Prediksi Uruguay vs Perancis: Bukan Hanya Cavani

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Prediksi Uruguay vs Perancis: Bukan Hanya Cavani

Babak delapan besar Piala Dunia 2018 dibuka dengan pertandingan Uruguay kontra Perancis yang akan berlangsung di Stadion Nizhny Novgorod, Jumat (06/07). Kedua tim sama-sama lolos dari fase grup dengan status juara grup. Selain itu di babak 16 besar, kedua tim tampil meyakinkan dengan meraih kemenangan hanya dalam waktu normal.

Kemenangan Uruguay dan Perancis juga diperoleh dari tim yang dihuni dua pemain terbaik dunia saat ini. Uruguay menang atas Portugal yang dikomandoi Cristiano Ronaldo, sementara Perancis bikin Argentina dan Lionel Messi tampak menyedihkan.

Hal itu menegaskan bahwa Piala Dunia bukan tentang pemain terbaik dunia, tetapi tim terbaik dunia. Namun tim terbaik sekalipun butuh inspirator yang menjelma di dalam diri seorang pemain. Uruguay mungkin punya Edinson Cavani dan Perancis punya Kylian Mbappe. Keduanya punya peran penting untuk melangkahkan masing-masing negaranya ke delapan besar dengan mencetak dwigol.

Taktik Deschamps yang fleksibel

Kekuatan anak asuh Didier Deschamps sempat diragukan pada babak fase grup. Skuat tim berjuluk Ayam Jantan itu sungguh mengerikan jika dilihat dari kemampuan individu, tapi mereka belum memperlihatkan kekuatan sesungguhnya, terutama sebagai tim.

Mundur ketika babak kualifikasi, Perancis memetik tujuh kemenangan dari 10 kali bertanding untuk jadi juara grup. Perancis menciptakan 5167 operan sepanjang babak kualifikasi dan tingkat akurasinya mencapai 90 persen. Dengan fakta itu, maka tidak sulit mengatakan Perancis senang mendominasi lawannya lewat operan-operan. Hal itu dipertegas dengan rata-rata penguasaan bola Perancis yang mencapai 60 persen sepanjang babak kualifikasi.

Tapi memasuki fase grup Piala Dunia 2018, penguasaan bola Perancis tampak kurang tajam. Melawan Australia nyaris berakhir imbang sementara melawan Denmark bermain tanpa gol. Melawan Peru justru Perancis lebih banyak ditekan sebelum akhirnya menang lewat gol tunggal Mbappe. Melawan Argentina pun Perancis kalah penguasaan bola dengan hanya menguasai bola sebanyak 39 persen.

Maka bisa dikatakan strategi milik Deschamps bersifat fleksibel tergantung pada lawan yang dihadapi. Dengan perjalanan Perancis yang cukup mulus hingga babak 8 besar ini, Perancis punya modal berharga untuk menghadapi Uruguay.

Kemenangan atas Argentina juga membungkam kritik untuk sementara waktu. Perancis sedang berbenah di fase gugur ketika di tiga laga awal dinilai belum tampil maksimal. Namun kebobolan tiga gol, meski mampu mencetak empat gol di laga melawan Argentina menjadi catatan tersendiri bagi Perancis.

Pertahanan Solid Uruguay

Jika Perancis lolos kualifikasi grup sebagai juara, maka Uruguay lolos sebagai runner-up di bawah Brasil. Pada 18 pertandingan yang dijalani Uruguay, 32 gol berhasil dicetak. Hampir 50 persen dari gol itu disumbang oleh Edinson Cavani dan Luis Suarez. Hal itu membuktikan bahwa ketajaman Uruguay sangat bergantung kepada dua sosok tersebut.

Fakta itu semakin diperkuat ketika di Rusia, lima dari tujuh gol Uruguay sejauh ini sudah dicetak oleh Suarez dan Cavani. Nama terakhir bahkan menjadi bintang lewat dua gol kelas dunia yang dicetak ke gawang Portugal.

