Efektivitas Serangan Barcelona Membuat Madrid Tak Berkutik

Analisis

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Efektivitas Serangan Barcelona Membuat Madrid Tak Berkutik

Real Madrid tak berdaya menghadapi Barcelona di Santiago Bernabeu, Sabtu (23/12) malam WIB. Dalam pertandingan bertajuk EL Clasico itu Madrid takluk dengan skor telak 3-0 dari Barcelona. Gol Blaugrana dalam pertandingan tersebut dicetak Luiz Suarez (54’), Lionel Messi (64’), dan Aleix Vidal (90’).

Kemenangan atas Madrid tidak hanya membuat jarak poin Barcelona sebagai pemuncak klasemen La Liga dengan Madrid yang tertahan di posisi empat semakin melebar menjadi 14 angka. Lebih dari pada itu, Barcelona pun berhasil merusak pesta juara Madrid yang sepekan sebelumnya meraih gelar juara di ajang Piala Dunia Antarklub 2017.

Bagi Madrid, gelar juara di Piala Dunia Antarklub terasa sangat spesial karena menjadi trofi kelima yang diraih dalam satu tahun kalender. Sebelum menjadi kampiun Piala Dunia Antarklub 2017, Madrid sudah meraih piala di ajang Liga Champions, La Liga, Piala Super Eropa, dan Piala Super Spanyol.

Keberhasilan tersebut rasanya memang perlu dirayakan, dan akan lebih spesial bila perayaan dilakukan bila mampu mengalahkan Barcelona. Namun kenyataan berbicara lain, tidak ada perayaan yang dilakukan para penggawa Madrid seusai pertandingan. Sergio Ramos dan kawan-kawan keluar lapangan dengan kepala tertunduk, setelah gawang mereka diberondong tiga gol tanpa balas oleh Barcelona.

Dominasi yang tak berbuah apa-apa

Dalam laga El Clasico jilid pertama di La Liga musim ini, Madrid sebenarnya memulai pertandingan dengan sangat baik. Los Blancos mendominasi permainan pada babak pertama, buktinya terlihat dari penguasaan bola Madrid yang mencapai 52 persen berbanding 48 persen milik Barcelona.

Faktor yang membuat Madrid mendominasi pertandingan di babak pertama adalah keberhasilan mereka menguasai lini tengah. Dalam pertandingan tersebut, Pelatih Madrid Zinedine Zidane menerapkan formasi dasar 4-1-3-2, dengan menempatkan Casemiro, Matheo Kovacic, Tony Kroos, dan Luka Modric di lini tengah.

Kovacic dan Casemiro tampil disiplin menjaga ke dalaman, keduanya tak memberikan sedikitpun cela bagi Andres Iniesta dan Paulinho bereksplorasi memberikan suplai bola kepada duet penyerang Lionel Messi dan Suarez. Messi yang kerap turun menjemput bola pun dibuat tak berkutik karena upaya penetrasi selalu bisa dipatahkan.

Modric dan Kroos pun tampil apik sebagai distributor bola. Keduanya lihai mengirim bola ke sektor sayap. Dominan Madrid melancarkan serangan dari sisi sayap kiri, kombinasi Marcelo dan Cristiano Ronaldo membuat Gerard Pique dan kawan-kawan dibuat kewalahan meredam alur serangan Madrid.

Sepanjang babak pertama, Barcelona dipaksa fokus pada lini pertahanan. Saat memiliki kesempatan menyerang, Barcelona cenderung tidak sabaran untuk membongkar pertahanan Madrid. Mereka memang membangun serangan dari belakang dengan umpan pendek. Namun saat memasuki area tengah lapangan, Barcelona sering melepaskan umpan langsung untuk membongkar rapatnya pertahanan Madrid yang langsung membentuk pertahanan berlapis sejak area tengah lapangan.

Secara keseluruhan, pada babak pertama Madrid benar-benar mendominasi permainan. Bahkan Los Blancos memiliki kesempatan unggul di menit kedua, setelah sundulan Cristiano Ronaldo merobek jala gawang Marc Andre Ter-Stegen. Sayang gol tersebut dianulir karena Ronaldo telah berdiri dalam posisi offside. Setelah itu, Madrid terus mencecar pertahanan Barcelona, namun dari total sembilan tembakan yang dilepaskan tidak ada satupun yang berbuah gol.

