Rodri Sebagai Regista Manchester City

Analisis

by redaksi

Rodri Sebagai Regista Manchester City

Rodrigo Hernández Cascante mungkin tak menyangka sekarang ia menjadi pemain termahal Manchester City setelah dibeli dari Atletico Madrid dengan nilai transfer 70 juta euro. Enam tahun lalu dia dianggap terlalu lemah oleh Atleti sehingga ia dilepas akademi klub.

Tanpa biaya transfer Villareal menampungnya. Lebih jauh, mereka sukses memoles bakat Rodri. Dua musim di akademi Villareal, ia berhasil promosi ke tim senior dan menguasai lini tengah The Yellow Submarines. Bahkan pada musim 2017/18 ia mulai menjabat sebagai kapten tim dan andalan di lini tengah ketika Bruno Soriano, kapten utama mereka, mengalami cedera panjang di awal musim.

Rodri memang menjelma menjadi seorang pemimpin bersama Villareal. Pemain kelahiran 23 Juni 1996 ini merupakan pemikir ulung. Ketika kemampuan fisikal jadi kelemahannya, ia menjadikan inteligensinya sebagai kekuatan utamanya.

"Di sepakbola profesional, kalau kamu berpikir selama setengah detik, itu terlalu lama, lawan bisa merebut bola darimu. Para pemain terbaik adalah mereka yang bisa tenang dalam situasi genting," kata Rodri ketika diwawancarai Goal pada November 2018.

Rodri menjadi favorit pelatih-pelatih yang menukanginya karena ia mampu menerjemahkan instruksi dengan sangat baik. Kemampuannya pun menonjol kala tim bermain dengan high-pressing. Tak heran ia mulai disebut-sebut sebagai suksesor Sergio Busquets di Timnas Spanyol.

"Dia [Rodri] pemain top, menyodorkan banyak kualitas," ujar Albert Celades, mantan pelatihnya di Timnas Spanyol U-21. "Meski punya masalah fisikal, dia sangat bagus saat bertahan dan dalam situasi satu lawan satu. Secara taktikal pun ia sangat bagus. Tapi di atas itu semua, hal yang paling mencuri perhatianku darinya adalah dengan posturnya itu, dia bermain sangat cepat dengan kedua kakinya, sangat sempurna ketika bermain di area high-pressure."

"Dia melakukan hal-hal yang biasanya sulit menjadi lebih sederhana. Seperti [Sergio] Busquets, dia punya intuisi dalam penempatan posisi dirinya sendiri, juga paham harus berada di mana untuk bisa merebut kembali bola yang hilang," sambung Celades.

Di Villareal, Rodri sempat bermain dalam pola 4-3-1-2. Lalu ketika dilatih oleh Marcelino Garcia Toral, pemain kelahiran Madrid ini bermain dalam pola dasar 4-4-2. Hal itu juga yang membuatnya direkrut kembali oleh Atletico Madrid, di mana Diego Simeone pun kerap bermain dengan pola dasar 4-4-2.

Pola 4-4-2 membutuhkan dua gelandang tengah yang punya mobilitas tinggi untuk menjangkau seluruh area di wilayah tengah lapangan baik itu dalam posisi menyerang maupun bertahan. Tentu tidak lah mudah mencari pemain seperti ini di era sekarang mengingat semakin menjamurnya pola 4-3-3 atau 4-2-3-1.

Rodrigo karenanya menjadi salah satu gelandang spesial yang dimiliki Spanyol. Di Villareal ia berhasil menggantikan Bruno yang kemampuannya semakin menurun karena direnggut usia, sementara di Atletico kehadirannya membuat fans Atleti dan Simeone mendapatkan sosok pengganti Gabi yang hengkang ke Liga Qatar.

Di Atletico, Rodri mengenakan nomor punggung 14 yang tujuh tahun terakhir identik dengan sosok Gabi. Nomor tersebut cukup ikonik di Atleti karena Simeone pun menggunakan nomor yang sama ketika masih berkarier sebagai pemain di Los Colchoneros.

Bersama Rodri, Manchester City memang tidak akan mengharapkan pemain berusia 23 tahun itu mencetak banyak gol. Secara statistik memang tidak ada yang mencolok darinya. Musim lalu dari 47 laga, cuma 3 gol dan 1 asus ia ciptakan. Pun dengan statistik umpan kunci, tekel, intersep, dan atribut penting lainnya.

Walau begitu, Rodri diprediksi akan menjadi sosok yang tepat sebagai pengganti Fernandinho di pos gelandang bertahan dalam pola 4-3-3 andalan Pep Guardiola.

Rodri ak memiliki kemampuan fisikal seperti Fernandinho. Tapi Rodri bisa berperan sebagai regista. Dalam bahasa Italia, regista berarti sutradara. Di sepakbola, regista akan menjadi pemimpin, memberikan pengarahan baik kala menyerang maupun bertahan, bahkan bisa dibilang sosok yang paling bertanggung jawab dalam menentukan arah serangan sekaligus memutus serangan balik lawan.

Kemampuan fisikal bukan tolok ukur utama untuk menjadi seorang regista. Tengok sosok Andrea Pirlo kala memimpin lini tengah AC Milan, Juventus dan Timnas Italia. Meski terlihat ringkih, tapi bola tak mudah direbut dari kakinya. Dia tetap tenang saat tekanan datang dari lawan. Ketenangan itulah yang kemudian membuatnya bisa mengambil keputusan yang tepat untuk membangun serangan lewat umpan akuratnya. Pun saat bertahan, Pirlo hanya perlu menunggu momen yang tepat untuk memotong bola atau membatasi pergerakan lawan yang sedang menguasai bola.

"Dia [Pirlo] merupakan salah satu dari sedikit pemain yang ketika kamu berbicara sedikit atau tidak berbicara, dia mengerti dengan sendirinya," ujar Carlo Ancelotti, pelatih Pirlo saat bermain di AC Milan. "Buatku, dia adalah gelandang tengah terkuat di dunia."

Rodri bisa melakukan itu. Sama seperti Pirlo, juga Fernandinho, ia merupakan pemain yang selalu mendekati area depan kotak penalti pertahanan ketika timnya membangun serangan. Dari situ ia mulai mengkreasi serangan dan memberikan ketenangan saat menghadapi situasi serangan balik.

Postur Rodri yang kini mencapai 191cm juga akan membuatnya lebih diandalkan Pep. Di Liga Primer Inggris, bola-bola udara adalah salah satu momen krusial baik saat menyerang maupun bertahan. Respons cepat Rodri dalam membaca bola kedua akan diuji selama berkiprah di Inggris.

Dengan Fernandinho yang sudah berusia 34 tahun, kehadiran Rodri jelas akan membuat Pep lebih lega. Sebelumnya tidak ada pemain sepadan yang bisa menggantikan gelandang asal Brasil itu. Perlu diingat, salah satu penyebab kegagalan Man City di Liga Champions musim lalu adalah Fernandinho tidak fit kala mereka menghadapi Tottenham Hotspur, di mana Fernandinho baru masuk pada babak kedua.

Maka dari itu Rodri mungkin bukan pengganti sempurna Fernandinho. Tapi Rodri akan memberikan warna berbeda pada lini tengah Man City. Pemahaman taktikalnya bisa menjaga kualitas Man City ketika mereka tak mengandalkan Fernandinho. Bersama bimbingan Fernandinho, Rodri bisa membuat lini tengah City jauh lebih mengerikan dan City tak salah telah menjadikannya sebagai pemain termahal mereka.

foto: mancity.com

[ar]

Komentar