AC Milan Mengundurkan Diri dari Liga Europa atau Disanksi UEFA?

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

AC Milan Mengundurkan Diri dari Liga Europa atau Disanksi UEFA?

AC Milan dipastikan tidak akan tampil pada Liga Europa 2019/20. Finis di urutan kelima klasemen Serie A 2018/19 menjadi sia-sia karena UEFA menyatakan Milan melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) sehingga harus menerima hukuman larangan tampil di Liga Europa. Namun pemberitaan ini melahirkan protes masif dari banyak penggemar sepakbola, khususnya para pendukung Milan.

Pendukung Milan membanjiri kolom komentar hampir di setiap akun media sosial yang memberitakan kabar ini. Kolom komentar di unggahan media sosial Panditfootball pun demikian. Mereka mengatakan bahwa Milan sebenarnya bukan disanksi, dicoret, atau dihukum oleh UEFA, melainkan Milan mengundurkan diri.

Hal di atas menyebabkan munculnya adu argumentasi di kolom-kolom komentar antara fans Milan dan mereka yang tampaknya bukan fans Milan. Pertanyaannya, mana berita yang benar? Milan mengundurkan diri atau dihukum UEFA?

Pernyataan dan Asumsi Para Jurnalis Terpercaya

Berita AC Milan tidak bisa berlaga di Liga Europa mulai muncul di media-media Indonesia pada Jumat (28/6) sekitar pukul 17.00 Waktu Indonesia Barat. Seperti biasa, para jurnalis yang mendapat info A1 dan mengabarkannya lewat media sosial jadi sumber yang paling pertama mengabarkan berita ini. Salah satu sumber terpercaya dan akurat adalah dari Gianluca Di Marzio, reporter Sky Sports, yang memiliki situs pribadi gianlucadimarzio.com.

Dari situ berita langsung menyebar dengan cepat, termasuk ke pemberitaan di Indonesia. Dari situ juga kami bersumber dalam merilis grafis berita tentang tidak berlaganya AC Milan pada Liga Europa 2019/20. Sumber yang cukup terpercaya karena di berita tersebut mencantumkan media release langsung dari Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Dalam rilisannya itu CAS menggunakan kalimat "AC Milan is excluded from participating in the UEFA Club Competitions of the sporting season 2019/2020..." Gianluca Di Marzio sendiri menulis: "The TAS has just published, on its website , the decision that sanctions the exclusion of Milan from the 2019/2020 edition".

Tapi ketika media-media di Indonesia meneruskan pemberitaan tersebut, protes mengalir deras dari para pendukung Milan karena ada informasi yang menurut mereka tidak tersampaikan. Menurut mereka, secara garis besar, Milan bukan disanksi atau dihukum UEFA, melainkan mengundurkan diri untuk menyeimbangkan neraca keuangan agar tidak kehilangan kans bermain di kompetisi Eropa musim berikutnya (2020/21).

Beberapa jurnalis lain pun mengklarifikasi atau menambah penjelasan serupa. Salah satunya Adam Digby (@Adz77), jurnalis FourFourTwo dan Bleacher Report. Menurutnya, sambil mengunggah salinan putusan CAS, Milan tidak berlaga di Liga Europa musim depan merupakan hasil kesepakatan antara Milan dan UEFA sehingga tidak tepat jika dikatakan Milan mendapatkan hukuman.

Dengan penjelasan dari jurnalis-jurnalis lain, hal itulah yang membuat fans Milan yakin bahwa Milan bukan dihukum UEFA, melainkan mengundurkan diri secara sukarela. Adapun masalahnya tetap sama: terkait FFP.

Pernyataan Resmi Milan dan UEFA

Ketika perdebatan soal apakah Milan disanksi UEFA atau mundur secara sukarela terus berkembang, sebetulnya Milan dan UEFA belum mengeluarkan pernyataan resmi. Milan dan UEFA baru mengeluarkan rilis resmi terkait masalah ini sekitar 4-5 jam setelah berita ini beredar di masyarakat luas.

Ternyata berbeda dengan pendapat beberapa jurnalis dan penggemar Milan, pengumuman resmi Milan mengumumkan bahwa mereka tidak berlaga di Liga Europa 2019/20 karena disanksi. Tidak ada sedikit pun dalam rilis resminya itu yang menyinggung bahwa Milan mengundurkan diri. Jika dibahasa Indonesiakan, begini rilis lengkap Milan pada situs resminya:

"Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) telah mengeluarkan persetujuan yang mengesahkan penerimaan sukarela AC Milan ("Club") untuk satu tahun pengeluaran dari Kompetisi Klub UEFA, dalam penyelesaian pelanggaran Peraturan `UEFA Club Licensing dan Financial Fair Play` pada periode tiga tahun 2014-2017 dan 2015-2018.

Pemegang saham saat ini mengambil kepemilikan klub pada Juli 2018, mewarisi akumulasi kerugian yang substansial setelah pemilik AC Milan sebelumnya gagal membayar kewajiban utang. Kerugian ini dan pelanggaran terkait aturan FFP, sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambil di bawah kepemilikan sebelumnya, menyebabkan sanksi oleh UEFA.

Kami sedih dengan kenyataan ini bahwa penggemar kami tidak akan bisa melihat tim mereka bersaing di kompetisi Eropa musim depan, Klub mengakui dan menghormati FFP. Klub mengakui bahwa tidak ada pilihan lain selain menerima sanksi, dengan berusaha untuk mengambil jalur kembali ke kepatuhan penuh.

AC Milan tetap berkomitmen untuk mengembalikan klub ke tempat yang seharusnya di puncak sepakbola Eropa. Keputusan hari ini akan menjadi stimulus untuk memaksimalkan upaya sepenuhnya mematuhi FFP, sementara pada saat yang sama mengonsolidasikan daya saing klub, dan mengembalikan AC Milan ke keberlanjutan dan masa depan yang lebih positif."

