Pratinjau: Man City Menyerang, Chelsea Bertahan

Analisis

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau: Man City Menyerang, Chelsea Bertahan

Untuk menempel ketat bahkan membalap Liverpool di posisi puncak, Manchester City akan mendapat tantangan dari Chelsea yang berada di peringkat kelima klasemen sementara pada Minggu (10/02). Di pertemuan pertama di Stamford Bridge, Pep Guardiola harus menyerah 0-2 dari kesebelasan asuhan Maurizio Sarri tersebut.

Man City dan Chelsea sama-sama dalam kebangkitan pasca mengalami kekalahan di pekan ke-24. Man City sebagai tuan rumah sempat mengalami kekalahan dari Newcastle di pekan tersebut tapi mampu bangkit di pekan ke-25 dengan meraih kemenangan 3-1 atas Arsenal dan menang 2-0 atas Everton (Man City memainkan double gameweek). Sedangkan Chelsea di pekan ke-24 mengalami kekalahan cukup telak dari Bournemouth, empat gol tanpa balas. Sama halnya dengan Man City, Chelsea juga bangkit di pekan ke-25 ketika berhasil mengalahkan Huddersfield Town lima gol tanpa balas.

Chelsea bisa dibilang memiliki kebugaran lebih baik daripada Man City karena di tengah pekan lalu Chelsea tak memainkan pertandingan, sedangkan Man City harus bertandang ke kandang Everton. Namun rasanya itu tak jadi masalah, karena Guardiola cukup andal mengatur komposisi kesebelasannya untuk terhindar dari kelelahan (baca: Pep cukup sering melakukan rotasi) (baca juga: Pep sering membuat kesal para manajer FPL).

Adu Kuat Pemain di Lini Tengah

Pada pertemuan pertama di Stamford Bridge bulan Desember lalu, Guardiola dan Sarri sama-sama menggunakan strategi tidak menurunkan penyerang utama di susunan sebelas pemain utama.

Saat itu Guardiola menempatkan tiga pemain di depan di mana Leroy Sané bermain di kiri, Riyad Mahrez di kanan, dan Raheem Sterling sebagai penyerang utama. Sama halnya dengan Guardiola, Sarri tak menurunkan seorang penyerang pada pertandingan itu dan lebih memilih Eden Hazard sebagai penyerang utama dengan ditopang Willian si sisi kiri dan Pedro di sisi kanan.

Di pertemuan kali ini nampaknya kedua pelatih tidak akan menurunkan strategi yang sama. Mereka kemungkinan akan memainkan penyerang alami, yaitu Gonzalo Higuaín untuk The Blues dan Sergio Agüero untuk The Citizens.

Higuaín dan Agüero sedang dalam performa yang baik. Higuaín mampu mencetak dua gol dalam kemenangan Chelsea atas Huddersfield di pekan ke-25, sementara Agüero mencatatkan trigol ketika Man City melumat Arsenal.

Kembali ke lini tengah, keduanya kesebelasan memiliki para pemain tengah dan pemain sayap yang sama baiknya. Guardiola tak akan pusing untuk memilih pemain di posisi ini. Bernardo Silva (atau Kevin De Bruyne), David Silva, dan Fernandinho adalah paketan lini tengah yang tak bisa diragukan lagi kualitasnya.

Khusus untuk Bernardo, Guardiola akhir-akhir ini cukup sering menurunkannya sebagai starter karena menurutnya Bernardo adalah pemain yang memiliki daya jelajah tinggi dan itu sangat penting bagi lini tengah Man City. Selain ketiga pemain itu, masih ada Ilkay Gündogan juga yang bisa memecah kebuntuan.

Untuk posisi pemain sayap, Sané dan Sterling diperkirakan akan menjadi pilihan utama.

Berpindah ke Chelsea, Eden Hazard dan Willian adalah dua nama yang selalu menjadi pilihan utama Sarri sejauh ini untuk mengisi penyerang sayap dalam formasi 4-3-3-nya. Sedangkan tiga di tengah biasanya ditempati oleh N`Golo Kanté, Ross Barkley, dan Jorginho, dengan Mateo Kovacic dan Pedro yang siap menjadi pembeda.