Sialnya Cavani diragukan tampil melawan Perancis. Berdasarkan laporan Simon Mullock, jurnalis Mirror yang melaporkan langsung dari kamp latihan Uruguay, tim berjuluk La Celeste tersebut menggelar sesi latihan tanpa kehadiran Cavani yang cedera di laga melawan Portugal.

Uruguay pada akhirnya patut berharap pada kekokohan lini pertahanan. Mereka baru kebobolan sekali di Piala Dunia 2018, oleh tandukan Pepe hasil dari skema sepak pojok. Bahkan seorang Cristiano Ronaldo sampai dibuat frustrasi karena tidak sanggup menembus rapatnya pertahanan Uruguay yang dikomandoi Diego Godin. Bicara kehebatan sosok Godin, bek Atletico Madrid ini punya statistik yang mengerikan selama fase grup. Belum ada pemain yang melakukan lebih banyak pengamanan bola alias clearance (12), lebih banyak tekel (8), dan memenangkan lebih banyak duel udara (8) daripada yang dilakukan Godin.

Jika Godin berhasil mematikan pergerakan Ronaldo, bukan tidak mungkin Godin mematikan pergerakan Griezmann saat menghadapi Perancis. Pengetahuan kapten Uruguay itu terhadap kemampuan Griezmann bisa dibilang luas mengingat mereka bermain di klub yang sama. Sehingga akan sangat mungkin Godin dan Griezmann sering berduel dan melakukan kontak di pertandingan nanti.

Kokohnya pertahanan ini bisa menjadi modal berharga untuk setiap serangan balik Uruguay. Melawan Portugal, mereka hanya lima kali melepaskan tembakan, padahal Portugal 20 kali. Karena pertahanan solid itulah sebanyak apapun tembakan yang dilancarkan lawan, Uruguay tetap percaya diri dalam menghadapi setiap laga, termasuk melawan Perancis.

Ditentukan Bola Mati

Perancis boleh jadi lebih dikenal sebagai kesebelasan yang kuat serangan balik pada Piala Dunia kali ini. Tapi melawan Uruguay yang lebih mahir dalam melakukan serangan balik dan kerap memfokuskan pertahanan sebelum menyerang, laga ini mungkin akan lebih didominasi Perancis perihal penguasaan bola.

Tapi Uruguay takkan kerdil dengan hal itu. Uruguay bisa mengandalkan eksekusi bola mati mengingat empat dari tujuh gol yang telah dicetak Uruguay lahir dari situasi bola mati. Perancis pernah kebobolan sekali lewat situasi bola mati.

Skema bola mati juga tampaknya akan menjadi kesempatan terbuka Perancis membobol gawang Uruguay. Empat dari tujuh gol Perancis dicetak dari open play sementara tak sekalipun gawang Fernando Muslera dibobol dari skema open play di Piala Dunia ini. Untuk bola mati, Perancis punya Pogba dan Griezmann untuk tendangan bebas, serta Giroud dan Raphael Varane yang bisa diandalkan memanfaatkan sepak pojok.

Situasi-situasi di atas membuat laga ini akan berjalan ketat. Bahkan ada kans laga ini akan berlangsung selama 120 menit dan laga harus ditentukan lewat adu penalti.

Uruguay mungkin akan merugi jika Cavani tak bermain, tapi Perancis pun akan bermain tanpa Blaise Matuidi yang punya peran penting dalam menyokong Pogba beserta trio lini serang Perancis.

Jika Perancis bisa mendominasi, perlu diingat juga bahwa Uruguay pun kalah dalam penguasaan bola ketika melawan Portugal tapi mereka cetak gol lewat serangan balik efektif. Peristiwa itu sangat mungkin terulang pada Jumat (6/7).

Ditambah fakta bahwa Uruguay cukup berbahaya ketika bola mati. Jangan lupa gol Jose Gimenez ketika melawan Mesir lahir dari situasi demikian. Gol itu menjadi penting karena selain jadi satu-satunya gol yang tercipta, gol itu bukan dicetak oleh Suarez maupun Cavani. Jadi kalau pun laga akan berakhir di waktu normal, kami memprediksi Uruguay bakal melangkah ke semifinal meski tanpa Cavani, karena memang Uruguay bukan hanya Cavani.

Komentar