Secara garis besar, Milan mengakui terkait adanya pelanggaran FFP yang mereka lakukan pada periode 2014-2017 dan 2015-2018. Karena itulah mereka menerima sanksi tersebut. Tapi dalam rilis tersebut mereka menegaskan bahwa hal itu terjadi karena keteledoran pemilik sebelumnya mengenai neraca keuangan yang defisit dan melanggar FFP.

Adapun kalimat "penerimaan sukarela..." di awal rilis yang aslinya dituliskan dengan "voluntary acceptance" tampaknya menjadi sumber argumentasi sejumlah pihak bahwa Milan mengundurkan diri. Tapi tampaknya hal itu berkaitan dengan manajemen Milan saat ini yang menerima hukuman akibat kelalaian manajemen Milan sebelumnya.

Hal itu dipertegas dengan rilis UEFA melalui Badan Pengendalian Keuangan Klub (CFCB) yang baru rilis beberapa saat setelah Milan memberikan pernyataan resmi. UEFA menjelaskan bahwa seharusnya Milan mendapatkan hukuman tidak boleh berlaga di Kompetisi UEFA pada musim 2018/19 atau musim lalu karena pelanggaran FFP pada periode 2015-2017.

Namun pada Juni 2018 mereka mengajukan banding ke CAS, di mana CAS memutuskan bahwa Milan terbukti melanggar FFP namun hukuman tersebut ditangguhkan karena terjadi perubahan kepemilikan klub. UEFA lantas menangguhkan hukuman tersebut dan memberi syarat Milan untuk terbebas dari sanksi selama keuangan mereka hingga 2021 bebas dari pelanggaran FFP sehingga Milan boleh berlaga di Liga Europa 2018/19.

Tapi Milan kembali mengajukan banding ke CAS pada 2019 agar terbebas dari syarat yang cukup mengikat tersebut karena merasa keuangan selama 2018 tidak melanggar FFP. Alhasil persidangan terkait pelanggaran FFP yang dilakukan Milan khususnya pada periode 2015-2017 kembali digelar.

Ternyata Badan Pengendalian Keuangan Klub UEFA tetap mengajukan hukuman larangan berlaga di Kompetisi Eropa selama satu musim pada 2019/20, khususnya setelah melihat laporan keuangan Milan untuk 2017/18 dan 2018/19. CAS menyetujui hukuman yang diajukan UEFA untuk Milan yang artinya CAS juga menilai bahwa Milan telah melakukan pelanggaran FFP pada periode yang dimaksud Badan Pengendalian Keuangan Klub UEFA.

Menanggapi putusan tersebut, akhirnya Milan menerima hukuman tersebut dan tidak akan lagi mengajukan banding. Masih dalam rilis yang sama, UEFA senang pada akhirnya Milan mau menerima sanksi yang terbilang cukup berat tersebut.

"Pada tanggal 28 Juni 2019 CAS mengeluarkan putusannya dan Badan Pengendalian Keuangan Klub UEFA telah mengeluarkan perintah prosedural yang mengonfirmasi pencoretan AC Milan. UEFA senang bahwa hal itu sekarang diakui oleh AC Milan dan dikonfirmasi oleh CAS bahwa kegagalan AC Milan untuk patuh harus mendapatkan sanksi yang berat, karena CFCB telah memutuskan hal ini sejak awal dari masing-masing proses."

Kesimpulan

Pada 2018, atau setahun yang lalu, AC Milan terbukti melanggar FFP ada periode 2015-2017. Hal itu membuat mereka dinyatakan bersalah dan mendapatkan hukuman larangan tampil pada kompetisi Eropa selama satu musim oleh UEFA. Tapi banding yang dilakukan Milan karena adanya perubahan kepemilikan membuat hukuman untuk Milan ditangguhkan bersyarat dan mereka bisa berlaga di kompetisi UEFA, dalam hal ini Liga Europa 2018/19.

Namun manajemen baru Milan masih mengupayakan Milan terbebas dari bayang-bayang sanksi FFP mengingat masih terdapat syarat keuangan yang harus mereka penuhi hingga 2021. Banding yang mereka ajukan pada Juni 2019 inilah yang justru meyakinkan CAS, sebagaimana yang diajukan UEFA, bahwa Milan terbukti melanggar FFP. Milan akhirnya menerima hukuman tersebut agar mereka tidak terikat lagi oleh pelanggaran keuangan di masa yang akan datang.

Kalimat "penerimaan hukuman" dan "kesepakatan antara Milan dan UEFA" yang dilakukan oleh Milan pada rilis resmi CAS yang tampaknya memunculkan misinterpretasi. Padahal UEFA dan Milan"mencapai kesepakatan" terkait hukuman yang diterima Milan, yakni larangan satu musim berlaga di kompetisi UEFA setelah melalui beberapa peradilan di CAS. Bukan diartikan "kesepakatan antara UEFA dan Milan bahwa Milan mengundurkan diri", karena, sekali lagi, baik dari pernyataan resmi Milan maupun UEFA tidak sedikitpun disinggung mengenai "pengunduran diri".

Jadi, UEFA telah menyatakan, yang dikonfirmasi CAS, bahwa Milan melanggar FFP sehingga Milan harus mendapatkan hukuman larangan tampil di Kompetisi Eropa 2019/20. Milan menerima. Maka, Milan bukan mengundurkan diri untuk tidak mengikuti Liga Europa 2019/20, melainkan mendapatkan sanksi dari UEFA akibat pelanggaran FFP pada periode 2015-2017.

Baca Juga: Segala Hal yang Perlu Kalian Tahu Tentang Financial Fair Play

Komentar