Dengan kemampuan yang merata antara para pemain tengah dan sayap, tentu lini tengah akan menjadi lini yang sibuk pada pertandingan malam ini. Apalagi jika dirata-rata dari seluruh pertandingan di Liga Primer Inggris musim ini, Man City (67,8%) dan Chelsea (66,1%) menjadi dua kesebelasan yang paling banyak menguasai bola.

Strategi Kemenangan

Pep Guardiola dan Mauirizio Sarri memiliki kualitas strategi yang luas. Ada satu hal yang unik dari strategi Guardiola ketika menghadapi kesebelasan-kesebelasan besar, yaitu dia sering kali mengorbankan salah satu pemain pentingnya di setiap pertandingan. Contoh ketika menghadapi Arsenal, dia mengorbankan Sané untuk tak bermain padalah di tiga pertandingan sebelumnya Sané mencatatkan satu gol dan dua asis.

Sebelumnya lagi di pertandingan menghadapi Liverpool, dia memilih Bernardo dengan David Silva, lalu memasukkan Gündogan untuk menggantikan David Silva. Gündogan cukup menjadi pemain pembeda untuk kemenangan Man City atas Liverpool.

Man City memang miliki kedalaman skuat yang baik. "Anda melihat pemain lini tengah dan striker terbaik di dunia ada di sini. Para pemain lini tengah adalah yang terbaik di dunia. Penjaga gawang bagus. Bek berpengalaman. Pertahanan baik, ofensif. Mereka tahu persis apa yang ingin mereka lakukan," ungkap Guardiola pada konfrensi pers jelang menghadapi Chelsea.

Dengan komposisi yang lengkap nampaknya Man City akan menguasai pertandingan sedangkan Chelsea akan bermain bertahan seperti yang mereka lakukan di pertemuan pertama Desember lalu dan memanfaatkan serangan balik cepat lewat Eden Hazard dan Willian.

"Manchester City adalah kesebelasan terbaik di Eropa saat ini. Saya pikir kami beruntung [pada Desember], karena kami mencetak gol di saat yang sangat sulit dalam pertandingan. Pada pertandingan itu kami bertahan dengan sangat baik sehingga mereka (Man City) hanya memiliki tiga peluang, tidak lebih."

"Tidak mudah melawan Man City untuk memberi mereka hanya menciptakan tiga sampai empat peluang. Di kandang, mereka telah mencetak 43 gol dalam 13 pertandingan. Rata-rata lebih dari tiga. Kami harus bertahan dengan sangat baik," kata Sarri dikutip dari Sky Sports.

Melihat perkataan Sarri, bisa jadi dia akan menggunakan strategi bertahan lagi. Antonio Rüdiger, David Luiz, César Azpilicueta, dan Marcos Alonso akan difokuskan untuk bertahan. Bisa saja Kanté yang sejauh ini mendapat peran lebih ke depan karena adanya Jorginho akan kembali membantu pertahanan Chelsea untuk membuat para pemain Man City frustrasi.

Salah satu kelemahan dari Man City mungkin bisa dilihat dari gol-gol yang dicetak mereka. Semua gol terlihat sama. Berawal dari penjaga gawang, bola diarahkan ke pemain tengah lalu diarahkan lagi ke penyerang sayap di mana ada Sterling dan Sané, lalu keduanya coba menggiring bola masuk ke kotak penalti, setelah itu bola dikirimkan kembali ke belakang penyerang dan akan ada pemain muncul dari lini kedua untuk menyelesaikannya menjadi tembakan.

Hampir semua gol Man City musim ini terjadi lewat proses tersebut dan pada pertemuan pertama itu menjadi salah satu yang membuat Man City gagal meraih kemenangan di kandang Chelsea padahal mereka menguasai bola hingga 61% dan melepaskan 14 tembakan.

Patut dilihat bagaimana Guardiola akan memanfaatkan para pemain yang dia miliki khususnya dalam hal menyerang. Tak ada pemain yang cedera, banyak pilihan bagi Pep. Sementara Sarri, dari perkataan yang dia lontarkan, nampaknya akan bermain bertahan. Bedanya sekarang Sarri sudah memiliki Higuaín yang bisa membuat Chelsea memiliki alternatif terutama untuk mengirimkan umpan-umpan silang dari Alonso dan Azpilicueta.

Setelah pertandingan malam ini, Man City dan Chelsea akan kembali bertemu pada final Piala Liga Inggris 24 Februari 2019 nanti di Stadion Wembley.

Komentar