itu ketika memegang bola di posisi itu (bek kanan),” ungkap Carragher.

Sepakbola tak berhenti berevolusi. Para taktisi terus berimprovisasi. Kemampuan yang dibutuhkan untuk tiap posisi akan mengalami perubahan. Mungkin tak ada yang menyangka kualitas umpan yang dimiliki bek sayap dapat dimanfaatkan sebaik yang Klopp lakukan di Liverpool. Arnold dan Robertson adalah seniman dibalik indahnya sepakbola Liverpool.

Komentar