Sementara Barcelona, meski lebih banyak ditekan namun bukan berarti mereka tidak memiliki peluang. Ada empat tembakan yang dibukukan Iniesta dan kawan-kawan, dua di antaranya tergolong peluang emas yang diciptakan Paulinho.

Perubahan permainan Barcelona di babak Kedua

Pada babak kedua, Barcelona merubah permainan. Blaugrana tampil lebih berani menguasai bola, mereka juga cenderung bersabar untuk menemukan celah yang bisa dimanfaatkan menembus pertahanan Madrid.

Pola permainan tiki-taka ala Barcelona terlihat begitu cair, hingga mampu memecah barikade pertahanan Madrid yang rapat. Entah karena panik atau terlalu bernafsu melancarkan serangan balik, sebab saat satu pemain Barcelona menguasai bola, dua sampai tiga pemain Madrid langsung melakukan pressing.

Tentu saja hal tersebut menciptakan ruang-ruang kosong yang bisa dimanfaatkan pemain Barcelona melakukan pergerakan tanpa bola.Hasilnya pada menit 54 Barcelona bisa memecah kebuntuan melalui Luiz Suarez.

Gol Suarez terjadi karena adanya ruang kosong yang ditimbulkan setelah pressing ketat Madrid di jantung pertahanan Barcelona yang gagal membuahkan hasil. Sergio Busquets yang dikawal tiga pemain Madrid memberikan bola kepada Rakitic.

Pemain Madrid yang terlambat turun membuat Rakitic leluasa menggiring bola hingga area luar kotak penalti Madrid. Sebenarnya Kovacic yang posisinya dekat dengan Rakitic bisa saja menghentikan laju pemain asal Kroasia itu, namun Kovacic kala itu juga sedang mengawal Messi yang tak mungkin ia lepaskan.

Kovacic lebih memilih mengawal Messi, dan membiarkan Rakitic terus melakukan penetrasi. Setelah memasuki area luar kotak penalti Madrid, Rakitic memberikan bola kepada Sergi Roberto, Sergi langsung memberikan bola kepada Suarez yang berada dalam posisi bebas. Tanpa ampun penyerang asal Uruguay itu menceploskan bola ke gawang Keylor Navas.

Sepuluh menit kemudian Barcelona mampu menggandakan keunggulan melalui eksekusi penalti Messi pada menit 64. Proses terjadinya penalti bermula dari serangan balik cepat Barcelona yang gagal diantisipasi para pemain Madrid.

Lionel Messi memberikan umpan terobosan kepada Suarez yang berada dalam posisi bebas di kotak penalti Madrid. Suarez menceploskan bola yang tak lagi bisa dihadang Navas. Namun saat bola akan masuk ke gawang, Dani Carvajal malah menyapu bola dengan tangannya. Tanpa ampun wasit langsung memberi penalti kepada Barcelona dan Carvajal diusir wasit.

Tertinggal dua gol dan bermain dengan 10 pemain membuat Madrid berada dalam posisi sulit. Zidane mencoba merespon dengan memasukkan Nacho menggantikan Benzema untuk memperkuat lini pertahanan setelah Carvajal diusir wasit. Gareth Bale dan Marco Asensio pun dimasukkan, keduanya menggantikan Kovacic dan Casemiro.

Grafis passing Real Madrid (kiri) dan Barcelona (kanan). Sumber: Squawka

Masuknya Bale dan Asensio memang menambah daya gedor Madrid, sejak menit 70 Los Balncos kembali mendominasi serangan. Tapi efektifitas serangan Madrid menjadi kendala, karena dari sekian banyaknya peluang yang didapat tak ada satupun yang berbuah gol. Faktor gemilangnya penampilan Ter-Stegen juga turut memengaruhi kesulitan Madrid untuk mengejar ketertinggalan.

Madrid yang terlalu asyik menyerang kembali kebobolan setelah Aleix Vidal yang baru satu menit masuk ke lapangan mencetak gol usai mengonversi umpan silang Messi.

Komentar